part 26

87 1 0
                                    

Haii(๑˃̵ ᴗ ˂̵)و selamat datang readers Acaaa.....
Apa kabar?? Jaga kesehatan yaaaᵕ̈
Kalian tetap semangat yaaa, jangan takut selagi kta g salah!
Semangat ya hari iniii
Enjoy!

▬▬ι════Happy reading....══════════ι▬▬

.
.
.

"yang tak mungkin di pikirkan, bisa jadi itu plot twist yang sebenarnya."
.
.
.

Baru saja menyelesaikan makan malamnya Alisya mengecek ponsel dan melihat beberapa notifikasi pesan.
Senyum indah itu mengembang secara perlahan, ia menggigit bibirnya sedikit menahan salting.

Tubuhnya mulai berbaring di kasur empuknya, dan posisi badan miring menghadap tembok kamar yang dipenuhi dengan barang-barang pajangan.

Tanpa pikir panjang ia membalas pesan tersebut. Kali ini Alisya akan memanggil Davin dengan sebutan istimewanya, sekaligus untuk gladi bersih agar ketika sudah sah ia tak canggung jika memanggil suaminya dengan sebutan itu.

Ada rasa sedikit canggung di benak. Tapi mau bagaimana lagi, itu juga akan menghilang dengan sendirinya. Jika boleh jujur, jantung Alisya berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Deeekk lo ngga tiduurr. Dah malem, jangan drakoran terus!" tegur Arkan dari luar. Oh iya, dia lupa bahwa waktu sudah cukup malam untuk tidur. Dan dia harus mengumpulkan tenaga untuk acara lamarannya nanti.
.

Pagiku cerahku, matahari bersinar. Ku gendong tas hitamku di pundak, selamat pagi semua ku nantikan dirimu. Di depan kelasku, menantikan kami.

Yaa seperti itulah keadaan mood Alisya yang begitu cerah secerah pagi ini. Ia bangun lebih awal dari biasanya.

"Tunggu. Senin kan gue ulangan njir, kalo tunangan ntar gue susulan dong. Kalo susulan ngerjainnya di ruang guru, kalo di ruang guru ... gue mikirnya nggak tenang dong. Aduuhhh kok bisa lupa sih, tunggu ulangannya besok apa Kamis sih. Kok gue jadi amnesia gini," cerocosnya panik. Dia benar-benar lupa dengan ulangan, dengan cepat ia segera turun ke bawah untuk menanyakan hal tersebut.
.

Kebetulan sekali, di ruang tengah ada Arkan yang tengah menonton kartun minggu dengan camilan yang di dekap. Anissa? Dia sudah pergi untuk menyiapkan acara Alisya besok.

"Bang. Lo inget nggak sama hari ujian gua, gua lupa banget ya allah." Arkan yang sedang mengunyah camilan, ia menghentikan aktifiasnya lalu mencoba mengingat-ingat.

"Seinget gue sih, ulangan lo Kamis deh. Kenapa emang?" Tanya dia, gadis itu menghembuskan napasnya pelan lalu mencomot camilan yang Arkan dekap.

"Besok kan gua lamaran sama Davin. Nah, gue lupa sama hari ulangan gue. Takutnya tabrakan gitu loh, eh ternyata Kamis." Arkan mengangguk paham dan mengunyah kembali.

"Bang, kenapa gue sih yang jadi korban perjodohan ini? Kenapa nggak kak Anissa aja? Kan mereka hampir seumuran, kalo gue jatuhnya kaya Om sama keponakan nikah. Jujur gue belum ikhlas Bang, gue masih mau seneng-seneng dulu. Sumpah nggak expect ini. Kaya bom waktu banget." Ia mencurahkan semua isi hatinya pada sang Kakak. Arkan menaruh camilan dan memeluk Alisya dengan hangat.

"Gue tau Sya ini berat. Tapi gue yakin, adek gue satu ini kuat. Ambil positifnya, sekarang lo kemana-mana nggak harus sama Hanan kan, dan kalo suami lo loyal plus peka ... gue yakin innerchild lo sembuh, percaya deh pilihan Bunda nggak bakal gagal. Gue harap lo dewasa ya kalau ngehadepi ujian rumah tangga, jangan berhenti tengah jalan. Allah nggak suka perceraian!" Nasihat Arkan, ia merenggangkan pelukannya lalu mengambil bantal sofa dan meletakkannya di paha. Alisya bingung melihat Arkan ketika menepuk bantal tersebut.

He Is My Husband! [ ENGGAK UP!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang