Chapter 6

212 8 0
                                    

^ dhandhania ^
Iya, ini gak 6 bulan tapi kok bawaannya pengen ngepost aja ya? Ya udah deh gue update. Maaf ya untuk kephpan penulis ini yang janjinya 6 bulan vakum wkwkwkwk. Ini yang gue bilang ceritanya gue bikin pas di rumah doi dan udah gue perbaiki lagi.Udahlah yaa langsung cekidot aja!

"Lo goblok apa?!" Tiba-tiba saja Sean membentakku setelah aku curhat tentang permasalahanku.

"Lo tuh ya! Punya suami yang sayang gitu sama lo, lo seenaknya aja ngusir dia!" Seanpun berbicara dengan sangat frustasinya padahalkan yang punya masalah aku.

"Ya lo liat sendirikan waktu kejadian di cafe minggu lalu? Dia bahkan ciuman depan gue!"

"Kan lo belom denger penjelasannya kan?" Kata Sean dan aku hanya mengangkat bahu tak perduli.

"Tuh.. alex ada dibelakang lo," kata Sean sambil tersenyum tipis dan aku hanya reflek melotot kearahnya.

Ketika aku menengok kebelakang, kulihat Alex yang OMG! Bahkan aku kaget karena dia seperti orang belum mandi 1 bulan! Ia melihat kearahku seraya tesenyum, aku bahkan sempat merindukan senyumannya yang hangat. Oh tidak! Aku terlalu berlebihan.

"Hai, ini udah 3 minggu loh.. apa mau kita selamanya jauh-jauh gini?" Kata Alex lembut seraya duduk disofa sampingku. Aku masih canggung untuk berkomunikasi dengannya apalagi masih ada Sean disampingku.

"Oke gue keluar," kata Sean sesaat ketika aku melirik kearahnya dan dia langsung peka apa yang harus ia lakukan. Sahabat yang baik!

"Jadi?" Tanya Alex ketika Sean sudah pergi meninggalkan kami.

"Ya gak gimana-gimana," jawabku sambil mengangkat bahu.

"Kamu mau biarin aku didiemin gak jelas kayak gini? Aku sampe gak sekolah tiga hari loh!" Alex menjelaskan sambil menatapku dalam.

"Siapa suruh buat aku marah?" Jawabku angkuh dan dia hanya geleng-geleng. Ceritanya aku jual mahal padahal kalau boleh jujur, alu kangen sama dia. Eh? Apa tadi?

"Itu yang kemarin itu emang sih itu mantan aku, dia bilang dia masih suka sama aku tapi akunya udah bilang aku udah menikah dan dia gak percaya lalu nyium aku," kata alex menjelaskan dan aku reflex memejamkan mataku ketika mendengar kata 'nyium'.

"Ya udahlah ya udah lalu ini. Tapi lo janji yaa gak ngulangin lagi?" Pintaku tetapi masih saja jual mahal. Sekilas aku melihatnya hanya mengangguk.

~~~~~~~~

Hoaamms...

Ada dimana ini? Aku mengerjapkan mataku berulang kali namun aku seperti dibutakan. Ini pasti bukan kamarku!

Tiba-tiba saja, ada suara pintu dibuka dan kulihat Alex sedang membawa nampan berisi makanan.

"Selamat pagi!" Sambutnya sembari tersenyum. Aku hanya menatapnya dengan tatapan maksudnya ini semua apa?

"Kamu gak inget kemarin kita abis jalan-jalan trus kamu ngerengek minta tidur di hotel?" Tanyanya dan aku hanya bisa geleng-geleng. Entah apa yang aku lakukan semalam bersama Alex saja aku tidak ingat. Pelan-pelan aku membuka selimut untuk memastikan aku baik-baik saja. Jeng! Memang kenyataannya aku masih lengkap. Lalu, tiba-tiba saja Alex tertawa.

"Kamu, ngecek sesuatu yang nggak-nggak ya?" Sembari tertawa ia melihatku dari ujung rambut hingga kaki yang masih dibalut oleh selimut.

"NGGAK!!! Kamu aja yang pikirannya kemana aja!" Bantahku keras. Dia hanya geleng-geleng dan menyodorkan nampan kepadaku.

"Ya udah kalo gak mau ngaku, nih makan, mumpung masih panas," sahutnya dan aku hanya mengangguk dan siap untuk makan.

Satu suap

Dua suap

Dan berhenti disuapan ketiga karena tiba-tiba saja aku merasakan gejolak didalam perutku yang memaksakan aku untuk lari menuju kamar mandi.

Aku muntah tanpa sebab.

Alex melihatku dengan tatapan bingung. Aku hanya tersenyum lemas dihadapannya lalu duduk ditepian ranjang.

"Kamu muntah?" Kata itu terucap beberapa detik ketika aku baru saja duduk. Aku hanya mengangguk lalu segera merebahkan diri ditempat tidur.

"Ke dokter yuk!" Ajaknya.

"Ngapainke dokter? Aku paling masuk angin aja kok!" Kataku tetapi tiba-tiba saja aku kembali ingin muntah, segeralahaku pergi ke kamar mandi dan menguncinya.

Aku terus mengeluarkan muntahan yang tidak berisi makanan namun hanya cairan putih kental. Mungkin karena khawatir, Alex terus mengetuk pintu kamar mandiku sambil memanggil namaku.

"Kita ke dokter sekarang" katanya lalu pergi meninggalkanku dan tangannya memegang kunci mobil.

~~~~~~~~

Sekarang, kami -aku dan Alex sedang berada di rumah sakit. Setelah pemeriksaan itu, kami disuruh menunggu beberapa menit untuk mengetahui hasil pemeriksaan.

"Pasien atas nama Dara Nahra ditunggu diruang Dokter Setya," panggil sang suster lalu masuk keruangan tersebut.

Deg-degan. Kenapa aku jadi deg-degan? Setelah kami duduk dibangku, dokter yang bernama Setya itu menatap kami sambil tersenyum.

"Benar dengan nama Ibu Dara Nahra dan Bapak Alex Pramestyan?" Tanya Dokter Setya kepada kami masih sambil tersenyum ramah.

"Iya," kami berdua kompakan menjawab pertanyaan dari Dokter Setya.

"Selamat ya pak, ibu Dara Nahra sekarang hamil 3 minggu," kata Dokter Setya senyum penuh kegembiraan.

"Aku, hamil?" Serasa mimpi, aku hanya mengeluarkan dua kata dan berkaca-kaca.



















What do you think, readers??

Maaf untuk kephpan gue ini untuk sekali lagi. :D gue hanya mengikuti kata hati aja untuk cepat-cepat update ini cerita. Gue cuma monta tolong untuk para readers yang udah baca cerita gue untuk vomment cerita gue, karena gue semangat buat bikin cerita ini karena kalian semua. Makasih :')

jangan pada ngumpet, silent readers!!! :)

Mr. CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang