》10《

7 1 0
                                    

 
 
 

Klik..
"Bagus banget, nyari penyakit..." gumamku sendiri.

Klik.. klik..
Baru dua cerita ku lewatkan demi memenuhi rasa penasaran, tetapi perasaan itu datang kembali. Perasaan yang datang tanpa permisi atau sekedar memberi kabar dahulu.

Aku meremas kedua tanganku yang mulai terasa dingin, bisikan itu juga datang, aku benci ini semua. Rasa itu... rasa itu datang lagi... rasa ingin mati tanpa ada alasan yang logis ketika aku memikirkannya di kala sehat.

Ya, aku sakit.

Aku menjauhkan diri dari semua barang yang sekiranya akan membantu diriku untuk bunuh diri, karena aku tahu, semakin di dekatkan maka bisikan itu akan semakin membantuku untuk mencapai tujuan itu.

Ya, aku sakit.

Sakit yang bahkan tidak bisa terlihat dan bisa menjadi bual-bualan orang lain. Coba saja aku berbicara terang-terangan di depan orang banyak, aku sudah tahu apa yang akan terjadi. Bahkan aku tahu rasanya jika sudah terjadi.

Menjadi pusat perhatian,
kemudian diejek dan ditertawakan.
Dibicarakan sembari melihatmu dari atas kepala hingga ujung kaki.
Dibicarakan dari awal kau datang hingga pulang.
Sementara hanya bisa berdoa agar tidak ada yang mengajakmu berbicara atau sekadar bertanya.
Aku, setakut itu.

Mereka tahu, orang tua mu tahu, dia tahu, bahkan hampir semua orang yang dekat denganmu mengetahui beban yang kamu lalui. Tetapi mereka tidak pernah mau mengetahui, bagaimana kamu bisa bertahan dengannya. Mereka hanya berpikir jika mereka menjadi salah satu pemeran yang membantumu melewati hal tersebut. Dengan berbekal kata-kata, 'udah ngga usah terlalu dibawa perasaan.'  atau, 'udah gausah dengerin'. Seakan basa-basi tidak berguna itu akan membantumu melawan tekanan yang dihadapi.

  
   
 
.
Salam beku;
10.10.22

ParagrafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang