02

503 86 2
                                    

Pagi pagi sekali langit masih gelap namun sudah ramai dengan suara azan bersautan

Jihane sudah terbiasa bangun sepagi ini untuk menyiapkan sarapan dan keperluan suaminya sebelum bekerja

Tidak pernah mengeluh ia melakukan itu dengan ikhlas demi suaminya, meski ada pembantu tapi ia selalu memasak sarapan sendiri, namun kadang kadang dibantu pembatunya juga sih

Setelah selesai memasak dan menyiapkanya di meja makan, Jihan berjalan ke kamar untuk membangunkan suaminya, namun kali ini suaminya telah bangun sendiri, sudah mandi, wangi dan berpakaian rapih menggunakan kemeja biru muda di padu jas hitam, saat Jihane masuk ke kamarnya sudah tidak perlu lagi bertindak membangunkan dan menyuruhnya segera siap siap

Laki laki itu terlihat sangat tampan dan wangi, badan kekar dan jangut yang tumbuh di sekitar wajah membuatnya semakin terlihat macho sebagai laki laki

Jihane tersenyum melihat suaminya setampan itu

" mau kemana sewangi ini ? " tanya Jihane dengan senyum, di tengah tengah bibirnya nampak belahan yang membuat senyum itu semakin indah untuk dilihat

Al terkejut dengan pertanyaan itu apalagi dengan senyuman terhias di wajah istrinya, tidak biasanya Jihane tersenyum semanis itu padanya

Selama ini Jihane terlihat sangat cuek padanya tidak peduli penampilan suaminya mau rapih atau berantakan
Mau wangi atau bau busuk, terserah ..

" kamu gak biasanya sewangi ini, mau kerja apa mau tebar pesona ? " lanjut Jihane lagi

" aku dapet kerjaan baru di perusahaan yang lain " jawab nya dengan sedikit agak ragu atas jawabanya itu, takut kalau istrinya akan marah karena dia pindah kerja lagi

Mata Jihane langsung membulat menatap suaminya, seketika senyuman nya pun lenyap secepat kilat

" kamu baru aja dua minggu dapet kerjaan bagus terus sekarang udah pindah kerja lagi, kamu waras apa gak sih Al ! " ucap Jihane mulai emosi dengan kelakuan suaminya yang selalu keluar masuk perusahaan sebelum kontrak kerja nya habis

" tapi di perusahaan yang baru gajinya lebih besar, aku dapat posisi yang bagus di situ tidak seperti di perusahaan lama, cuma karyawan biasa yang dapat gaji tujuh juta dengan uang bonus kurang dari satu juta " sahutnya  beralasan

" terus dapat gaji berapa di perusahaan yang baru ini ? " tanya Jihane lagi, kali ini suara nya mulai standar tidak tinggi atau rendah

" 30 juta " jawab Al singkat

" whatt .. ! Gimana bisa ? " Jihane sangat tidak percaya, suaranya begitu sangat lantang karena ketidak percayaan pada apa yang dia dengar barusan

" ya tentu bisa namanya juga rejeki " ucap Al

Jihane terdiam sejenak, matanya menyipit menatap suaminya

" dengan gaji segini aku bisa menafkahi kamu lagi, hutang di bank juga bisa mulai di cicil lagi, kita akan bangkit perlahan " ucap Al penuh keyakinan

" hemm .. ya, aku doakan, ya udah ayo makan " ajak Jihane

Pasangan suami istri itu keluar dari kamar secara bersamaan, Al berjalan di belakang Jihane untuk menuju ruang makan, duduk di bangku berhadapan di satu meja dan mulai makan bersama, hal itu selalu dilakukan setiap hari

Saat suami kerja Jihane mulai sibuk dengan kegiatanya, ia juga bekerja di sebuah Bank sudah sejak lama, sebab itu Jihane dan suaminya mulai terlihat jarang bersama kecuali pagi hari sebelum berangkat kerja

Setiap hari Al maupun Jihane sama sama sampai ke rumah tengah malam, meski jam kerja Jihane cuma 8 jam dan sore sudah pulang tapi dia tidak pernah pulang cepat, lebih banyak menghabiskan waktu di luar, pergi ke club malam untuk menghilangkan kejenuhanya di rumah yang selalu merasa kesepian

PENIPU HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang