II

2.4K 44 1
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Termenung sudah
membayangkan dan memikirkan semuanya, itu yang ada selalu di kepala Candra.

Di ruangan yang agak besar itu dan memandangi seorang dosen paruh baya yang tengah menerangkan sembari menjelaskan manusia itu dengan teori Darwin.
Candra tak sedikitnya konsen dengan apa yang di jelaskan namun, dia sudah berpikir maksud dari teori Darwin yang masih di terima.

" Nenek moyang kita adalah kera... Jika memang begitu maksud teorinya mengapa jenis-jenis kera yang sering di kebun binatang atau yang ada di alam sana tidak berevolusi menjadi manusia?..". Gumannya dalam hati.

Ia memandang kearah jendela sejenak dan ia sadari ada pantulan dari murid barisan belakang. Awalnya, hanya memfokuskan diri dengan langit biru yang indah.

Namun, tiba-tiba dia sedikit melihat ada seseorang yang memandanginya dengan dalam dan serius. Ia berpaling kebelakang untuk melihat sekitar murid-murid yang hanya mendengarkan melihat Candra agak bingung karena, tingkah lakunya agak aneh seperti waspada akan sesuatu..

"Pssst... Fokus kedepan Candra.."

suara samar dan pelan membuat Candra melihat sekeliling lagi ternyata ada teman dari angkatannya. Cowok berambut blond dengan mata biru yang memberikan isyarat kepadanya untuk fokus kedepan.

Candra menyadarinya berfokus kedepan lagi tapi, dosennya memukul meja barisnya yang membuat dia terkaget.

"Good you was trying to not listening any explanation from me now???." . Dosen itu memandang Candra dengan pandangan mata biru yang serius. membuat Candra sedikit ksesusahan menelan ludahnya sendiri. Karena, jarang-harang dia ditegur oleh dosen ini yang asli dari Amerika yang bekerja di kampus Jerman ini.

"N-No sir.. it just I was kinda feels my back hurt. S-so, I try gaving myself an own therapy message". Balas Candra yang sedikit grogi namun, sangat pasi dalam berbicara bahasa Inggris.

Dosen itu tetap memandanginya dengan serius hanya menghela napasnya panjang untuk menjaga emosinya soalnya, Candra jarang di tegur oleh beberapa dosen di kampus dia anak rajin dan tak banyak berinteraksi dengan yang lain juga . Itu mengapa, gadis itu selalu hanya berfokus dengan belajar tanpa ada sangkut paut yang menggangunya.

"If you to repeat it again, there's no any leeway I will gave for you little miss." . Suara serius dosen yang agak berat itu membuat Candra mengangguk cepat karena takut dan juga gugup.

"I-I will sir.. I promise not to repeat it again in your class.."

"Good, same as everyone too. Class over."

Semuanya terlihat lega karena mereka berpikir akan ikut di human dan di omelin oleh dosen yang cerewet ini.

Candra bernapas dengan lega dan menyandarkan kepalanya di atas meja sembari menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Memalukan....."

"Hei.. kau tidak apa Candra?"

Ia mendongak kepalanya untuk melihat siapa yang menyapanya. Ternyata, itu adalah Neo yang tadi memperingatkan Candra .

Neo mengerti bahwa Candra kurang terbuka kepada seangkatannya sendiri pada saat dia ingin minta maaf , Candra mengangguk dengan wajah murung yang membuatnya sedikit memiliki dengud hati terkejut.

"She look cute..." . Ia menyadari apa yang dia pikirkan dan menggelangkan kepalanya untuk berhenti.

Candra melihat tingkah laku teman angkaranya itu hanya sedikit diam dan memiringkan sedikit kepalanya. Neo hanya tersentak perlahan membuat sikapnya stabil.
"Maafkan atas sikapku ahem!.. ada apa? tadi aku mengetahui gerak-gerikmu yang waspada apa ada yang mengganjal di benak mu?".

Candra yang mendengar pertanyaan dari mulut Neo yang menunjukkan sedikit kekhawatiran, hanya dibalasnya dengan kepalanya yang agak di gelengkan menandakan tidak ada yang mengganjal.

"Tidak apa..aku gak apa-apa Neo terima kasih telah khawatir.. " Jawab Candra sebagai tambahan untuk tidak membuat Neo berpikir bahwa dirinya itu sangat dingin kepada yang lain.

Wajah Neo terukir sedikit senyum yang membuat Candra membalas senyumnya juga. Sontak membuat Neo memiliki wajah yang agak kemerahan dan sedikit salting.

"O-Oh baiklah, kalau begitu aku pamit. J-Jaga dirimu sampai nanti!"

Candra melihatnya terburu-buru keluar dari ruangan membuatnya agak bingung karena tingkah lakunya, hanya bisa duduk diam di posisinya. Dia tertawa sedikit karena mengeluarkan handphonenya dan men-text Erika agar bertemu di cafe biasanya mereka tongkrong bareng, Cat Café.

Dia memandangi beberapa pesan-pesan lama dengan yang lain dan bersama Erika. Ternyata, dia mencoba untuk tidak memikirkan apa yang dia liat tadi yang membuat masih merasa ngeri dan ketakutan.

Saat dia merasa tenang, dia beranjak pergi dari ruangan juga meninggalkan murid-murid lainya yang masih berada di dalam ruangan. Dia bergegas untuk pergi ke café yang sudah rencana bertemu dengan Erika agar mengatakan hal-hal yang dia alami tadi.

Di lorong ada yang mengawasi dan memandangi gadis lugu yang terburu-buru itu sembari menggigit bibir bawahnya yang hampir terluka itu karena menahan diri untuk tidak bertindak lebih.

"Jangan bertemu dengan pria lain..."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Aha! Maaf update pagi!
Dan maaf jika agar kurang nyambung , maaf juga kalau ad typo maaf juga yang ini pendek TwT
Author akan tetap stay try update!
Stay health my all dear readers!!
Bubyee~ see you next chapter!

Stalker Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang