part 23

59 3 0
                                    

Haii(๑˃̵ ᴗ ˂̵)و selamat datang readers Acaaa.....
Apa kabar?? Jaga kesehatan yaaaᵕ̈
Kalian tetap semangat yaaa, jangan takut selagi kta g salah!
Semangat ya hari iniii
Enjoy!

▬▬ι════Happy reading....══════════ι▬▬

.
.
.

"𝘏𝘢𝘳𝘶𝘴𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘩𝘪𝘣𝘶𝘳 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘴𝘶𝘬𝘢."
.
.
.

Setelah berjam-jam dan berhenti untuk istirahat sejenak, akhirnya Alisya dan Davin telah sampai di kota kelahiran gadis mungil itu.

Kini mereka berada di salah-satu pedesaan yang masih nampak asri dan banyak pepohonan. Alisya tak menyangka sudah bertahun-tahun ia tak kesini, tak ada perubahan hanya jalan berganti menjadi aspal, banyak kawasan pondok disini dan selebihnya masih tetap sama.
Kakinya beranjak menuju salah satu rumah sederhana dan Davin mengekori calon istrinya itu.

'Tok, tok, tok.'

Di ketuk pintunya, mata boba Alisya memancarkan harapan agar sang pemilik rumah tak pergi atau di ganti oleh orang lain. Setelah mengetuk pintu yang ke tiga akhirnya di buka, menampilkan wanita paruh baya dengan wajah kebingungan.

"𝘕𝘨𝘨𝘦𝘩, 𝘮𝘢𝘥𝘰𝘴𝘪 𝘴𝘪𝘯𝘵𝘦𝘯?" tanya wanita paruh baya itu. Alisya berkaca-kaca, ingin sekali ia peluk orang itu.

[𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘪𝘯𝘪 𝘣𝘢𝘩𝘢𝘴𝘢 𝘑𝘢𝘸𝘢 𝘺𝘢 𝘨𝘶𝘺𝘴, 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘪𝘯𝘪 𝘬𝘦 𝘒𝘳𝘢𝘮𝘢 𝘑𝘢𝘸𝘢. 𝘠𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘪𝘢𝘴𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘨𝘶𝘯𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘪𝘤𝘢𝘳𝘢 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘭𝘢𝘸𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘦𝘵𝘪𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘵𝘢𝘬 𝘴𝘢𝘭𝘪𝘯𝘨 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘭, 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘪𝘤𝘢𝘳𝘢 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘭𝘢𝘸𝘢𝘯 𝘫𝘦𝘯𝘪𝘴 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘵𝘶𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘶𝘫𝘶𝘢𝘯 𝘢𝘨𝘢𝘳 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘴𝘰𝘱𝘢𝘯.]

𝘛𝘙𝘈𝘕𝘚𝘓𝘈𝘛𝘌: "𝘠𝘢, 𝘤𝘢𝘳𝘪 𝘴𝘪𝘢𝘱𝘢?"

"𝘱𝘶𝘯𝘪𝘬𝘢 𝘬𝘶𝘭𝘢 𝘣𝘶𝘬, 𝘪𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯𝘨 𝘳𝘪𝘺𝘦𝘯 𝘴𝘢𝘩𝘢𝘣𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘛𝘦𝘨𝘢𝘳. 𝘒𝘶𝘭𝘢 𝘈𝘭𝘪𝘴𝘺𝘢 𝘪𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯𝘨 𝘳𝘪𝘺𝘦𝘯 𝘴𝘦𝘮𝘱𝘦𝘵 𝘱𝘪𝘯𝘥𝘩𝘢𝘩," jawabnya dengan sopan dan mata yang terus berkaca. Davin tak tahu cerita mulanya pun hanya memperhatikan dua wanita itu berbicara, sebenarnya dia paham apa yang mereka bicarakan tetapi tak enak jika ikut menimbrung tanpa tahu alasannya.

𝘛𝘙𝘈𝘕𝘚𝘓𝘈𝘛𝘌: "𝘐𝘯𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘶𝘬, 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘶𝘭𝘶 𝘴𝘢𝘩𝘢𝘣𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘛𝘦𝘨𝘢𝘳. 𝘈𝘬𝘶 𝘈𝘭𝘪𝘴𝘺𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘶𝘭𝘶 𝘴𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘱𝘪𝘯𝘥𝘢𝘩."

"Oohhh Alisya ... Ya Allah nduukk, apa kabar? Keluarga sehat." Setelah mengingat Alisya, ibu itu memeluk Alisya kencang dan dibalas pelukan oleh Alisya.

Pelukan itu ... tetap hangat seperti biasanya. Setelah 7 tahun lamanya tak menjenguk kota kelahirannya itu, akhirnya dia sempatkan untuk berkunjung. Disini sudah tak ada keluarganya lagi, hanya ada teman lamanya yang tak tahu bagaimana kabarnya.
Kampung halaman tetaplah, kampung halaman meski banyak meninggalkan luka.

He Is My Husband! [ ENGGAK UP!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang