Hari pertama

3 0 0
                                    

Senin, 07:30 

Regina, gadis cantik yang kini sudah menginjak semester 6 itu melangkahkan kakinya keluar ruangan. Menyusuri apartemen baru yang kini akan menjadi tempat tinggalnya setahun lagi. Regina bahkan tidak yakin apakah dia akan bertahan selama 1 tahun atau mungkin hanya beberapa bulan. 

Sebenarnya apartemen tersebut bukanlah miliknya, melainkan milik suami barunya yang sejak tadi pagi tidak terlihat batang hidungnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenarnya apartemen tersebut bukanlah miliknya, melainkan milik suami barunya yang sejak tadi pagi tidak terlihat batang hidungnya. Apartemen dengan design mewah dan cukup luas itu memang sangat nyaman, akan tetapi jika harus tinggal dengan pria asing yang sangat Regina tidak suka tidak akan ada artinya. 

Salahkan almarhum kakeknya yang membuat perjanjian bodoh dengan kakek Jaehyun, nama suaminya. Bagaimana bisa mengorbannya cucu kesayangannya, cucu perempuan satu-satunya di keluarganya untuk dinikahi pemuda berusia 28 tahun. Bahkan rasanya Regina sedang menikahi teman kakaknya sendiri. Sungguh terpaut jauh usia keduanya. Membayangkan betapa pria dingin itu bahkan belum mengajaknya berbicara sama sekali sejak pernikahan mereka kemarin siang.

"Mau kemana?" Suara berat itu mengagetkan Regina, lantas membuatnya menoleh ke mini pantry di sisi kirinya. 

"Kampus." Jawabnya singkat, kembali melangkahkan kakinya hingga suara berat itu kembali menginterupsi kegiatannya kembali.

"Lebih baik kamu di rumah,"  

"Apa kata orang jika melihat pengantin baru berkeliaran di kampus sehari setelah pernikahannya."  Lanjut Jaehyun lagi ketika melihat ekspresi Regina yang ingin melayangkan protes. 

"Kata orang? emangnya siapa yang tau tentang pernikahan gila ini selain keluarga inti lo dan keluarga inti gue? ada? ngga ada kan? jadi mau gue ke kampus juga bukan urusan lo. Ngga usah ikut campur deh." 

Kali ini Jaehyun hanya bisa menghela nafas dan membiarkan istri baru yang kemarin siang dia nikahi membanting pintu apartement dengan keras.  Sedangkan dirinya memilih melanjutkan membuat toast dan menyeduh kopi. Kemudian duduk sembari menikmati pagi harinya. Jarang-jarang dirinya memiliki waktu luang seperti hari ini. Biasanya dirinya sudah disibukkan oleh serentetan jadwal meeting dan tumpukan berkas.

"Dimana mobil gue?" 

Keheningan Jaehyun dibuyarkan oleh istrinya, melihat Regina yang kini sudah berdiri masih dengan tatapan marahnya, bahkan terlihat lebih marah dibandingkan saat Jaehyun melarangnya ke kampus beberapa menit lalu. Tangannya sudah mengepal, pipinya sedikit menggembung,  seperti minta penjelasan atas hilangnya mobil yang biasa Regina gunakan. 

Jaehyun tersenyum tipis. Kemudian beranjak dari duduknya dan menghampiri istrinya itu. 

"Lebih baik kamu duduk, ada hal-hal yang harus saya bicarakan." Setelahnya Jaehyun pergi ke ruangan yang berada di sebelah kamar tidur mereka. 

Regina hanya menghela nafas panjang. Membuang sisa-sisa amarahnya yang sedari tadi ia tahan. Mukanya tidak boleh berkerut. Bagaimana bisa model seperti dirinya membiarkan kerutan halus menyambutnya pagi ini. Jangan sampai pernikahan bodoh ini merusak wajah cantiknya. Dengan terpaksa Regina tarik ujung bibirnya sembari memberikan pijatan kecil pada ujung-ujung bibirnya.  


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Tidak lama setelah Regina duduk, Jaehyun terlihat keluar dari ruangan tersebut, ruangan yang Regina bahkan juga tidak tahu digunakan untuk apa. Jaehyun berjalan menghampiri Regina sembari membawa kertas dan pulpen. Kemudian duduk di sebelah Regina, tatapannya begitu tenang, membuat Regina menatap pria itu dengan was-was. 

"Apa mau lo?" Tanya Regina curiga, sedangkan Jaehyun meletakkan kertas HVS dan pulpen yang ia pegang di atas meja. 

"Ayo, kita buat kesepakatan."

The BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang