2

1 0 0
                                    

Sudah 2 jam sejak kesepakatan antara dirinya dan sang suami barunya dibuat. Kini Regina hanya bisa merebahkan dirinya di sofa yang ada di ruang tengah apartemen tersebut sembari memainkan ponsel dan mengabari teman-temannya bahwa hari ini dirinya tidak bisa pergi ke kampus karena ada urusan mendadak.

Sedangkan Jaehyun, entahlah pria itu belum juga keluar dari kamar mereka. Entah apa yang pria itu dilakukan di dalam kamar, yang penting peraturan pernikahan sudah dibuat dan hal itu membuat Regina sedikit lega karena pria itu tidak akan menyentuh barang maupun privasi dirinya. Toh, semalam mereka juga sudah membuat kesepakatan kecil untuk membatasi tempat tidur mereka.

Regina menoleh mendengar derap langkah Jaehyun yang kini masih dibalut piaya tidurnya semalem namun harum semerbak dengan aroma citrus menyerbak ke ruangan tengah apartemen tersebut, jangan lupakan rambutnya yang masih basah, sepertinya pria itu baru saja mandi.

"Kamu tidak makan?" Tanya Jaehyun sembari membuka lemari pendingin yang ada di pantry. Sebelum menempati apartemen yang dia beli dengan uangnya sendiri memang Jaehyun sudah memerintahkan orang kepercayaannya untuk mengisi lemari pendinginnya. Jadi tidak heran jika lemari pendingin tersebut terisi berbagai macam makanan dan cemilan.

"Gue ngga bisa masak." Jawab Regina singkat. Kemudian membalik tubuhnya menjadi tengkurap, menatap Jaehyun yang sedang membungkuk dan mencari bahan-bahan di kulkas. Apa pria itu akan memasak? memangnya pria itu bisa? Regina tidak yakin apakah Jaehyun bisa memasak, mengingat jabatan dan ucapan ringan yang keluar dari mulut tipis pria itu tadi pagi mengenai mobil dan ATM.

"Saya mau bikin pasta, kamu mau?"

"Lo bisa masak?" Tanya Regina dan hanya dijawab anggukan oleh Jaehyun. Kemudian terlihat pria itu menata bahan-bahannya di meja. Dilanjutkan dengan mengambil pan yang ada di bawah lemari. Sedangkan Regina tidak peduli, Ia memilih untuk mengubah posisinya menjadi telentang kembali walaupun tidak lama perutnya melayangkan protes karena dari kemarin sore belum terisi apapun..

Regina sebenarnya masih kesal karena tidak bisa ke kampus dan bertemu teman-temannya, minimal dirinya akan sedikit terhibur dan sejenak melupakan tentang hidupnya setahun kedepan yang akan dilalui nya dengan Jaehyun.

"Bangun." Perintah Jaehyun yang kini sudah duduk di dekat kaki Regina. Sambil meletakkan 2 buah piring berisi pasta yang masih mengeluarkan asap.

"Gue mau setahun lagi kita bercerai." Kata Regina sembari bangun dari tidurannya dan berganti posisi menjadi duduk. Menatap 2 porsi pasta di hadapannya. "Gue ngga mau cita-cita gue terkubur sia-sia hanya karena perjodohan sialan ini. ngerti?"

"Siapa juga yang mau nikah sama kamu." Jawab Jaehyun tak kalah ketus. Memangnya siapa yang mau berurusan dengan perempuan gila macam Regina. Baru juga sehari, bahkan belum ada 24 jam mereka bersama tapi sudah marah-marah tidak jelas dan melayangkan gugutan cerai secara lisan. Jika bisa Jaehyun sebenarnya ingin sekali membatalkan perjodohan gila ini.

"Bagus. Itu jawaban yang gue mau"

Jaehyun tidak peduli dan lebih memilih menghabiskan pastanya. Sedangkan Regina ikut mengambil sendok dan mencoba memasukkan pasta buatan Jaehyun ke dalam mulutnya karena perutnya sudah tidak sabar.

.

.

"Re.."

"Regina.." Panggil Jaehyun lagi sambil menggoyangkan badan perempuan di hadapannya tersebut. Ponsel Regina berdering sedari tadi, sedangkan sang pemilik ponsel tertidur pulas di tempat tidur. Jaehyun sudah memanggil nama Regina berulang kali namun tidak ada sautan sama sekali.

Helaan nafas keluar dari mulut Jaehyun. Diambilnya barang pipih di atas meja nakas sebelah Regina.

"Halo"

..........

"Regina?" Tanya Jaehyun dengan orang di seberang sana sembari menatap wanita yang kini masih pulas tidur di tempat tidur.

...........

"Nanti akan saya sampaikan."

..........

"Sama-sama." Setelah mengucapkan kalimat tersebut Jaehyun kembali meletakkan ponsel pintar itu di atas nakas, kemudian mengambil macbook miliknya dan berjalan keluar kamar.



"COWOK SIALANNN, BRENGSEKK"

Pekikan dengan suara nyaring menghiasi suasana sore hari di apartemen mewah yang berada di lantai 7 tersebut. Regina keluar dari kamar, mencari-cari sosok Jaehyun sejak terbangun dari tidur siangnya.

"JUNG JAEHYUNNN"

Lagi dan lagi teriakan itu terdengar dari pita suaranya. Otot pada lehernya bahkan ikut mencuat, menampilkan betapa teriakan tersebut benar-benar sangat kencang.

"Ada apa" Tanya Jaehyun santai yang kini berdiri di ambang pintu yang berada di sebelah kamar mereka. Dengan cepat Regina menghampiri pria itu, melayangkan pukulan keras pada dada sang suami.

"LO- HHh" Ucapannya tercekat. Tangannya ditahan kuat oleh tangan kekar milik Jaehyun. Nafasnya terhenti. Rasanya semua amarahnya meledak sekarang. "GUE BENCI SAMA LOE. PERSETAN DENGAN PERJANJIAN YANG KITA BUAT. GUE MUAK!!"

Sekali lagi amarahnya mencuat, kali ini tidak bisa Regina bendung lagi. Semua sumpah serapah rasanya ingin ia keluarkan jika saja tenaganya tidak kalah besar dari pria di hadapannya itu.

Sedangkan Jaehyun tidak ingin kalah, merasa dirinya tidak melakukan kesalahan apapun. Padahal dirinya sedari tadi diam menyicil pekerjaan kantornya tapi tiba-tiba dihantam pukulan keras dari perempuan kecil dan gila di hadapannya. Sangat tidak sopan, seperti wanita urakan.

Jaehyun melepas kasar tangan kecil Regina. Menatap dingin perempuan itu, tidak kalah dingin dan marahnya dengan tatapan Regina. Mulai hari ini Regina bahkan berjanji pada dirinya sendiri, perjanjian yang mereka buat tadi pagi hanyalah bualan semata dan mulai sekarang Regina akan membuat Jaehyun sebagai musuh terbesarnya.

 Mulai hari ini Regina bahkan berjanji pada dirinya sendiri, perjanjian yang mereka buat tadi pagi hanyalah bualan semata dan mulai sekarang Regina akan membuat Jaehyun sebagai musuh terbesarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang