4

599 94 69
                                    

Sorry for typos, happy reading guyss!!! INI PANJANG BANGET, semoga kalian ga bosen.

●○•○●

☆♡This is wrong♡☆

●○•○●

Build keluar dari kamar mandi sesaat setelah acara mandi sorenya. Tetesan air dari badan dan rambutnya yang basah menetes disetiap langkah yang telah ia lewati.

Berjalan menuju lemari dengan handuk yang persegi panjang yang membungkus badannya dari dadanya hingga ke paha mulusnya. Mulutnya terus bersenandung dan tangan yang mengelus perut buncitnya yang hari demi hari semakin berat.

Berdiri di depan kaca lemari. Moodnya terlihat sangat bagus hari ini. Menatap kaca di depannya, mengagumi pahatan sempurna pada dirinya sendiri.

"Memang sangat tampan aku ini." Kata Build dengan bangga melihat pahatan sempura wajahnya. Tapi apa Build tidak sadar? Mana ada lelaki tampan yang memakai handuk dibalut hingga semua badannya tertutup. Bukankah umumnya lelaki memakai handuk hanya sebatas pinggang ke bawah?

"Kecil, bukankah Papa sangat tampan? Lihatlah, Tuhan memberikan wajah tampan ini dengan sangat sempurna." Ucap Build pada anak dalam perutnya. Sejak anaknya bergerak untuk pertama kalinya dan merespon hampir semua yang ia katakan, Build semakin sering mengajak anaknya berbicara. Ia merasa sangat senang karena merasa selalu ada yang mendengar semua ocehan omong kosongnya.

"Kau benar-benar harus mewarisi wajah Papa. Mau kau nanti laki-laki ataupun perempuan, jangan seperti Daddymu yang bermuka kaku. Atau seperti Mamamu yang menawan juga tak apa. Eh, tapi apa bisa kau mirip dengan Mamamu? Entahlah, kau harus mirip Papa pokoknya, oke?" Build kembali mengoceh, namun tetap tak ada respon dari anaknya.

"Kecil, tidurkah? Tak biasanya tidur di jam ini." Tetap tak ada respon apapun dari anaknya, bahkan dari tadi pagi. Build mulai khawatir.

Build tak menyerah, terus mengelus perutnya sambil mengajak anaknya biacara.

"Kecil, bangunlah! Kau tak apa kan?" Kali ini baru ada satu gerakan dari dalam perutnya setelah Build mengelusnya cukup lama, membuatnya bisa bernafas lega.

"Astaga, Kecil! Kau mengejutkan Papa. Kau tak apa, kan? Beri Papa satu tendangan jika berarti iya dan dua tendangan untuk tidak. Seperti biasanya yang kau lakukan." Seakan mengerti yang dibicarakan oleh Papanya, Kecil menendang perut Papanya sebanyak satu kali.

"Anak Papa sangat pintar. Bisa mengerti apa yang Papa katakan." Oceh Build kembali dengan senyuman lebar dan suara riang gembira.

Pandangan Build kembali pada kaca didepannya. Mengambil handuk kecil dalam lemari untuk mengeringkan kepala yang masih basah. Mengusapnya sampai sedikit mengering dan tetesan air tak menetes. Lalu kembali melihat kaca dan mengagumi dirinya sendiri seperti tadi.

"Dengan rambut yang sedikit basah dan berantakan seperti ini, aku terlihat sangat keren. Bukan begitu, Kecil?" Dua kali tendangan yang langsung dilayangkan oleh anak dalam perutnya tanda tak setuju.

"Hei! Bisa-bisanya kau tak setuju dengan yang Papa katakan! Oh, atau mungkin kau menganggap Papamu ini tampan, kan?" Dua tendangan kembali di dapatkan oleh Build.

"Kecil! Bagaimana kau bisa begitu! Apa menurutmu Papamu ini jelek? Tega sekali kau." Ucap Build dengan sedikit jengkel. Ia mulai terpancing untuk emosi karena anaknya sama sekali tak setuju dengan apa yang ia katakan. Dua tendangan didapat sebagai jawaban tidak.

"Lalu apa? Kau menganggap Papamu bagaimana? Oh, atau jangan-jangan kau menuruni Daddymu yang kurang ajar itu dengan menyebut Papamu ini imut dan cantik?" Kali ini hanya satu tendangan yang di dapatkan Build sebagai jawaban, tanda setuju dari sang anak.

This is Wrong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang