Derap langkah langsung terdengar sangat keras, membuat semua orang yang sedang berkumpul disana langsung mendongkak menatap ke arah yang datang.
Set..
Tubuh Bryan terhuyung karena di tarik.
Plakk...
"Dasar anak tak berguna!!"
"Apalagi yang bisa kamu lakukan selain membuat onar dan keluar masuk penjara, hah!!"
Bryan menatap tajam Papahnya, tidak bisakah laki-laki tua ini memarahinya nanti tidak di tempat ramai orang seperti ini apa lagi di depan rival-rivalnya.
"Penjarakan sajalah dia Pak, anak tidak berguna." ucapnya melenggang pergi meninggalkan Bryan.
Polisi di sana bahkan tak menyangka dengan respon salah satu orang tua balapan liar.
"Bry." panggil pelan temannya.
Namun tubuh Bryan masih diam tak bergeming, kenapa dia memiliki Ayah yang seperti itu.
Bolehkan dia mengeluh, bahkan dia tak berharap di lahirkan jika Ibunya harus meninggal saat memperjuangkannya.
Kenapa selalu dirinya yang di salahkan, kenapa takdir sekejam ini padanya. Sebesar apapun Bryan mencari perhatian Ayahnya dia tetap tidak akan mendapatkannya, hanya hinaan dan caci maki yang keluar dari mulut laki-laki yang dia sebut Ayah itu.
***
Malam ini dia benar-benar tidak di bebaskan, mulutnya terlalu keluh hanya untuk sekedar mengucapkan satu patah kata.
"Kenapa lu gak di tebus orang tua lu?" tanya salah satu nafi di sana.
"Bokap gue lagi gak ada Bang." sahutnya bohong.
"Ohh gitu, lu kayanya bukan orang susah. Biasanya suka pake pengacara buat ngewakilin."
"Nggak Bang, Saya orang biasa. Lagian Saya juga pengen nyobain tidur disini." sahut Bryan santai.
"Dasar bocah gila, orang mah gak mau tidur di sel kaya gini lu malah mau." dengusnya.
"Udahlah tidur, udah malam juga." ucapnya sambil merebahkan tubuhnya.
***
Pagi ini seperti biasa, Sena membawa bekal untuk Rey dia seakan tak perduli dengan kode keras Rey untuk menjauhinya.
Selagi janur kuning belum melengkung ."Bi bekalnya sudah siap?" tanya Sena sambil mengunyah sarapannya.
"Sudah Nona."
"Kakak masih bawa bekal? kaya bocah TK aja." timpal Dion.
"Bukan buat gue lah, buat bebep Rey." sahut Sena santai.
"Yaelah Ka, lo sama dia aja beda."
"Gue mau ko ikut dia."
"Tapi dianya gak mau lo ikut dia." sahut Dion.
"Sialan lo." kesal Sena.
"Udah ah gue mau berangkat," ucap Sena sambil melenggang pergi dari ruang makan.
"Ehh Kak, gue nebeng." teriak Dion. Dia langsung menghabiskan susunya lalu mengejar Sena yang sudah masuk ke dalam mobil.
"Lama lu." omel Sena.
"Gue bilangin Mommy lo ya gak jagain gue."
"Yey dasar anak Mommy, cup cup." ledek Sena.
"Nyebelin." cabik Dion sebal.
Dion ini anak bontot, tidak ada istilah anak kesayangan karena Sara dan Leon memanjakan semua anaknya dan menyayangi semua anaknya.
Menjadi orang tua itu harus bisa adil dalam berbagi kasih sayang bukan hanya pada satu anak saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah SMA
Teen FictionBerawal dari Sena yang sering memergoki Bryan yang sedang mesum. Membuat Bryan kesal dan dendam, seperti mendapatkan keberuntungan Bryan tertemu dengan Sena di sebuah klub malam. "Lo harus ngerasain saat mau keluar tapi ga jadi." ucap Bryan tersen...