Di sebuah kantin indoor yang luas dan bersih, nampaklah dua mahasiswa dan dua mahasiswi tingkat sepuh tengah duduk bersama di sebuah meja. Posisinya tepat didekat tiang yang ditempeli kipas angin di atasnya.
Karina mengunyah pangsit udangnya pelan, dan hanya menatap datar ketiga kawannya yang kini mulai rusuh tak karuan.
Di grup chat kelas sedang heboh-hebohnya pemberitaan bahwa pembagian dosen pembimbing untuk tugas akhir sudah dirilis pihak fakultas. Jelas saja mereka penasaran kira-kira dapat siapa.
“Bu Sakura!” Chaewon yang sudah menemukan namanya berseru senang melihat siapa dosen pembimbingnya. “Gue dapet Bu Sakura eh! Kalian ada yang samaan gak kayak gue?”
“Gak akan ada yang samaanlah, orang tema skripsi kita pada beda semua.” jawab Beomgyu yang malah sibuk membaca komenan menfess tentang pelakor-pelakoran.
Proses pembagian dosen pembimbing itu sudah pasti disesuaikan dengan tema skripsi yang diangkat oleh masing-masing mahasiswa agar bidang ilmunya sejalan. Bukan sekedar cap cip cup seperti give away selebgram.
Chaewon mengangguk, baru keingatan. “Iya juga ya? Di antara kita berempat yang temanya samaan cuma gue sama Karina doang. Tumben lo pinter, Gyu?”
Orangnya sendiri pun merasa heran. “Iya ya? Kok tumben-tumbenan gue pinter? Hahaha...”
“Elo sama siapa emang, Gyu?” Soobin bertanya.
“Bentar.”
Meninggalkan sejenak postingan menfess itu, Beomgyu pun menggeser layar ponselnya sampai akhirnya dia melotot horor karena mendapat seseorang yang tidak diharapkan.
“DIH? GUE SAMA BU LISA COBAAA?!”
Soobin malah tertawa. “Bahagia banget lo dapet Bu Lisa.”
“BAHAGIA MUKA LO REMPAG! Ini musibah! Elo kayak gak tahu aja Bu Lisa itu orangnya kayak gimana? Dia itu perfeksionis, dan saking perfeksionisnya malah jadi nyusahin tahu gak?! Harus begini harus begitu, ribet!”
“Gue jadi curiga pembagian dospem itu ada campur tangan amal juga.”
“Ngomong aja sana lo sama botol kecap! Sebel gue!”
“HAHAHAHAHAHA...”
Beomgyu mendengus dan mengacak kasar rambutnya. Soobin malah terlihat bahagia di atas penderitaannya. Teman macam apa dia?
“Ah elah, mana kalau diskusi itu dosen suka ngajak ngomong pake bahasa Inggris lagi.”
Karina ikut tergelak lalu meninju main-main lengannya. “Nanti pas bimbingan lo malah ngang ngong ngang ngong sama dia, Gyu.”
“Nah, justru itu! Lo semua kan tahu sendiri gue oon banget di bahasa Inggris.”
“Ya udah, lo kan orang rantauan dari Karawang. Kalau Bu Lisa ngajak ngomong pake bahasa Inggris elo bales aja pake bahasa Sunda. Biar tambah ngalor-ngidul nantinya.”
Beomgyu langsung memberikan jempolnya kepada Karina. Apresiasi atas idenya yang sungguh cemerlang.
Chaewon hanya menggelengkan kepalanya. Heran, kenapa saran tak berfaedah Karina selalu dianggap Beomgyu sebagai sesuatu hal yang menakjubkan? Kedua orang itu pola pikirnya agak lain memang.
Kini ia beralih kepada sang pacar yang masih fokus mencari namanya di mana.
“Soobin, lo dapet siapa?”
“Bentar, Chae. Oh, ini gue sama Pak Hoseok.”
“Pak Hoseok yang suka nyengir itu?”
“Iya, Chae. Pak Hoseok yang mana lagi emangnya?”
“Elo-elo itu kenapa sih nasibnya pada bagus banget?!” rupanya Beomgyu masih ngenes perkara dapat Bu Lisa. “Pak Hoseok itu ramahnya keterlaluan, friendly banget. Pasti asyik itu bimbingan sama dia. Bu Sakura juga.”
Soobin menyeletuk. “Ya udah sih itu derita lo. Sirik banget jadi orang.” lagi-lagi tawa mengejeknya mengudara, dan alhasil Beomgyu semakin merasa sengsara.
Lantas mereka pun melanjutkan makan yang tadi sempat terjeda, sampai akhirnya sadar bahwa Karina belum ditanya.
“Rin? Dospem lo siapa?” tanya Chaewon mewakili dua kepala lainnya. Sementara yang ditanya tetap fokus menggulung mie pakai sumpit kemudian melahapnya.
“Gak tahu.”
Ketiga orang itu mendatarkan wajah. Sudah hampir delapan semester bersama-sama, Karina tetap menjadi manusia yang kelewat santai dan bodo amatan. Tapi anehnya walaupun begitu IPK-nya tidak pernah dibawah 3.
“Belum lo cek emang?” tanya Soobin yang kembali membuka link tadi, malah jadi ia yang panasaran.
Karina mengangkat sumpitnya. “Mie kuah pangsit ini lebih menarik ketimbang ngecek hal kayak gituan. Lagian gue belum minat skripsi-skripsian. Ngajuin tema sama judul juga cuma asal-asalan doang, biar gak diteror terus sama dosen mata kuliah Metodologi Penelitian.”
Soobin menunjukkan layar ponselnya. “Pak Yeonjun, Rin.”
Karina menyipitkan matanya membaca sederet nama tersebut. Ia pun mengangguk-anggukkan kepalanya santai lalu dengan cuek lanjut mengunyah for better life.
“Oh, Pak Yeonjun. Oke oke. Lumayanlah.”
Reaksi tersebut membuat ketiga temannya saling tatap karena mereka tidak tahu Pak Yeonjun itu yang mana. Killer atau tidak? Tua atau muda? Entahlah? Namanya juga terdengar asing, dan kuat dugaan kalau yang bersangkutan adalah dosen baru di sini.
“Dilihat dari namanya sih kayaknya gantengan gue daripada dia.” ujar Beomgyu sambil haha hehe kepedean. “Iya gak?” tanyanya sambil menyiku-nyiku lengan Karina.
Karina menoleh padanya. “Ngapain jadi lo nanya ke gue? Ya mana gue taulah?! Kan bimbingannya juga belum, gimana sih?”
Jawaban ngegas itu sontak saja membuat Chaewon dan Soobin menghembuskan nafas lelah. Mereka kira Karina sudah tahu beliau itu yang mana? Tapi ternyata? Ah, sudahlah.
“Kalau gak tahu ngapain lo ngangguk-ngangguk?”
“Ya terserah gue, Gyu! Kepala-kepala gue, masalah buat lo?”
“Udah kayak komputer eror aja lo. Input apa output apa.”
“Hehehe...”
“Itu bukan pujian! Malah haha hehe lagi.”
“Hehehe...”
“Ya Tuhan.”
Beomgyu mengusap dada ratanya, lalu sengaja menadahkan kedua tangannya ke udara hendak memanjatkan doa.
“Dear, Pak Yeonjun... Saya tidak tahu siapa Anda dan di mana Anda sekarang. Tapi semoga saja nanti Anda tidak terkena hipertensi atau stroke ringan karena harus membimbing teman saya hingga wisuda. Amiiinnn...”
Karina malah ikut-ikutan. “Amiiinnn...”
.
.
.
#yeonjun #karina #yeonrina #aespa #txt #aestxt #heartfox
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Dosen || YeonRina [SLOW UPDATE]
Romance[YEONJUN x KARINA] Menurut Karina, Yeonjun itu cerewet dan banyak aturan. Sedangkan menurut Yeonjun, Karina itu ceplas-ceplos dan menyebalkan. Tapi ujung-ujungnya mereka menikah. "Bapak itu menghambat saya!" "Bapak, bapak! Saya bukan bapak kamu, Kar...