Aku tidak mau tahu, hari ini kamu harus datang ke pernikahanku Ruqo! Kamu bertahun-tahun tinggal diluar kota. Dan sekarang giliran sudah pulang kesini kamu gak mau datang. Teman macam apa kamu?" Anisa memaksa Ruqo, Nisa adalah sahabat Ruqo ketika dia di sekolah SMP dan SMA dulu.
"Iyah aku usahakan Nis. Tapi aku tidak janji yah! Aku malas bertemu sama teman-teman sekolahku dulu!" jawab Ruqo dengan suara kurang semangat. Sejak pagi bahkan dia belum beranjak dari tempat tidurnya.
"Sudah lama Qo, masa kamu masih saja dendam sama teman-teman kamu. Aku penasaran banget mau lihat kamu sekarang bagaimana. Kamu udah nikah apa belum sih, kenapa tidak pernah ada kabar sama sekali. Jahat kamu Qo." Nisa kembali berkata penuh antusias kepada Ruqo.
"Hmmm, aku sama saja dengan yang dulu. Tidak ada yang berubah," jawab Ruqo merendahkan dirinya sendiri.
"Kamu tahu tidak, aku dengar Dallas sudah menikah Qo. Aku penasaran cewek seperti apa yang dinikahi olehnya. Haha, secara dia dulu jijik banget sama kamu. Mudah-mudahan dia dapat istri lebih jelek daripada kamu." Ruqo menelan salivanya ketika mendengar apa yang dikatakan oleh temannya itu.
"Mama, aku lapar Ma!" seru seorang anak kecil memanggil Ruqo. Nisa di seberang telpon mulai salah fokus dengan apa yang didengarnya.
"Sudah dulu yah Nis!" Ruqo buru-buru ingin menutup teleponnya.
"Qo, suara siapa itu? Yang panggil kamu Mama. Jangan-jangan kamu sudah menikah dan punya anak lagi …," Ruqo langsung menutup telepon tanpa mengucapkan salam. Wanita itu memegang pergelangan tangan mungil disampingnya, mengajaknya ke meja makan.
Setelah mempersiapkan makan untuk putra kecilnya. Ruqo menyiapkan barang–barangnya, dia berdiri di depan cermin. Sebuah kebaya indah sudah dipesan untuk acara hari ini. Sebenarnya dia tidak begitu bersemangat untuk menghadiri acara pernikahan teman sekolahnya itu. Bertahun-tahun setelah lulus sekolah SMA hal yang paling dihindari olehnya adalah acara-acara berkumpul dengan teman sekolahnya. Bagaimana tidak, kenangan Ruqo saat sekolah tidak ada satupun yang indah. Baik itu sekolah SD, SMP, maupun SMA semuanya tidak ada yang berkesan untuknya, hanya bullyan yang ia diterima saat itu.
“Ruqoyah! Udah giginya tonggos, gedut, burik lagi. Haha! Sempurna sekali kekuranganku itu. Kalau aku ingat-ingat rasanya aku pun merasa malu dengan diriku sendiri yang dulu. Bukan aku tidak mau mensyukuri apa yang diberikan Tuhan, tapi begitu menyedihkannya penampilan aku dulu.” Ruqo mengingat kata-kata hinaan yang pernah diterima di masa sekolah dulu. Setiap kali ada reuni dengan teman-teman sekolahnya, Ruqo selalu sengaja tidak hadir. Dia malas bertemu dengan teman-temannya itu.
Hari ini pun sama, dia tidak bersemangat untuk datang. Namun bagaimana lagi, yang menikah hari ini adalah teman dekat dia satu-satunya ketika di sekolah, bahkan ketika yang lain menghina dan mencela dirinya, hanya dia yang ada disampingnya.
Namanya Anisa-seorang gadis yang tidak jauh berbeda nasib dengannya saat di sekolah dulu. Sering mendapat bullyan ketika bersekolah. Keduanya berpisah saat Ruqo pergi keluar kota saat lulus SMA.
***
Ruqo sudah siap dengan kebayanya. Dia juga sudah berdandan sangat cantik, sungguh penampilannya sangat jauh berbeda dengan ketika dia lulus SMA dulu. Gigi tonggosnya sudah rata, tubuhnya sudah ramping, dan kulitnya lebih bersih, karena dia sering perawatan. Gadis burik itu sudah berubah jadi kupu-kupu yang sangat cantik.
Ruqo mengambil tas selempangnya, dengan mengendarai sebuah motor dia memberanikan diri untuk datang ke acara pernikahan Anisa. Disana dia pasti akan bertemu teman-teman SMP teman SMA nya.
"Nak kamu sama Nenek dulu yah! Mama ada acara sebentar hari ini," ucap Ruqo pada anak kecil yang kini sudah berusia enam tahun lebih.
"Iyah Ma! Papa tidak pulang hari ini?" tanya Cio-anak lelakinya. Ruqo menggelengkan kepala.
"Papa masih diluar kota! Minggu depan baru pulang," serunya memberikan jawaban, Cio mengangguk berusaha mengerti.
Setelah menitipkan putranya, Ruqo langsung mengendarai motor, pergi ke rumah Annisa yang dari rumahnya sekitar satu jam dari rumahnya sekarang.
***
"Haha! Kamu pangling sekali Nis." ucap Reta yang dulu adalah teman Nisa saat SMA.
"Iyah bisa berubah begini yah," sahut Nita mengomentari penampilan Nisa yang hari ini tampak berbeda dengan Nisa yang dulu.
"Teman kamu kesini gak Nis?" tanya Reta
"Siapa?"
"Itu yang giginya tonggos!" bisik Nita pada Nisa. Dia menahan tawa saat mengatakan itu.
"Oh Ruqo. Dia lagi di jalan mau kesini katanya." Jawab Nisa.
"Apa dia udah nikah yah. Haha! Jadi malu aku dulu pernah bully dia waktu sekolah," celetuk Reta. Dari arah kejauhan datang dengan sebuah Mobil mewah, tidak lain dia adalah Damar. Teman SMA dulu.
"Wah Gila Damar dari dulu emang selalu keren yah! Kalau Damar yang dulu ketampanannya di biasa-biasa saja bisa berubah sangat keren begini, bagaimana Dallas yang sejak dulu ketampanannya di atas rata-rata. Haha. Kamu undang Dallas juga kan Nis." tanya Nita kepada Nisa. Gadis itu mengangguk pelan.
"Aku undang sih, sekedar kirim undangan. Tapi gak tahu dia datang atau engga. Bodo amat lah,mana mungkin lelaki sepertinya mau datang acara nikahan orang jelek kayak aku begini. Dia sekarang udah nikah sama artis kali. Secara selera dia kan yang bening-bening." ucap Nisa asal bicara.
Damar dengan senyumannya berjalan melewati Reta dan Nita. Pria yang terkenal playboy itu kini menggandeng seorang gadis seksi dan cantik di sampingnya. Dia duduk ditempat yang sudah disediakan.
Dengan sebuah motor sport seorang pria juga datang dengan tampilan yang tidak kalah kerennya. Membuat mata yang ada dalam acara itu tertuju padanya, siapa lagi kalau bukan Dallas Bagaskara. Pria yang sejak lahir sudah terlahir good looking, pria yang digemari oleh banyak wanita sejak dia SD. Dallas berjalan sendirian, dia kemudian mengambil tempat duduk disamping Damar.
"Dia datang sendiri Ret! jangan-jangan dia belum menikah." Nita langsung mengambil kaca, menambah lipstik dan bedak di wajahnya. Reta dan Nita berusaha mempercantik wajah mereka untuk menarik perhatian Dallas.
"Berharap boleh kan yah. Meski susah digapai. Haha! Kamu ingat tidak dulu cewek paling cantik disekolah saja ditolak sama dia. Siapa namanya lupa aku?" tanya Nita pada Reta.
"Shella namanya. Apa dia juga akan hadir hari ini. Jadi penasaran aku. Ini acara nikah atau reuni sih. Bisa-bisanya orang keren hadir di pernikahan si cupu Nisa." Reta ngoceh sendiri merasa heran, jarang-jarang Dallas mau datang ke acara pernikahan seperti ini.
Setengah jam kemudian, dengan menggunakan sebuah motor biasa, Ruqo tiba di depan acara pernikahan Nisa. Wajah cantik berbalut kebaya dan kerudung menyelimuti wajah Ruqo. Wanita itu tersenyum, meyakinkan diri sendiri ketika akan masuk ke dalam gedung acara pernikahan itu.
Ruqo berjalan perlahan masuk ke dalam gedung dimana pernikahan Anisa diselenggarakan. Wanita itu menunduk malu, dia takut ada teman sekolahnya yang mengenali dirinya.
"Siapa itu? Wajahnya tidak asing?" tanya Damar kepada Dallas yang ada disampingnya. Pria itu langsung tersenyum saat melihat Ruqo berjalan.
"Kami pikir saja dia itu siapa?" Dallas kembali membalikan pertanyaan dari Damar.
"Gue tidak pernah punya teman secantik itu sih dulu. Tapi dia bukan selera gue, tubuhnya terlalu ramping dan tampilannya norak. Tapi wajahnya memang sangat cantik." puji Damar.
Dallas tidak peduli dengan apa yang diucapkan oleh Damar, tiba-tiba dia berdiri melambaikan tangan sambil tersenyum dengan begitu manis kepada Ruqo.
Bersambung …
KAMU SEDANG MEMBACA
DARU ( Dallas- Ruqo)
Teen Fiction"Gigi tonggos, badan kayak Badak, burik lagi. Haha! Dasar Rokayah." Seperti itulah hinaan yang di terima Siti Ruqoya atau biasa di panggil Ruqo oleh kedua orang tuanya, beda lagi kalau yang manggil teman-temannya yang tidak suka kepdanya, dia di pan...