Langit mulai senja, menggantikan terik matahari yang kini tengah tenggelam di ujung barat. Semua murid baru saja selesai mengikuti ekskul yang diadakan oleh sekolah. Jeno baru saja selesai mengikuti kelas renang. Tubuhnya terasa lebih segar setelah terkena air, setelah berganti seragam ia memutuskan pulang.
Haechan, udah pulang belum ya?
Mau nyusulin ke gedung padus, tapi gue gengsi njir.
"Jeno." Panggil pemuda yang tengah menenteng slingbang camera.
"Jaemin, kenapa?"
"Mau ngajak lo pulang bareng."
"Oh, gue mau tanya. Gedung padus udah kosong?"
"Tadi gue lihat sih iya. Cuman ada 3 orang. Udah sepi."
"Lo lihat Haechan?" Cicit Jeno.
"Nggak... Mungkin dia udah pulang."
"Ah gitu..." Jeno mengusap tengkuknya, dia takut Jaemin mencurigainya.
"Jen, ada sesuatu yang bikin gue ganjel selama ini."
Jeno mengubah ekspresinya seolah bertanya 'kenapa?'
Jaemin mencium sudut bibir Jeno, "gue suka sama lo, Jen."
"Maaf, kalau lo kaget. Gue cuman mau bilang itu aja sih. Biar lega." Sambung Jaemin setelah kecupannya berakhir.
"Wah, bajingan lo Jen!"
Bugh
Jeno tersungkur ke tanah setelah mendapat bogeman manis dari Mark.
"Mark! Lo ngapain?!" Teriak Jaemin marah.
Seperti tidak mendengarkannya, Mark memilih menduduki perut Jeno lalu memukulnya tanpa ampun.
Bugh
Bugh
Jeno merasakan nyeri di wajahnya, kepalanya juga pusing karena mendapatkan pukulan berkali-kali.
"MARK! STOP!" Haechan menarik tangan Mark untuk menjauh dari saudara tirinya.
Jaemin membantu Jeno berdiri,
"Jen, Jen. Lo gapapa?" Tanya Jaemin cemas.
"Bajingan lo, Jen. Mepet semua yang gue suka. Gue suka sama Jaemin, kenapa lo tetep deketin dia? Mata lo buta?" Teriak mark marah hendak memukul Jeno lagi.
Kegaduhan itu mengundang beberapa siswa lain untuk menonton perkelahian keduanya. Haechan masih memegangi kuat tangan Mark.
"Lepas! Gue mau bikin dia kapok." Mark menghempaskan tangan Haechan tetapi haechan tidak tinggal diam, dia memeluk mark dari belakang agar pemuda itu berhenti memukul Jeno.
"Kenapa harus Jaemin? Hidup lo nggak bahagia sampai ngerampas punya orang?!"
"Mulut lo dijaga ya! Gue selama ini diem bukan berarti gue takut sama lo, Mark!"
"Oh gitu, ayo kalau berani sini pukul!"
"Mark! Stop! Bentar lagi lo mau lulus, jangan cari masalah!" Teriak Haechan.
"Jeno nggak salah. Gue suka sama Jeno. Lo nggak ada hak buat nyakitin dia!" Jaemin menarik kerah Mark.
Manik tajam itu memanas, menatap pemuda bermarga Na itu dengan senyuman miring.
"Setelah semua gue lakuin buat lo Na, ini balesan lo ke gue?"
"Pergi. Kalau lo cuman mau cari keributan sama Jeno, lebih baik lo pergi."
"Lo yakin nyuruh gue pergi?"
"Iya. Kalau lo mau ngomong sama gue. Dinginin dulu pikiran lo."
"Ck, lo nyuruh gue pergi kan? Ok. Thanks." Mark pergi menahan malu dan juga kemarahan di dalam dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Puzzle Piece | Nohyuck✔
FanficAku merasakan kekosongan pada dunia yang aku tuju, dan entah bagaimana kau telah menjadi segalanya bagiku. Potongan puzzleku yang hilang... ❝ʏᴏᴜ'ʀᴇ ᴍʏ ᴍɪssɪɴɢ ᴘᴜᴢᴢʟᴇ ᴘɪᴇᴄᴇ❞ Warn; Bxb #1 Jendong [200820]