Sashe 2 ✔

1 0 0
                                    

"Tumben pas sarapan tetep belajar, udah sadar kalo bodoh? Bagus lah" celetuk Angel.

Saat ini keluarga Sarniah tengah sarapan sebelum mereka melakukan aktivitas seperti biasa, memang Sarniah kini tengah memakan sarapannya diselingi dengan membaca bukunya.

"Olimpiade" balas singkat Sarniah dengan pandangan yang tidak berpaling dari buku.

"Uhuk uhuk"

Angel tersedak mendengar jawaban Sarniah, kaget.

"Apa! Kamu mau olimpiade. Kamu kasih apa ke gurumu kok bisa milih kamu buat ikut olimpiade. " ucapnya meragukan kemampuan Sarniah.

Sarniah hanya mengedikkan bahunya, tanda ia tak mau menjawab bahkan malas untuk membahas ini di paginya. Takut perlakuan Angel akan merusak moodnya.

"Kalo ada orang ngomong itu dijawab, jangan mendadak bisu apa lagi yang ngomong itu Ibu kamu. " hardik Reza.

"Ralat, Ibu tiri" balas Sarniah dengan menekan 2 kata terakhir dan setelah itu pun ia beranjak dari meja makan dan berangkat menuju sekolahnya.

Butuh waktu 10 menit untuk sampai di sekolahnya, ia menyusuri jalan menggunakan motornya dengan santai karena memang ia berniat untuk berangkat lebih pagi dari biasanya. Dan benar saja sesampainya di sekolah belum ada satupun murid yang berangkat kecuali dirinya, ia pun memikirkan motornya seperti biasa.

"Ehh Neng tumben berangkatnya esuk banget" celetuk salah satu penjaga sekolah yang sedang berada di pos satpam.

*Esuk = pagi.

"Eh iya Mang, sengaja karena mau piket juga" respon Sarniah sembari tersenyum hangat ke penjaga sekolah tersebut.

"Ya udah ya Mang, saya permisi dulu. " pamit Sarniah dan kembali tersenyum sebelum beranjak dari sana. Penjaga sekolah yang dipanggil 'Mang' itu pun menanggapinya dengan anggukan dan juga membalas senyuman hangat Sarniah.

Sesampainya di kelas ia merasakan sakit seperti biasa, perih dan juga pening karena kejadian kemarin. Saat ini lah baru ia rasakan, namun ia justru mengambil buku dan mulai belajar lagi tanpa memperdulikan rasa sakitnya. Kurang dari 3 hari olimpiade itu akan dimulai dan diselenggarakan di Ibukota, Jakarta.

"Kapan ya gw punya sahabat di samping gw lagi" gumam Sarniah di sela-sela ia mengerjakan lembaran soal latihan.

Hingga tak sadar bahwa suasana sekolah mulai ramai oleh murid-murid yang baru datang, tau jika jam sudah menunjukkan pukul setengah 6 ia pun keluar kelas untuk menuju perpustakaan.

"Panggilan untuk siswi bernama Sarniah Quiren Angridipta, untuk segera ke ruang guru, sekarang. " tak hanya Sarniah yang mendengar suara barusan, melainkan satu sekolah mendengarkan hal itu.

Banyak yang bertanya-tanya karena apa dan kenapa Sarniah dipanggil ke ruang guru sepagi ini. Namun tak lama kemudian terlihat Sarniah berjalan menuju ruang guru dengan tangan yang membawa sejumlah buku yang baru saja ia pinjam dari perpustakaan sekolah.

'Tok tok tok'

"Permisi" ucap Sarniah seraya membungkuk hormat kepada guru-guru yang saat ini sudah berada di ruang guru dengan berbagai kegiatannya.

Setelah ia di persilahkan masuk, ia pun masuk masih dengan posisi menunduk. Karena itu lah salah satu attitude murid kepada guru.

"Ada apa ya Pak? " tanya Sarniah saat sudah dipersilahkan duduk oleh salah satu guru di sana.

"Kerjakan soal ini disini. " ucap sang kepala sekolah seraya memberikan beberapa kertas yang berisi latihan soal untuk olimpiade nanti.

"Mulai hari ini dan sampai olimpiade itu dimulai, selama kamu di sekolah kamu bakal di bimbing sama dia" ucapnya lagi seraya menunjuk seseorang yang sedang duduk tepat di sampingnya.

SASHEWhere stories live. Discover now