Chapter 5

339 9 5
                                    

^ dhandhania ^

Oke.. ini emang late banget!! Tapi serius aku abis UKK dan lagi gak mood buat ngelanjutin. Well, jadi late update deh...

WARNING!!
YANG MAU PLAGIAT GAK USAH BACA YO! DARIPADA NANTI AUTHOR INI MARAH WKWKKW ;)

I'm sorry and please, enjoy my story, guys!! :*

Malu. Kata itu yang keluar saat ini. Malu sumpaah... sean, aku tau dia sahabatku, tapi malu juga kalo dia tau aku habis 'itu' sama Alex.

"Kamu kenapa, baby?"tanya Alex ketika aku sedang gelisah dikamar.

"Eenng.. gak kok, gapapa," kataku berusaha tersenyum.

"Kamu mau makan gak?" Tanyanya.

"Mau aja sih."

"Aku beli sate ayam dulu ya," kata Alex. Sejak kapan anak itu jadi alim? Sok beliin aku sate ayam lagi. Tapi, ya sudahlah.

Alex Pov

Ngomong gak ya? Bingung. Dari tadi, aku mau bilang ke Dara kalau hari ini ada reuni smpku. Tapi pasti kalau aku ajak dia, bakalan bencana, karena banyak mantanku yang 'mungkin' masih ngejar-ngejar diriku.

"Kamu kenapa, baby?" Tanyaku kepadanya yang masih gelisah.

"Enng.. gak kok, gapapa," jawabnya sambil tersenyum maksa. Ngomong gak ya?

"Kamu mau makan gak?" Tanyaku spontan tak mengerti kenapa malah membicarakan tentang makanan.

"Mau aja sih." Katanya dan aku mau tidak mau harus bertanggung jawab atas masalah yang kubuat sendiri.

"Aku beli sate ayam dulu ya," kataku lalu pergi meninggalkan rumah.

Dasar kau Alex!! Aku melaju kencang mengendarai mobil menuju caffe dikawasan jakarta, setidaknya aku sudah datang.

Sesampainya aku ditempat tersebut, aku bertemu dengan teman-teman lama dan jugaa.. mantan.

"Alex!! Oh My God!! You look like so handsome!! Awesome, alex!!" Kata putri, mantan yang begitu menjengkelkan. Aku hanya tersenyum dan segera pergi meninggalkannya namun, dia sudah seperti lem pelengket terhadap diriku.

"Lo, bisa tinggalin gue aja gak?" Kataku dengan baik-baik.

"Nggak! I Miss You So Much, Alex!! Jangan jahat sama gue,please?" Katanya sambil meraih tanganku namun sudah kutepis duluan.

"I'm Sorry putri. I can't. Gue sekara--" kataku terputus dan dia tiba-tiba saja mencium bibirku dan melumatnya dan bahkan tak segang-segan dia memeluk diriku. Aku berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan lumatannya dan tiba-tiba..

Praaang....

Dara Pov

Alex lama banget, sumpah!! Aku udah bete banget nunggu dia. Perut udah nyanyi bengawan solo nih!!

Ting tong

Bell rumah berbunyi. Dengan malasnya, aku membuka pintu dan Seanpun menyambutku.

"Hai Dara!!! Your Idol is coming!!!!"kata sean dengan senangnya. Mungking dalam mood yang baik.

"Apaan sih, se? Lo gak liat, gue lagi Bad Mood?" Kataku.

"Oh gitu, ya udah gue traktir makan deh!! Udah sana, ganti baju dulu!" Kata Sean memutar badanku dan mendorong secara pelan menuju tangga. Dengan sangat terpaksa, aku mengikuti perintahnya.

"Kita mau kemana, se?" Tanyaku ketika kami berada didalam mobil.

"Ke caffe temen gue. Kalo gue dateng bilangnya sih dapet diskon. Wkwkwkwkwkwk" kata Sean yang langsung ngakak.

"Dasar ratunya diskonan!" Kataku. Kami sudah sampai dicaffe tersebut, tapi kelihatannya ramai sekali.

Aku melangkah masuk kecaffe tersebut dan mencari tempat duduk yang masih kosong, sementara Sean mencari temannya itu.

Kami mengobrol asyik sekali. Temannya Sean yang namanya Mika juga asyik sekali

"Hmm.. eh.. Ra, ituu bukannya alex ya? Kok sama cewek?" Kata Sean dan aku langsung kaget. Alex? Sama cewek? Aku mengikuti arah bola mata Sean dan kutemukan alex sedang berbincang dengan si cewek tersebut.

"Loh kok? Bukannya janji beli sate ayam? Kok disini?" Kataku yang masih gak nyangka dengan sifat alex yang baru kutemui sekarang.

"Hah?! Sate ayam?!" Kata Sean yang ikut kaget dan aku hanya ngangguk.

"Udah sana, lo samperin minta penjelasan," kata Sean. Aku melangkah maju dengan Es lemon tea yang masih ada ditanganku.

"Nggak! I Miss You So Much, Alex! Jangan jahat sama gue, please!" Kata si cewek yang berusah memegang tangan Alex. Alex juga tak menyadari kehadiranku yang lumayan dekat dengannya.

"I'm Sorry, putri. I can't. Gue sekara--" tiba-tiba saja si cewek mencium alex tepat dibibir sambil memeluknya. Nyess aku merasakan sesak didada ketika melihat kejadian tersebut. Wajahku panas seketika dan lemas. Entahlah, walau aku belum bisa mencintainya, tapi dia sekarang berstatus menjadi suamiku, mana boleh dia seperti itu.

Praang..

Tak sengaja, aku menjatuhkan segelas es lemon tea dan membuat semua mata tertuju padaku. Begitu pula orang yang berada dihadapanku ini. Aku, yang sudah tak bisa menahan emosi maju selangkah dan menatap Alex tajam.

"Jadi gitu? Main dibelakang? Katanya mau beliin aku sate ayam, kok malah disini, mesra-mesraan sama cewek lain lagi." Kataku dengan nada tinggi.

"Baby, denger dulu, ini salah paham.in--" Kata alex terpotong karena aku mendorongnya.

"PUAS?! SENENG KAN DICIUM SAMA CEWEK LAIN?!" Kataku dengan emosi. Bahkan Sean turun tangan meleraiku.

"Dara!!! Udah, Ra!! Ini tempat umum!!"kata Sean menarik tanganku tapi aku tepis.

"LEPAS GAK, SE?!!!" Kataku dengan kasar. Terakhir, aku melangkah kedepan untuk menatap muka Alex. Lalu...

Plaak... plaak.. plaak...

Dengan segenap jiwa raga yang sudah hampir habis, aku menamparnya bolak-balik lalu berlari keluar caffe. Aku sadar aku telah berbuat onar didalam, namun emosiku tak bisa ditahan sekarang. Ini ya namanya sakit hati?

>>>>>>

Sesampainya aku dirumah, aku menyeka air mataku lalu masuk kedalam kamar. Tak berselang lama, terdengar mobil alex sedang parkir. Pintu kamar segera kukunci.

"Dara, dengerin aku dulu, ya?" Sahut alex sambil menggedor-gedor pintu tapi aku hiraukan.

"Ra, I'm Sorry, babe. I know you're Angry and jealous. Please, open the door!!" Sahutnya lagi dengan sedikit berteriak. Aku yang berada didepan pintu kamar, hanya terdiam mematung entah apa yang akan aku lakukan.

"Alex...." kataku menggantung dan masih dalam posisi tadi. Kurasa, alex mendengar.

"Huh?" Kata alex.

"Boleh kita intropeksi diri dulu?" Kataku hati-hati. Aku ingin menata perasaan dulu dan kurasa aku harus butuh waktu.

"Aku... mau menata perasaan aku ke kamu. Mungkin aku akan terus berada dikamar ini dan kumohon kamu jangan menggangku dulu." Kataku kepada alex yang masih diam diluar.

"Kita ini udah suami istri. Mungkin ada hal yang kita sama-sama belum pahami. Karena kita menikah bukan atas dasar cinta. Tapi sejujurnya aku sudah menerima semuanya kok. Mungkin, kita belum mengenal diri kita dan belum mengenal satu sama lain. Maka dari itu, kita samasama intropeksi diri dan akan membicarakan kejadian ini dilain waktu, penyelesaian dengan emosi, gak akan selesai." Kataku panjang lebar dan tak ada sahutan darinya.

"Lex?" Sahutku.

"Hemm... aku.. akan kerumahku dulu supaya kamu bisa tenang. Kabari aku jika sudah bisa kita berbicara lagi." Kata Alex lalu pergi. Kudengar langkah kakinya menuruni tangga. Setelah itu, aku mulai merebahkan tubuhku ketempat tidur menatap langit-langit kamar, lalu tanpa sadar aku terlelap.

>>>>>>

Sumpah ya! Aku mentok banget. Hehehe.... jangan lupa tunggu kisah selanjutnya ya!! :*

Mr. CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang