Distance

2K 87 16
                                    

‐-------cerita ini meminjam karakter anime Spy x Family, Happy reading -----

Kediaman Forger

Seorang pria tampak memperhatikan sang wanita sedang tertidur pulas. Sesekali sang wanita mengernyitkan dahi dalam tidurnya, dan menyebut nama " Yuri" dalam tidurnya.
'Yuri?' kenapa Yor menyebut nama adiknya, batin Loid.
Pukul menunjukan 01.00 malam. Sinar rembulan menembus kaca jendela kamar gelap sang pria. Menyinari sang perempuan yang tampak tidur dengan damaianya.
'Cantik' batin Loid. Dia memperhatikan wajah istrinya yang seakan bersinar dibawah sinar rembulan.

 Dia memperhatikan wajah istrinya yang seakan bersinar dibawah sinar rembulan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gomen Yor, aku telah menyakitimu" kata Loid sambil mengelus surai hitam itu. Sang perempuan tidak menjawab, karena tertidur akibat efek obat yang diberikan oleh Frenky.

Normal POV
Cahaya merangsuk ke kamar dengan nuansa violet, kamar Yor Forger. Kemarin malam, Loid sempat memindahkan istrinya ke kamarnya agar sang istri bisa beristirahat lebih nyaman.
Silau cahaya membuat sang wanita yang tengah tertidur kini terbangun. Yor membuka matanya pelan. Saat dia hendak bangun, dia sempat meringis merasakan ada sedikit rasa nyeri di perutnya. Dia mengingat kembali kejadian kemarin, dia terdiam dan tatapan matanya kosong. Yor merasakan sakit hati yang begitu dalam atas kejadian kejadi sebelumnya.

'Sudahlah Yor, ingat posisimu dan misimu, lupakan saja yang terjadi. Yosh aku akan bertindak seperti biasa' batin Yor menyemangati dirinya. Yor bangkit dari tidurnya dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

"Ohayo Haha" sambut Anya sambil memeluk Yor
"Ohayo Anya san" sambut Yor sambil mengelus surai putrinya. Yor memperhatikan suaminya tengah sibuk memasak sarapan di dapur. Hari ini adalah weekend, jadi seluruh anggota sedang ada di rumah.

"Ohayo Loid san" sapa Yor lembut
"O..Ohayo Yor san, duduklah aku membuatkan sarapan untuk kalian" jawab Loid. Ini pertama kali seorang Loid Forger gugup menghadapi seorang wanita. Berbeda dengan Yor yang terlihat lebih tenang.

"Haha, daijobu? Apakah masih sakit?" tanya Anya khawatir

"Daijobu, daijobu Anya san" balas Yor sambil tersenyum manis kepada putrinya.

Keluarga Forger sarapan dengan tenang. Loid secara diam -diam memperhatikan gerak gerik istrinya. Yor begitu tenang, berbeda dari kemarin. Ekspresi wajahnya juga datar dengan senyum palsu, hal ini mengingatkan Loid saat Yor peetama kali pindah ke rumah mereka. Entah mengapa Loid sedikit merasa kehilangan sisi hangat Yor.

Normal POV -1 bulan kemudian.

Kehidupan keluarga Forger kembali normal. Sang anak yang mulai aktif di sekolah, karena akan ada test kenaikan tingkat. Loid yang menyibukan dirinya dengan misi dan jarang pulang. Begitu juga dengan Yor, yang menyibukan dirinya dengan tugas di balai kota dan misinya. Semua terlihat normal, namun keluarga yang sempat hangat kini menjadi dingin kembali.

Balai Kota
"Senpai...Yor senpai" kata seorang gadis mengguncang bahuku "kau melamun lagi senpai, apakah kau ada masalah?"
"Ah, daijobu karin san, aku hanya sedikit lelah" kata Yor mencoba tersenyum palsu. "Ara..sebaiknya kau pulang lebih awal hari ini senpai, kalau merasa tidak enak badan. Kau juga sering lembur akhir -akhir ini" tim karin.
"Hmm iya mungkin kau benar, baiklah karin, terima kasih atas masukannya" sahut Yor kepada rekannya.

YOR POV
'Mungkin Karin-san benar aku terlalu lelah, dan butuh istirahat, akhir-akhir ini aku memaksakan diriku lembur untuk menghidari Loid-san' batinku sambil menundukan kepala di perjalanan pulang.
'Lagipula Loid san pasti pulang malam lagi, dia juga sepertinya menghindariku, ahh kenapa jadi seperti ini' batin Yor sepanjang perjalanan.

Pukul menjukan jam 2 siang, Yor kini sudah berada di kondomium Forger. Dia mengendarkan penglihatannya di sekitar rumah. Yor mengingat moment hangatnya di rumah ini, sebelum kejadian itu. Moment dia, Anya, dan suaminya berinteraksi dengan hangat, dan penuh tawa. Entah mengapa Yor terbawa suasana, dan dia mulai menangis tersedu. Dia sangat rindu moment mereka dulu, dia sangat rindu sosok suaminya yang hangat.

Yor mendengar seseorang membuka pintu rumah mereka, dia segera berlari ke kamar mandi, untuk bersembunyi. Dia yakin itu pasti suaminya, dia merasa takut dipergoki Loid san jika kedapatan menangis di dalam rumah sendirian.
Namun diriku tidak bisa menahan tangisku, aku merasa begitu rapuh. Kututup mulutku agar suara tangisanku di kamar mandi tidak terdengar oleh Loid san. Namun tetiba pintu kamar mandi terbuka.

LOID POV
Kini aku sedang berada di depan pintu rumahku. Aku sengaja pulang lebih cepat karena ingin menganalisa data yang diberikan Franky kepadaku. Namun saat aku ingin membuka pintu, aku mendengar suara tangisan dari dalam rumah kami.
'Yor san' batinku. apakah  dia menangis? Kalau dingat - ingat diriku memang sudah bertindak kelewatan kepada Yor. Aku sengaja mengambil banyak misi, untuk menghidarinya dirumah. Entahlah aku merasa sangat bersalah saat berada di dekatnya. Saat kubuka pintu, aku melihat Yor seketika berlari ke Toilet, apakah dia menghidariku?
Segera kuberjalan ke toilet dan kubuka pintu, disana diriku melihat istriku berdiri dengan menangis sesenggukan sambil menutup mulutnya. Entah mengapa hatiku mencelos.
'Apakah dia takut menangis didepanku? apakah dia tidak mau menunjukan tangisannya didepanku? batinku.
Kuhampiri istriku perlahan.
"Loid -san" katanya lirih, matanya terbelalak saat melihatku membuka pintu toilet dan memergokinya menangis di dalam kamar mandi.
"Gomen, aku akan ke kamarku" katanya  sambil menghapus air matanya dan hendak berjalan melewatiku. Segera kucegat dengan memegang tangannya dan memeluknya erat.

"Gomen, Yor" kataku sambil memeluk istriku erat. Kubenamkan kepalaku di surai hitamnya. "Aku telah menyakitimu, maafkan aku" kataku lirih. Aku benar - benar merasa bersalah dan sakit melihat wanita yang aku cintai ketakukan dan menghidariku.
"Loid san" kata Yor Lirih, sembari membenamkan dirinya di pelukanku.
Ku elus surai hitamnya, kami cukup lama berpelukan di kamar mandi. Yor tampaknya masih menangis, terlihat dari punggungnya yang bergetar.
"Yor, aishiteru" kataku tulus. Yor mengangkat wajahnya dan memandangku lurus, seakan mencari sesuatu dalam pandangku.
"Loid san, hontou?" Katanya ragu, gang cepat kujawab dengan angggukan kecil.
"Aku juga mencintaimu Loid san" kata Yor dibarengi dengan tangis suka cita.
Ku rangkum wajah mungil istriku, dan kukecup pelan bibirnya. Kecupan yang awalnya pelan, menjadi ssmakin panas. Lidah kami saling beradu dalam ciuman panas, melepas betapa saling merindukannya kami selama ini. Segera ku gendong istriku, dan kubawa ke kamarku, tanpa melepas ciuman kami.

Sesampainya kami di kamar, segera kusenderkan istriku di dinding. Ku kecup leher dan mulai membuka atasannya. Hingga Yor telanjang setengah badan. Tidak menyianyiakan kesempatan segera kuhisap gunung kembarnya. Kuperhatiakan wajah Yor yang sudah memerah, sang empunya hanya pasrah saat ku gigit puting gunung kembarnya. Tanganku mulai nakal menyusuri paha mulus Yor, dan mengelus vagina istriku. Seringai terukir di wajahku, karena melihat istriku juga menikmati permainan ini, berulang kali Yor mendesah dengan menyebut namaku. Kumasukan dua jari, dan mengocok vagina Yor, dengan cepat.
"Ssshhh..AHhh Loid san, aku mau keluar" katanya sambil mencengkram bahuku dengan mata terpejam.
"Keluarkan Yor" kataku dengan terus mengocok istriku. Akhirnya Yor mengalami orgasme, terbukti banyaknya cairan dari vaginanya, hingga meluber ke tanganku.
"Manis" kataku sambil menjilat cairan orgasme milik Yor. Ku dorong perlahan tubuh istriku, sehingga tubuhnya tersender kembali di tembok, kuhimpit dan mulai menggesek tubuhnya. Nafsuku sudah diubun ubun sekarang.
"Yor, aku sudah tidak tahan" bisiku parau di telinga istriku. Yor merespon dengan menggaguk malu.
Mendapat lampau hijau dari Yor, segera kubuka celanaku yang sudah terasa sesak. Segera kusingkap rok istriku dan menurunkan celana dalamnya. Dengan perlahan kumasukan penisku ke liang miliknya.
"Lo..loid san, ahh" erang Yor sambil mencengkram erat kemejaku.
"Iku yoo Yor" dengan sekali sentakan, seluruh penisku kini sudah berada di dalam tubuh Yor.

Seketika di ruangan nuansa hitam tersebut menjadi semakin panas.

----To be Continue 🤣---

Apa yang akan terjadi antar Yor dan Loid?
Akankah Anya akan mendapatkan adik baru ?

Please comment for support

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Oh My LoidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang