"Aku akan menjemputmu disini nanti, kau selesai jam setengah dua jadi aku pastikan sepuluh menit sebelumnya aku sudah berada didepan kelasmu." Ucap Lisa sambil melihat jam yang melingkar di pergelangan kirinya sedangkan tangan kanannya menggenggam tangan kekasihnya.
Selama mereka kuliah, Lisa selalu melakukan hal ini pada Jennie, tidak pernah absen sekalipun rasanya gadis jangkung itu mengantarkan kekasihnya sampai di depan kelas dan nanti menjemputnya lagi di tempat yang sama.
"Jika kau memiliki urusan dengan teman-temanmu maka tidak masalah jika aku yang menghampirimu honey." Balas Jennie sambil menggoyangkan tangan kanan kekasihnya namun Lisa langsung menggeleng.
"Aku hanya bertemu dengan mereka sebentar, aku tidak akan telat menjemputmu, Nini, sekarang masuklah dan belajar dengan benar." Ucap Lisa, dia melepaskan genggaman tangan mereka dan merapikan rambut kekasihnya, hari ini Jennie mengikat rambutnya setengah dengan pita berwarna hitam.
"Baiklah kalau begitu, aku masuk dulu, ingat, jangan berani melirik wanita lain atau, you end." Ucap Jennie, Lisa langsung tertawa setelahnya, mereka pasti menjadi pusat perhatian sekarang.
Well, mereka memang sudah menjadi pusat perhatian di universitas ini sedari hari pertama mereka menjadi mahasiswi sekalipun, semua orang mengetahui jika mereka adalah pasangan yang fenomenal.
Terkadang juga ada banyak pasang mata yang iri begitu melihat keduanya, apalagi Lisa yang terkadang tidak segan untuk bermesraan dengan Jennie meski didepan publik, mereka bebas karena ini adalah Paris.
"Bagaimana aku bisa berpaling dari kekasihku yang sangat cantik ini? Kau yang terbaik di hatiku Nini, singkirkan pikiran buruk itu my fiance." Ucap Lisa, dia langsung menurunkan sedikit tubuhnya dan menangkup kedua pipi mandu kekasihnya.
"Aku masuk dulu." Lisa mengangguk namun tidak mau melepaskan tangannya, oh, jika bisa, dia ingin selalu bersama Jennie selama dua puluh empat jam.
"Aku masuk dulu, honey." Kali ini Jennie memberi penekanan pada kalimatnya dan melepas tangan Lisa yang menangkup kedua pipinya, Lisa kemudian kembali menegakkan tubuhnya.
"Okay, kalau begitu aku ke cafetaria untuk menemui Niki." Ucap Lisa, Jennie berdehem dan membiarkan Lisa mengecup pipi dan juga bibirnya, ya, itulah yang dilakukan Lisa meski mereka berada di depan kelas dan banyak orang yang melihat aksinya.
"Byee hon." Lisa melambaikan tangannya dan meski tidak rela, dia kemudian melangkahkan kakinya menuju ke arah kafetaria untuk bertemu dengan teman-temannya.
Jennie menyunggingkan senyumnya begitu melihat punggung Lisa yang menjauhi tempatnya berdiri sekarang, dia bahkan sampai memiringkan kepalanya seolah sangat menikmati pemandangan punggung kekasihnya, meski itu terbalut sweater, tapi dia seorang yang rutin melihat punggung telanjang kekasihnya.
"Kau bisa dianggap gila jika senyum-senyum seperti ini." Suara itu menyadarkan Jennie dan sukses membuyarkan lamunan indah Jennie, dia menoleh dan ternyata kedua teman dekatnya yang menghampirinya.
"Well, aku melihat bagaimana indahnya punggung kekasihku." Balas Jennie sombong, membuat kedua temannya langsung berdecih pelan, Kris Stewart dan Jung Hoyeon.
Kedua temannya juga bukan berasal dari Paris seperti dirinya, Stewart yang berusia lima tahun diatasnya berasal dari Amerika sedangkan Hoyeon, berasal dari Korea, sama sepertinya dan keduanya adalah murid beasiswa.
"Kami melihat semuanya, bahkan ciuman kalian, ck, apa rasanya dunia ini hanya milik kalian berdua?" Cibir Stewart setelahnya dan Jennie hanya membalas temannya itu dengan kekehan.
KAMU SEDANG MEMBACA
your forever, HOME.
Fanfiction[EBOOK ONLY] HOME season 2 --- Warning! ⚠️ Pure G×G 🔞 Tidak Untuk ditiru⚠️