"Kali ini apalagi?" Ujar si sulung─ Uchiha Ken sambil bersedekap dada saat melihat kerah baju si bungsu di angkat oleh adik pertamanya.
Terkadang Ken heran, Menma dan Boruto itu kembar hanya warna rambutnya saja yang berbeda. Rambut Menma berwarna hitam, dan Boruto berwarna kuning cerah.
Bukan itu yang membuatnya heran, tapi tinggi badan mereka. Kalau di lihat-lihat memang Boruto termasuk pendek di antara anak lain, bahkan dengan anak perempuan yang sepantaran nya itu masih tinggian anak perempuan itu.
Ken sempat khawatir, bahkan pernah bertanya saat sedang bersama Ayah dan ibu nya. Hanya bertiga karena si kembar sedang tidur siang.
Awalnya ia tak mendapat jawaban karna wajah Naruto langsung memerah, sedangkan Sasuke tertawa kecil. Sasuke bilang padanya bahwa itu keturunan dari Naruto, karna saat mereka masih genin bahkan Sakura lebih tinggi dari Naruto.
Setelah mendapat jawaban itu, Ken mengangguk dan bernafas lega. Takut jika adiknya kekurangan gizi.
"Lepaskan Baka Menma!" Lamunan Ken buyar, dia melihat Boruto berontak tak terima di perlakukan seperti kucing.
Menma melepaskan Boruto dan memukul kepala adiknya dengan sayang.
"Panggil aku kakak, bodoh! Aku lebih tua dari mu," Boruto meringis sambil mengusap kepalanya.
"Kita kembar!"
"Tapi aku yang di angkat duluan oleh bibi Sakura," Kali ini Menma berujar dengan nada datar, ya emang setiap ngomong nadanya selalu datar sih.
"Apa?! Apa itu cara menentukan siapa yang lebih tua?" Tanya Boruto dengan polos.
"Hn."
"Kalau begitu aku akan tanya mama siapa yang di angkat duluan," Boruto berlari dengan gaduh ke dalam.
Emang rusuh bocah satu ini.
Ken hanya menggelengkan kepalanya, sikap keduanya sangat bertolak belakang. Jika Boruto sangat hiperaktif, maka Menma sangat pendiam, tak banyak bicara dan terkesan dingin.
"Masuklah, Menma. Sepertinya ayah akan pulang sebentar lagi." Menma mengangguk dan berjalan masuk ke dalam.
•••
"Ibu! Aku ingin makan rameeennn." Naruto yang sedang memasak makan malam menoleh ke si bungsu.
"Tidak ada ramen hari ini cebol." Itu suara Menma.
Boruto merengut tak suka, dia menatap Naruto untuk memastikan apa yang di katakan Menma tidak benar.
Sedangkan Ken hanya melihat mereka dengan tenang, pemandangan ini sudah biasa terjadi sejak Boruto memakan ramen dulu.
Berbeda dari Menma yang 90% sikapnya mirip Sasuke dan Boruto yang 90% sikapnya mirip Naruto. Ken memiliki kepribadian yang tenang.
Meskipun wajahnya terlihat datar tapi itu tidak membuatnya terlihat dingin seperti Sasuke. Singkatnya begini, tampilan luar nya seperti Sasuke, tapi tampilan dalam nya sama seperti Naruto.
"Ibu tidak asik! Aku ingin ke papa saja." Boruto mengerucutkan bibirnya saat tau bahwa menu malam ini bukan ramen.
"Kemari, otouto. Ayah belum pulang." Tangan Ken melambai menyuruhnya duduk di dekatnya.
"Tidak, ayah sudah di depan pintu." Boruto berlari kecil untuk menyambut kedatangan Sasuke. Mereka sedikit bingung mendengar ucapan Boruto, tapi Naruto dan Ken sepertinya memikirkan hal yang sama. Tipe sensor.
"Tadaima." Ucap Sasuke sambil membuka pintu rumahnya. Dia melepas sepatu nya dan menaruh nya di rak.
"Okaeri, papa!" Boruto menyambut Sasuke dengan senyum lebarnya. Sasuke tersenyum kecil, rasa lelahnya tiba-tiba saja menghilang setiap ia bersama keluarga kecilnya.
"Papa terlihat semakin tampan!" Sasuke menaikkan sebelah alis nya mendengar ucapan si bungsu.
"Kau menginginkan sesuatu?"
"Rame─"
"Okaeri ayah/Suke." Ujar Ken, Menma, dan Naruto memotong perkataan Boruto.
"Tidak ada ramen untuk hari ini, Boruto. Kau bisa sakit jika memakan ramen terus." Ujar Naruro sambil berjalan menghampiri Sasuke.
Ah, Sasuke mengerti. Si bungsu meminta ramen, yah.. mendengar Naruto berucap seperti itu membuatnya gemas. Bukan kah dia seperti menceramahi duplikatnya sendiri?
"Hn, kau tak boleh sering-sering makan ramen." Boruto membuang muka, dia berjalan ke arah Ken yang berada di dekat Menma.
Saat ingin berbalik, badan Boruto di tahan oleh Ken dan kepalanya yang di pegang oleh Menma agar dia tak menoleh ke tempat kedua orang tuanya.
"Apasih?! Kenapa aku di tahan begini!?" Teriak Boruto tak terima.
Mendengar teriakan Boruto membuat Sasuke yang sedang mencium bibir Naruto itu melepas ciuman nya.
"Baka teme!" Gumam Naruto kesal dengan wajah merah. Malu, bisa-bisa nya Sasuke menciumnya di depan anak-anak nya.
"Haah.. Ayo kita ke dalam, otouto." Ken mengajak Boruto dan Menma ke dapur, meninggalkan kedua orang tua nya.
•••
"Apa kalian punya suatu impian?" Tanya Naruto menatap ketiga anak nya yang sedang makan.
"Ya... Kurasa." Gumam Ken pelan.
"Hn? Apa itu?" Tanya Sasuke penasaran.
"Hanya ingin melindungi desa ini." Naruto mengangguk dan tersenyum bangga pada Ken.
"Tentu saja kau harus." Ujar Sasuke sambil tersenyum kecil.
Matanya beralih pada Menma, Menma yang menyadari itu berdehem pelan. Meskipun usianya masih 5 tahun, pikiran nya bukan seperti bocah 5 tahun, seakan akan dia sudah dewasa.
"Aku ingin menjadi kuat."
"Mengapa?"
"Tak ada alasan khusus, akan sangat merepotkan jika aku tidak menjadi kuat tetapi memiliki adik bodoh dan ceroboh."
(read: Aku menjadi kuat untuk melindungi Boruto.)
Boruto yang sedang minum menyemburkan air nya, karna di sebrangnya adalah Menma itu membuatnya terkena semburan maut Boruto.
"UGH! Aku tidak bodoh dan ceroboh, baka Menma!" Pekik Boruto kesal.
Naruto, Sasuke dan Ken tertawa melihat itu. Menma memasang wajah kesal dan masam.
"Ya, ya. Terserah mu saja." Ujar Menma mengelap wajah nya dengan tissue.
"Bagaimana dengan Boruto? Apa sudah punya impian?"
"Eum! Aku ingin bisa makan ramen sepuaasnya seperti di mimpi ku!" Boruto berseru senang sambil tertawa lucu.
Perkataan nya sontak membuat yang lain tertawa kecil. Memang ada-ada jalan pikir bocah satu itu.
Malam itu, suasana rumah Uchiha-Uzumaki terlihat hangat. Siapapun yang melihatnya pasti iri karena melihat keluarga harmonis.

KAMU SEDANG MEMBACA
Boruto: Naruto Next Generation.
AksiIt's a BL! Beberapa part dari cerita ini ada yang melencang dari alur anime/manga yang asli ya guys, dan juga beberapa karakter ada yang OOC. I made this book just for fun. Boruto harem? mhm, maybe.. Semua karakter yang ada di book ini milik Mamash...