Chapter 3

434 16 2
                                    

^ dhandhania ^

Happy reading guys :* :* :*

Alex POV

Ini adalah waktu yang kutunggu. Bagaimana tidak? Hari ini, aku akan menghalalkan kak Dara untukku. Dengan wajah yang berseri-seri, aku melangkah menuju ruang bawah yang sudah dipenuhi keluargaku.

"E gilaa... Keren juga lo hari ini!!" Kata Kak Aleea. Kakakku yang satu ini anak gaul banget jadi jangan salah kalo dia ini ngomongnya asal aja gak pake mikir.

"Gue emang selalu keren kak!" Kataku dengan pedenya.

"Preeeeet.... bukannya dari dulu lo gak laku-laku ya?" Kak Aleea meledekku. Sialan!

"Gak laku-laku? Sekalinya laku langsung kawin wkwkwkkwkwkwk" kataku lalu tertawa yang diikuti juga tawa dari keluargaku.

"Laku gara-gara dijodohin." Kata Kak Aleea tapi aku tak menghiraukannya dan kami langsung tancap gas kerumah Kak Dara.

Sesampainya kami dirumah Kak Dara, kami langsung diperbolehkan masuk kedalam rumah. Disana sudah banyak keluarga dari Kak Dara. Aku dibimbing menuju tempat duduk yang didepannya sudah ada Om Hendry. Aku duduk didepan Om Hendry dengan perasaan gugup. Bahkan sekarang aku merasa gugup.

Dara POV

Ini. Hari. Yang. Gak. Aku. Tunggu-tunggu. Hari apa lagi kalo bukan hari pernikahanku. Sekarang, bukan, maksudku nanti beberapa menit lagi, aku akan melepas masa lajangku dan berstatus istri Alex. Gila, gue geli dengan kata-kata istri itu. Aku bakal jadi istri alex gitu?

"Ra, udah siap belom?" Tanya Ayah kepadaku. Dari kemarin ayah hanya menyemangati aku. Jujur, ayah juga kurang setuju untuk menikahkanku dengan alex disaat aku harus mengejar cita-cita tapi bagaimana lagi, kami semua sudah tau sifat mama dari dulu bagaimana.

"Insya allah siap yah!" Kataku tersenyum masam kepadanya.

"Anak ayah gak boleh nangis nanti jelek pas nikahnya." Kata ayah sambil tersenyum kepadaku

"Iya yah. Dara nggak nangis kok!" Kataku sambil menahan tangisanku yang sebenarnya ingin keluar. Aku gak mau menangis didepan ayah karena ini hari besar aku gak mau membuat keluargaku khawatir.

"Ya udah ayah kebawah dulu. Kayaknya Alex udah mau nyampe. Semangat ya anak ayah!!" Kata ayah sambil memegang pundakku lalu berjalan pergi meninggalkan kamarku.

Sebelum aku turun kebawah, aku melihat diriku dicermin. Sesudah merasa rapi, aku dibimbing Mama dan tante Mia turun kebawah. Aku gugup sekali melihat keadaan didalam rumahku terlalu banya orang tapi aku terfokus oleh orang yang berada di tengah-tengah sedang duduk dikursi. Siapa lagi kalo bukan si Alex.

Setelah aku sampai dikursi akad, aku duduk lalu menunduk tidak berani melihat keadaan sekitar bahkan tak berani menatap ayah maupun Alex.

Akad nikah baru akan dimulai. Acara pertama sudah dilewati ketika aku tidak ada disana dan sekarang sudah memasuki acara inti yaitu akad nikahnya.

Penghulu memerintahkan ke Alex untuk menjabat tangan ayahku yang akan menjadi ayah mertuanya.

"Saya nikahkan engkau Alex Ramestyan bin Sero Ramestyan dengan putri saya Dara Nahra binti Hendry Iskandar dengan maskawin seperangkat alat sholat dibayar Tuuunai." Ucap ayah dengan lantang.

"Saya terima nikahnya Dara Nahara binti Hendry Iskandar dengan maskawin tersebut dibayar tuuunaai!!" Kata Alex tak kalah lancangnya.

"Sah?" Tanya penghulu.

Tiddak...

"SAAAH" kata para tamu dan sekarang aku sudah resmi menjadi istri alex. Huft.

Selang beberapa menit kamipun bertukar cincin lalu aku menyalami tangannya dia daan.... diapun mencium keningku sangat lama banyak tamu undangan yang bersorak senang bahkan heboh termasuk temen kelasku.

"Bikin malu aja lo!!" Kataku berbisik ketika alex melepas ciumannya.

"Ah masa siih... ini baru sebagian kecil, beib!" Kata Alex seraya tersenyum dan aku geli dengan ucapannya barusan.

"Beib?? Gak usah manggil gue yang nggak-nggak deh!" Kataku.

"Ngomong lo-gue sama suami tuh gak boleeh... kamu kan istri aku sekarang!" Kata alex yang sekarang membuatku sangat keki. Aduh nih anak seriusan apa jadi suami gue?

"Serah lo ya lex!"

"Pengantin baru seneng banget nih hari ini sampe lupa ada gue disini!wkwkwkkwk" kata sean mengagetkanku untung saja ada Sean kalo nggak mungkin aku bakal mati seketika karena alex.

"Hei, Se! Apaannya yang seneng? Preet.." kataku seenaknya didepan alex dan aku tau dia sudah menatapku dengan sangar. Oke. Aku salah.

"Hehehe... iya gue seneng kok, Se!" Kataku lalu tersenyum kepada sean.

"Oh oke deeh... kadonya pas nanti aja yaaa... gue balik dulu ada acara keluarga mendadak! Happy Wedding ya Ra, Lex! Semoga langgeng ampe kakek nenek!" Kata Sean tersenyum jail.

"Maaksud loo??!" Kataku sambil melotot tapi dia tak menggubris dan hanya tersenyum jail.

"IYA KAK! MAKASIH YAAAAA" kata Alex dengan lancangnya.

"Woooyy!! Gue jadi budekkan denger suara lo kayak toa rusak!!" Kataku seenaknya dan dia cuma senyum-senyum gak jelas.

Acara resepsipun digelar dengan sangat sederhana. Banyak tamu yang datang mau yang dari kalangan keluarga maupun yang dari kalangan sekolah. Tadi juga pihak sekolah sempat datang aku malu banget tau nggak. Udah pas mereka dateng mengira aku hamil diluar nikah jadi langsung dinikahin. Sial banget kan? Untung pihak orang tua kamipun menangani masalah ini dan akhirnya pihak sekolah setuju-setuju saja walau dituntu alex harus rajin belajar dan fokus dengan pendidikannya.

"Gue pegel, lex!" Kataku disela-sela menyalami tamu.

"Aku juga sama. Tahan dulu yaa.." katanya lalu kembali fokus ketamu undangannya.

Akhirnyaa... acarapun selesai aku segera melenggang kekamar untuk mandi. Baru saja keluar aku udah menemukan alex tertidur dikasurku. Serius aku masih gugup. Pelan-pelan aku menoel-noel pundaknya untuk membangunkannya.

"Lex, bangun lo gak mandi?" Tanyaku hati-hati dia hanya bergurau tak jelas lalu pelan-pelan membuka matanya.

"Oh iya aku lupa!! Kamu tunggu dulu ya jangan tidur dulu! Kan masih ada permainan malam!" Katanya dengan nada jail dan mengerling nakal. Sedangkan aku hanya diam tak mau menanggapi. Jujur aku sangat takut sekarang. Aku gak mau. Mama...... aku takut!!!!

Aku mulai mengatuk tetapi sesuatu tangan menyetuh pundakku lalu dengan tenaga yang cukup besar membalikkan tubuhku hingga aku berada dibawahnya. Aku takut sekarang dengan keadaan ketakutan yang besar, aku memukulnya dengan bantal tetapi dia tak menggubris dan malah merebut bantal tersebut lalu membuangnya.

"Mmmmaaauuu aapppaa lllo??!!" Kataku dan reflex menutup diriku dengan tangan yang berada didada.

"Kan aku udah bilang, kita belum main, sayang!" Kata Alex lalu tanpa permisi dia menempelkan bibirnya kebibirku. Oke meskipun aku pernah berciuman dengannya tapi sekarang aku benar-benar merasa lebih gemetar dan lemas. Tak hanya bermain dibibirku saja, mulutnya menjelajahi mukaku hingga tubuhku. Aku tak bisa berbuat apa-apa lagi selain mengikuti permainannya malam ini.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Wkwkwkkwkwkwkwk.... maaf banget buat lama ngepostnya wkwkwkwkwkkw

Law, udah gue post tuhh jangan nyesel lu! Wkwkkwkwkwkwk

Mr. CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang