XIX

709 24 4
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.

Jatuh cinta yang ku alami memang sangat unik bagi diriku, entah mengapa aku awalnya hanya ingin mengaguminya. dirinya hanya orang lain bukan siapa-siapa, teman ku selalu memberikan waspada kepada ku pada saat aku berada di tempat lain. Bibi dan berapa anggota keluarga yang dekat pun juga mengatakan kepada diriku untuk selalu waspada untuk bahaya.

"tidak semu orang yang baik memang tentu baik, dan tidak semua orang yang berwajah domba dengan ekspresi lugu.. memang orang yang yang harus di percayai." mungkin itu yang sekarang aku alami sekarang.. Aku.. telah mengagumi seorang domba yang sebenarnya adalah seekor serigala yang sangat buas bukan serigala melainkan.. seorang monster.

Candra.. gadis ini yang hanya bisa terbaring di tempat tidur saat ini hanya bisa mencoba untuk melawan rasa sakit yang dia hadapi di pikirannya, dia tersadar akan lama bahaya yang telah dia alami. Lelaki yan dia sukai, yang dia kagumi, kakak senior di kampusnya yang sebenarnya populer ternyata orang yang mental gak sehat sama sekali. Gadis itu perlahan bangun dari tidurnya dan mencoba untuk mengingat kejadian awal dan mengapa ini semua terjadi.

hanya bermodal dengan pakaian yang size bukan sesuai dengan bodynya, dia mengatahui kaus siapa yang dia kenakan sekarang. kaki nya terasa berat, itu dikarenakan rantai-rantai yang terlilit di pergelangan kakinya. Sebenarnya dirinya terasa muak ataupun ingin menangis tapi dia mengetahui itu sia-sia dikarenakan, sesosok lelaki membukakan pintu kamar tersebut dan menggendong tubuh gadis ini yang hampir terasa tidak apa-apa bagi lelaki yag memiliki tubuh muscular tersebut.

"mau kemana sayang? kamu.. mau mencoba kabur lagi?"

Suaranya begitu pelan dan sayup namun, di balik suara yang sangat penuh kasih itu sebenarnya suatu peringatan yang sangat dalam unuk Candra saat ini. Gadis itu hanya bisa mengeratkan genggamannya di bahu Liam. Lelaki ini benar-benar meembuatnya ketakutan dan tidak ingin membuat kejadian yang sama untuk dua kalinya di karenakan.. dia tidak ingin kehilangan jari kanannya yang sama seperti kondisi di kaki kirinya saat ini.

Air matanya perlahan membasahi pipi gadis itu, wajahnya yang cantik dan berkulit pucat itu. hanya bisa menangis pelan oleh orang buas ini yang sedang menggendongnya dengan rangkulan yang hangat dibawakan oleh Liam. saat ini, serasa seperti menghadapi dua orang yang berbeda, terkadang lelaki ini bisa menjadi sangat berbahaya terkadang sangat bertolak belakang. aneh.. tapi, menakutkan.

"kau tau Candra, aku sebenarnya sangat sayang kepada mu. aku bisa mati melihat wajah cantikmu ini, aku sangat terobsesi kepadamu sampai-sampai.. aku gak puas untuk melakukan sesuatu banyak hal kepadamu..."

Lelaki itu mendekat di lehernya dan membiarkan sensasi napas olehnya di rasakan oleh kulit gadis itu, desahan kecil dan juga tubuh mungil ini yang bereaksi di genggamannya membuat lelaki itu menjadi lebih tergila-gila lagi. "manis nya~" itu saja yang bisa di bisik di telinga gadis ini yang membuat Liam semakin bergaira, dirinya benar-benar seperti Serigala yang kelaparan yang memang sangat tergila-gila dengan mangsa Kelinci kecil ini.

"Kumohon... jangan lagi..."

Suara yang memohon kepadanya saat ini hanya bisa membuatnya tersenyum dengan sangat bahagia. Lelaki itu sangat menyukai keadaan sesosok orang yang dia cintai ini patuh dan juga sangat lemah di gengamannya.

"Sayang.. au akan berhenti jika aku sudah puas.. kamu tau? aku pengen sekali kita bisa menikah dan kamu bisa memberikan aku anak-anak yang sangat imut yang mirip dengan kita, kamu mau kan?"

Stalker Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang