🦊 23 💙

1K 60 5
                                    

Yakinlah bahwa setelah badai itu akan selalu ada pelangi yang indah.

Ungkapan tersebut rasanya cocok untuk menggambarkan kondisi hubungan mereka saat ini.

Yeonjun duduk selonjoran di atas ranjang, bersebelahan dengan Karina yang rebahan dengan selimut menutupi sekujur badan.

Dengan telaten ia merendam handuk kecil menggunakan air hangat dalam panci, lalu memerasnya dan meletakkannya ke atas dahi sang istri.

“Cepat sembuh ya.”

Kedua manik mata Karina melirik ke atas begitu kompresan tersebut menutupi dahinya. Dia tersenyum cantik dan lagi-lagi membuat suaminya gemas.

“Makasih banyak, Pak. Maaf saya jadi istri ngerepotin terus kerjaannya.” ujarnya dengan suara lembut yang ramah di telinga.

“Nggak, kamu gak ngerepotin.” Yeonjun memiringkan posisi duduknya dan mulai membelai kepalanya. “Saya sayang sama kamu, Karina. Sayang banget.”

“Saya juga sayang banget sama Bapak.”

I love you, My Wifey.”

I love you more, My Hubby.”

Setelah mengatakan itu keduanya kompak membuang pandangan sambil cengar-cengir sendiri. Bahkan wajah Yeonjun sampai merah padam karena malu campur geli.

Namun hati tidak bisa dibohongi. Walaupun terasa cringe, tapi mereka bahagia sekali. Maklum saja, baru pertama kali bisa lope-lopean begini.

“Oh iya, Pak. Bisa nggak mulai dari sekarang kita ngomongnya pake aku-kamu aja? Jangan pake saya, formal banget jadinya.” pinta Karina sambil kembali menatap suaminya.

Yeonjun setuju. “Boleh. Tapi kamu juga jangan manggil saya Bapak dong. Kan saya udah bilang, saya itu bukan Bapak kamu.”

“Baru aja dibilangin, masih saya saya aja ngomongnya.”

“Eh iya lupa. Aku bukan Bapak kamu, Karina. Aku ini suami kamu.”

“Hehehe... Iya iya, manggilnya Mas.”

“Nah, gitu dong.”

“Mas Yeonjwuuunnn...”

“Apa, Sayaaang...”

Panggilan tersebut terucap untuk yang pertama kalinya. Karina salah tingkah. Dia pun menarik selimut sampai menutupi wajah, kemudian berguling-guling tak jelas sambil kakinya menendang-nendang.

Rasanya seperti ada ribuan kupu-kupu yang menggelitiki perutnya. Kasmaran parah.

“Kamu kenapa?” tanya Yeonjun setengah tertawa melihat istrinya tantrum di atas ranjang.

Karina bangkit terduduk dan menangkup kedua pipinya yang merona. Tubuh lemasnya mendadak kembali bertenaga. The Power of Love sedahsyat ini ternyata.

“Nggak.” balasnya berusaha biasa.

Namun belum sempat reda deru nafasnya yang berantakan, Yeonjun malah merangkak mendekatinya. Seringaiannya membuat deg-degan, jangan-jangan suaminya ini mau mengajaknya berhubungan ranjang?

OH MY GOD!

“Karina?”

“I-iya?”

“Kamu mau gak?”

“Mau a-apa?”

“Jadi pacar aku?”

“H-hah?” Karina menganga, tak paham kenapa suaminya ini malah mengajaknya downgrade status ketimbang mengajaknya begituan.

Mas Dosen || YeonRina [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang