Clara mengernyitkan dahinya saat mereka tiba disebuah kompleks bangunan apartemen yang cukup mewah.
"Mengapa kita kemari? Kita harus cepat menemui Mathias dan menyerahkan berkas ini padanya." Decak Clara.
"Kita sudah tiba, Clara. Mathias ada disini." Kata Alec.
Alec membuka pintu mobilnya, meninggalkan Clara yang masih terlihat bingung. Alec mengetuk kaca mobilnya dan Clara membuka pintunya.
"Ayo." Kata Alec.
"Alec, bukankah tadi Laura bilang Mathias ada di hotel dekat bandara?" Tanya Clara.
"Ini juga berada di dekat bandara, Clara." Kata Alec.
"Tapi ini bukan hotel! Ini apartemen! Apakah kau ingin menjebak ku?!" Tanya Clara tajam.
"Menjebak mu? Untuk apa?"
"Kau tahu apa maksud ku!" Desis Clara.
Alec tertawa kecil, lalu menggelengkan kepalanya. "Sebaiknya cepat, kita temui Mathias." Kata Alec.
"Tidak! Aku merasa kau sedang membohongi ku!" Kata Clara.
Alec berdecak kesal. "Terserah kau saja, tapi aku sarankan sebaiknya kau ikuti aku. Jika kau ingin semuanya menjadi jelas." Kata Alec.
"Apa maksud mu?!"
Alec mengangkat bahunya, dan berjalan meninggalkan Clara.
"Brengsek!" Gumam Clara.
Clara menyusul Alec masuk ke salah satu gedung. Dia melihat pria itu di sambut dengan baik oleh semua staf disana. Dia mendengus, pantas saja! Ini adalah gedung miliknya.
"Ayo, jangan terlalu banyak melamun." Kata Alec.
Clara menghentakkan kakinya. Dia tahu dia bersikap kekanak-kanakan, tapi dia benar-benar merasa sangat kesal pada pria itu, dan dia merasa tidak percaya padanya.
Mereka masuk kedalam lift khusus, Alec tetap diam dan bersikap tenang, itu membuat Clara semakin kesal.
Mereka tiba di lantai paling atas. Pintu lift terbuka, Clara bisa melihat itu adalah sebuah griya tawang yang sangat mewah.
"Dimana Mathias?" Tanya Clara.
Alec memberi isyarat pada Clara untuk mengikutinya. Clara mendengus melihat pria itu dengan sikap seenaknya.
"Alec! Ini tidak sopan, tidakkah kita sebaiknya menelpon Mathias dan mengatakan kita ada disini?" Tanya Clara.
Dia tahu, Mathias adalah kekasihnya dan Alec kakak pria itu. Tapi, apa yang mereka lakukan saat ini terasa sangat tidak sopan.
"Kau ikuti saja aku." Kata Alec.
Mereka berhenti di sebuah kamar. Clara menggigit bibirnya, dia menatap Alec yang sedang menatapnya, dan mengisyaratkan agar diam. Mereka berdiri di luar pintu.
Tubuh Clara gemetar, saat sayup-sayup terdengar suara rintihan dari dalam kamar.
"Alec..."
Alec meraih tubuh Clara dan memeluknya. Mengecup puncak kepalanya.
"Tenanglah...sssttt...sayang..." Bisik Alec.
Suara desahan dan erangan terdengar semakin keras, Clara tahu itu suara Mathias. Clara menahan isakan nya. Dia terus bertanya-tanya perempuan mana yang sedang bersama Mathias saat ini dan mengapa.
Alec mengulurkan tangannya, membuka pintu perlahan-lahan. Betapa terkejutnya Clara saat melihat apa yang terjadi.
Tidak! Mathias bukan bersama seorang perempuan, melainkan seorang pria bertubuh kekar, dan mereka sedang bergumul. Pria asing itu sedang menyetubuhi Mathias dengan keras, menggumamkan kata-kata vulgar sementara Mathias terus merintih dan mendesah nikmat.