Home

3K 71 2
                                    

"Tadaima" terdengar suara khas pria berambut pirang, membuka pintu condomium mewah milik keluarga Forger. Mendengar suara tersebut, sang wanita yang tadinya sibuk mencuci piring di dapur, tetiba tersenyum dan menyambut kedatangan suami palsunya. Ya, dia adalah Yor Briar, bukan sekarang Yor Forger, karena sudah menikah "palsu" dengan sang lelaki.
"Okaeri Loid-san" kata Yor sambil tersenyum dan menyambut sang suami.
"Anya wa?" Loid tersadar dari tadi belum mendengar putri yang biasanya selalu menyambut kedatangannya dengan ceria.
"Ara, apakah kau lupa, kalau anya sedang ada Camp di sekolah, dan akan menginap 1 hari bersama teman temannya Loid-san" jelas Yor
"Ooh, benar juga" sahut pria pemilik surai pirang, sambil menganggukan kepala. Tetiba tubuh Loid oleng dan terduduk di sofa. Tampak dari wajahnya pucat dan nafas tersengal. Tangan sang pria juga memegang kepalanya, menandakan ada yang janggal dengannya. Hal ini membuat, sang wanita khawatir.
"Loid-san, daijobou?" tanya Yor khawatir
" arggh..daijobou, mungkin aku sedikit lelah, aku akan pergi ke kamar" kata sang pria mengelak, dengan tertatih dia berjalan ke kamarnya

LOID POV
'Arghhh apa yang terjadi kepadaku, kenapa tetiba rasanya panas' erang Loid dalam hati, segera dia melonggarkan kemeja yang dia kenanakan, dengan cepat menyambar telepon dan menelepon sahabatnya franky.
"Hei Frenky, apakah kau bisa menyelidiki minuman apa yang dijual oleh sindikat penjahat Clift?" kata Loid sambil mengerang.
"Kenapa mendadak menanyakannya? Bukankah Clift sudah kau ringkus tadi siang?" Tanya sang asisten.
"Jangan banyak tanya, cepat selidiki!" katanya sedikit membentak.
"Ok..ok, sebentar, kalo dari data Clift menjual minuman keras selundupan black market dan adalagi, hemm dia menjual minuman dengan aprodisiac" kata franky menganalisa.
"Apa..arghh" kata Loid sambil menutup teleponnya kasar.
'Sial aku kena jebakannya' dia masih ingat untuk melaksanakan strategi meringkus penjahat Clift, dia menyamar sebagai customer dan sempat meminum minuman yang disuguhkan oleh Clift.
"Arghhh sial" dengan segera Loid menyambar handuk dan pergi ke kamar mandi untuk menenangkan diri dan juniornya.

YOR POV
'Sudah pukul 8 malam, tapi kenapa Loid -san belum turun untuk makan malam? Apakah dia sakit' batin Yor.
Setelah lama membatin, Yor akhirnya memutuskan untuk mengecek keberadaan Loid di kamar. Dia sangat khawatir terjadi apa-apa dengan Loid, apalagi tadi dia sempat melihat Loid memegangi kepalanya.

Sesampaikan di depan pintu kamar Loid, Yor mendengar samar suara Loid yang sedang merintih kesakitan.
Tok..tok..tok "Loid-san, daijobu?" Tanya Yor, namun tidak ada jawaban, melainkan Yor mendengar suara rintihan Loid semakin keras. Sehingga dengan memberanikan diri Yor masuk ke kamar Loid, yang kebetulan tidak terkunci.

Loid Pov
"Arghhhh" erang Loid di kamar mandi sambir mengguyur dirinya dengan air dingin, dengan harapan tubuhnya bisa netral kembali. Namun nihil, tubuhnya tetap panas dan gairahnya semakin memuncak. Dia melihat penis miliknya sudah sepenuhnya berdiri dan sedikit sakit akibat ereksi yang terlalu kuat
'Sial, bagaimana cara melampiaskan efek obat Aprodisiac ini, ini benar benar serasa membunuhku' batin Loid.
Merasa tidak ada perubahan dengan mandi, dia cepat -cepat menggunakan piamanya dan pergi tidur. Dengan harapan dia bisa tidur dan melupakan efek dari obat sialan ini. Namun nihil, tubuhnya tetap meminta untuk dipuaskan. Loid mengerang, sampai dia mendengar suara ketukan pintu dari luar.

'YOR' batinnya terkejut 'kumohon jangan masuk YOR, aku tidak tau apa yang akan kuperbuat jika kau masuk' batinnya meminta, namun tubuhnya berkata lain. Efek Aprodisiac itu sangat kuat, membuat junior Loid ereksi keras, walaupun di kamar mandi dia sempat masturbasi.
Dia melihat Yor masuk ke kamarnya, Loid berusaha duduk dan menjaga nafsunya.
"Loid-san daijobu? Tanya Yor khawatir.
"Yo..yor, aku ba..baik baik saja, pergilah" kata loid dipaksakan, nampak keringat dingin mengucur dari paras tampannya.
Yor tidak percaya, dia mencoba menyentuh dahi loid.
Loid sudah tidak tahan, dengan keras dia menarik Yor ketika tangan Yor hendak menyentuh keningnya, dan menindih Yor di kasur.
"Loid..loid san apa yang kau lakukan" kata Yor panik. Wajah Yor kini blushing berat karena jarak mereka begitu dekat.
"Tolong aku Yo..yor" kata loid dengan suara parau dia menatap dengan mata sarat memancarkan nafsu. Gairah Loid sudah di ujung tanduk.
Yor juga merasakan Penis loid menekan keras perutnya, hal ini membuat sang wanita semakin blushing.
"Loid -san, anda ke..kenapa?" Kata Yor malu - malu, dia sebenarnya sedikit mengerti kondisi suaminya, suaminya dalam kondisi terangsang. Namun pertanyaanya kenapa Loid bisa seperti ini, pria yang dia kenal selalu menjaga image cool dan sikapnya di depan Yor.
"Aku diberikan minuman dengan aprodisiac oleh kolegaku, dan sekarang aku..aku, argh" elak Loid sambil menahan gairahnya.
"Jika kau takut, pergilah sekarang Yor, aku tidak tau apa yang akan terjadi setelah ini " kata Loid tertahan, dia tidak ingin menyakiti Yor, namun disisi lain dia sangat ingin memuaskan juniornya.
Yor menatap dalam mata Loid yang tengah berkabut hawa nafsu, Yor mengangguk ragu, dan mencium kening Loid. Mendapat perlakuan itu, yang diartikan lampu hijau dari Yor, Loid langsung mencium Yor dengan lahap.

Slurp..slurp, bunyi ciuman kedua sejoli yang sudah menikah setahun lebih, namun baru bisa kontak fisik di hari ini.
"Yor san, apakah kau siap? Maafkan aku Yor" kata Loid dengan suara parau tepat di telinga Yor, yang membuat si empunya mengerjit geli.
"Daijobu Loid, aku istrimu" kata Yor sambil mengelus halus surai pirang milik Loid. Mendengar suara halus Yor, Loid sudah tidak tahan. Tanpa babibu Dia langsung menyingkap rok Yor dan melepas celana dalam hitam milik Yor.

Tanpa melakukan foreplay, Loid ingin segera menuntaskan gairahnya.Dia butuh segera melepas sesuatu di dalam penisnya yang sudah melesak.
"Yor aku akan langsung masukan, ini akan sedikit sakit, tapi tahanlah" kata Loid sambil mengecup kening Yor
Penis Loid mulai masuk ke vagina Yor, ada sedikit penghalang. Loid merasakan itu adalah selaput dara milik Yor.
"Yor apakah ini yang pertama"
Yor hanya mengangguk sambil memejamkan matanya. Rasa sakit mulai menggerayangi bagian tubuh bawahnya.
"Tahanlah sedikit" Loid mulai memasukan kembali penisnya, dengan sekali hentakan akhirnya selaput dara milik Yor jebol.
" Ahhhhhkk, loid san ini sa..sakit" erang yor kesakitan. Ada sedikit darah merembes dari kemaluan Yor, yang menandakan dia sudah tidak virgin lagi.
" I am sorry Yor, bertahanlah ah.."kata Loid sambil mencium halus bibir sang istri. Loid sempat memerlambat tempo tusukannya, karena takut Yor akan kesakitan.

" Yor, daijobu?" Tanya loid memandang lurus ke iris sang istri, sambil mengusap halus peluh di kening sang istri. Setelah dilihat tidak ada tanda kesakitan dari sang istri. Loid kembali menggenjot Yor dengan tempo yang cepat.
"Ahhh...ah...ah, loid san apa yang terjadi, ini enak" kata Yor sambil mengalungkan tangganya di leher Loid. Rasa sakit di vagina yang dia rasakan tadi, sudah berubah menjadi rasa nikmat yang sulit Yor ungkapkan, karena dia baru pertama merasakan hal ini
"Ahh..ah...Yor, nikmat sekali di dalam sini. Arghh, sempit dan nikmat" racau Loid

Plok..plok..plok bunyi peraduan kedua sejoli yang saling memadu kasih

"Loid san aku...aku ingin keluar" kata Yor penuh nafsu. Dia tidak yakin apa yang terjadi, namun dia merasakan ada gelombang hebat yang ingin keluar dari dalam rahimnya.
"Keluarlah Yor, ah..ah" kata loid sambil terus menggenjot istrinya tanpa amput.
"Loid..loid, Ahhhhhhhhh, ikuuhh" akhirnya Yor mencapai orgasme pertama kalinya. Banyak cairan yang keluar dari vaginanya.
"Slurpp" Loid menghentikan sebentar aksinya, dan turun mencium vagina Yor yang kini basah dengan cairan. Dengan cepat Loid menjilat cairan orgasme milik Yor.
"Hosh..hosh, Loid san apa yang anda lakukan, damee..." kata Yor tersengal sengal, dari orgasmenya. Loid tidak menggubris perkataan Yor, dia tetap melahap semua cairan milik Yor. Setelah dirasa cukup, dia kembali mencelupkan juniornya dan menggenjot istrinya kembali.
"Manis" kata Loid berbisik di telinga Yor, yang membuat si empunya tersipu malu.
"Arghh Yor aku sudah tidak tahan"
Crrttt cairan pre cum Loid sudah tumpah duluan di rahim Yor.
"Loid san, lanjutkan saja, aku tidak apa apa" kata Yor sambil mengalungkan tangan dan kakinya di tubuh sang suami.
"Yor ...aishiteru" kata loid lirih, yang dibarengi dengan senyuman dari Yor.
"Ahhh...Yor, ahhhh...ahhhh, ahhh" Loid menggenjot Yor semakin keras.
Yor merasakan penis Loid semakin membesar di dalan rahimnya. Dia hanya bisa pasrah dan menikmati perlakuan Loid

"Ahhhkk...Yor, aku mau keluar" CROTTTTT...crotttt "ahhhh" Crottt "ahhh" crottt "ahh" crotttt "ahh ahhh" erang Loid sambil memeluk Yor. Akhirnya Loid cum di dalam rahim Yor, memenuhi rahim Yor dengan benihnya. Sang Istri bisa merasakan ada sesuatu yang hangat mengalir di dalam dirinya.
'Ah..rahimku terasa hangat, sebenarnya apa yang terjadi, apa yang dikeluarkan Loid san di dalam diriku, apakah itu sperma Loid san, bagaimana kalo aku hamil?' batin Yor. Namun dia tidak mau terlalu berpikir, kepalanya sudah pusing akibat gairah dan rasa kelelahan yang mulai menggerayangi tubuhnya

"Arghhh masih belum" Loid kembali menggenjot Yor dengan kasar "Yor datang lagi, aku tembak di dalam, "Ahhhhhh..."Crottt...crotttt, crooottt, "ahh.."crottt "ahhhh" erang Loid sambil mencium Yor. Dia mengelus pelan peluh sang istri yang tampak kelelahan. Terbersit rasa bersalah di dalam hati Loid atas apa yang di lakukan pada Yor, namun apa dikata tubuh dan nafsunya berkata lain.

Malam ini adalah malam panas bagi kedua pasangan ini, dan peraduan mereka terus berlanjut hinggal pukul 3 pagi.

.......to be continue....

Apakah mau lanjut?
Mohon review nya 😂🙏

Oh My LoidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang