5. Kangen

18 4 2
                                    

Kairi benar-benar tidak mengganggu nya lagi. Ailin merasa cukup lega akan hal tersebut. Namun, semua orang terlanjur membuatnya menjadi pusat perhatian. Selalu menjadi topik pembicaraan dan ada saja orang iseng yang menanyakan soal Kairi padanya.

"Beberapa hari ini aku tidak pernah melihat kak Kairi mendekati kamu, Lin. Waktu itu, kamu bilang apa sama dia?"

Bukan Jessy namanya kalau tidak kepo dengan kehidupan temannya. Ailin masih diam, mereka tengah berada di perpustakaan saat ini. Ditambah ini masih pagi, Ailin terlalu malas untuk berbincang permasalahan Kairi. Lagipula dia harus belajar.

Sementara itu, Jessy sudah menduga, jika Ailin yang sudah bergelut dengan buku akan sulit untuk didapatkan atensinya. Terlebih kebiasaannya pagi-pagi adalah berdiam diri di perpustakaan sampai jam masuk.

"Lin, kamu dengar aku tidak sih?" Jessy masih bersikeras untuk mendapatkan perhatian Ailin.

Ailin merespons tanpa mengalihkan pandangan dari bukunya, "Aku lagi baca buku." ujarnya.

Jessy mendengus. "Iya, aku tahu. Siapa yang bilang kamu lagi makan."

Ailin memilih tak merespons. Lagipula dia tidak suka dengan topik yang Jessy bawa saat ini. Kairi lagi, Kairi lagi yang selalu dia bahas. Membuat Jessy lagi-lagi mendengus, sulit sekali untuk membuat Ailin buka suara.

Jessy memilih untuk diam kali ini. Percuma saja dia mengoceh panjang lebar, karena Ailin tidak akan merespons nya. Tanpa disangka, Jessy dikejutkan dengan kedatangan Kairi disampingnya. Berdiri dengan wajah datar, menatap tepat kearah Ailin yang tampak fokus pada bukunya.

Tanpa suara, Kairi meletakkan satu kotak susu coklat. Jessy melihatnya, tersenyum gemas. Karena yang dia tahu, Ailin sangat menyukai susu coklat yang Kairi berikan.

Ailin melirik sekilas, mendongak dan beradu tatap dengan Kairi yang kini menarik sudut bibirnya membentuk senyum tipis.

Saat tangan Ailin akan menyodorkan susu coklat itu kembali pada si pemberi, Kairi menahannya. Memberikan secarik kertas kecil kemudian melenggang pergi dari sana.

Jessy menahan gemas sampai menutup mulutnya dengan kedua tangan yang mengepal. Sementara itu, Ailin memilih untuk tidak membuat keributan dan membaca deretan kalimat pada kertas dihadapan nya.

Aku tahu kamu suka ini. Jangan menolak! Minum dan lanjutkan kegiatanmu.

- Kairi -

Ailin mendesah pasrah. Dia kira Kairi benar-benar sudah tidak lagi mengganggu nya. Karena sudah terhitung 5 hari, laki-laki itu tidak mendekati nya. Setelah kejadian dimana Ailin memintanya untuk berhenti mengganggu.

"Untukmu saja Jess." ucap Ailin sambil memberikan kotak susu kehadapan temannya.

Gadis itu menatap nya dengan raut tidak suka, "Aku benci susu coklat. Lagipula hargai pemberian kak Kairi. Jangan terlalu banyak menolak, Lin. Tidak baik." tukas Jessy.

Untuk kali ini, Ailin akan mengikuti ucapan Jessy. Memang benar, kita tidak boleh terlalu banyak menolak kebaikan orang lain. Dari ambang pintu perpustakaan, Kairi masih mengamati Ailin. Diam-diam tersenyum saat melihat gadis itu memasukkan susu kotak pemberiannya kedalam tas.

***


Jam istirahat Ailin kembali bertemu dengan Kairi. Mencoba untuk menghindar, namun gagal saat laki-laki itu sudah berhasil menangkap presensinya.

Yang Ailin benci itu, ketika dia tengah bersama dengan Jessy kemudian Kairi hadir. Dan, tiba-tiba Jessy mendadak mendapatkan urusan tiba-tiba atau segala macam alasan yang membuatnya harus meninggalkan Ailin sendiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tell Me How You Love Me, KairiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang