Air hangat terisi penuh dalam bath up. Wangi sabun menguar bersama dengan uap air yang mengudara. Lelaki dengan perut sedikit buncit masuk kedalamnya membuat bak yang tadinya penuh dengan air akhirnya tumpah ruah.
Build memulai acara berendamnya. Fikirannya berkelana memikirkan apa yang terjadi padanya akhir-akhir ini. Mabuk, berhubungan dengan adik iparnya, fakta dia mempunyai rahim sekaligus mengandung anak haram hasil perselingkuhannya.
Tujuh belas minggu sudah perutnya terisi oleh makhluk lain yang tumbuh menggerogoti gizi ditubuhnya. Ia masih tidak bisa menerima keadaan ini. Hamil. Lelaki bisa hamil itu masih sangat tak masuk diakalnya. Belum lagi manusia kecil tumbuh dengan sehat dalam tubuhnya.
Jika saja saat itu ia mengetahui lebih dulu soal ia mempunyai rahim, ia pasti mengcangkoknya dari awal. Atau paling tidak, jika ia sendiri mengetahui ia hamil sebelum Briell mengetahuinya, mungkin semuanya tak jadi seperti ini. Mungkin sekarang dia masih dengan perut ratanya dan tidak akan memiliki makhluk yang ikut serta memakan gizinya.
Dan satu lagi persoalan yang sangat ia hindari tapi selalu melekat. Bible. Dia sudah menghindari lelaki itu sebisa mungkin, tapi entah dari mana, selalu saat dia memulai langkahnya untuk keluar dari kamarnya Bible selalu ikut serta membuntutinya.
Tidak hanya diam mengikutinya, mulut manusia yang sangat ia hindari itu selalu berusaha mengajaknya bicara padahal tak pernah sekalipun ia jawab. Terkadang bahkan Bible selalu memperlakukannya dengan tak wajar. Atau mungkin lebih tepatnya perhatian padanya secara tak wajar.
Menuangkan minuman pada gelasnya, membawakan susu hamil hangat buatannya saat Briell bekerja, sampai mengikat tali sepatunya saat ia kadang kesulitan karena perutnya yang mulai membuncit.
Kadang sampai dia curiga, apakah Bible tahu akan kebenaran jika manusia sebesar buah alpukat dalam tubuhnya ini adalah hasil darinya. Sampai pernah pada suatu hari ia menanyakan kenapa Bible terus membuntutinya hingga melakukan hal ini padanya. Bible hanya menjawab bahwa dia hanya ingin maaf dari Build dan membayar kesalahannya dulu dengan membantu apa yang menjadi kesusahan Build. Ia sangat lega saat Bible tak pernah tau apa yang sebenarnya.
Bible yang dulunya bicara seadanya sekarang mencari banyak topik untuk mengajaknya bicara meskipun tak ingin ia gubris sama sekali. Sedikit terasa aneh memang, tapi ia mulai terbiasa.
Bukannya ia tak suka dengan prilaku Bible padanya, ia hanya tak ingin nyaman dengan semua prilaku baik yang ditujukan padanya. Ia tak mau rasa nyaman itu akan berubah menjadi rasa yang tak sewajarnya. Meskipun ia merasakan kenyamanan itu, dengan berat hati ia selalu mengelaknya.
Jujur saja, ia sudah tak semarah dulu pada Bible, karena ia fikir ia juga bersalah disini. Dia juga tak menolak atau bahkan menghindari saat Bible mengajaknya. Ia menghindari Bible hanya karena menjaga perasaan istrinya ataupun istri Bible meskipun istri Bible tak tahu akan apa yang telah ia lakukan bersama suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
This is Wrong
FanfictionBible tak sengaja berkhianat dengan suami dari kakaknya, Build. Tepat di malam setelah janji suci pernikahannya dia tidur dengan kakak iparnya yang bahkan tak terlalu akrab dengannya. Dia telah melakukan hal yang seharusnya dia lakukan sebagai pasan...