Harry Potter hanya milik J.K Rowling
Sekedar mengingatkan bahwa cerita ini hanya sekedar Fanfiction :)Happy reading !
Setelah kepergian salah satu keluarga mereka Fred Weasley: kembaran George Weasley, yang terbunuh oleh Pelahap Maut saat perang 'Battle of Hogwarts' terjadi. Kematiannya membuat keluarga Weasley dan teman-teman sangat berduka. Bagaimana tidak? Fred adalah siswa yang dikenal karena sifat iseng, selera humornya, lelucon, dan juga Beater untuk tim Quidditch Gryffindor. Tetapi, walaupun dia dikenal karena keisengannya. Fred adalah siswa yang pintar. Terbukti dari banyaknya penemuan yang dilakukannya bersama kembarannya, George Weasley. Fred dan George memutuskan berhenti dari Hogwarts pada tahun ke-7 untuk menjadi pengusaha, dan membuka toko lelucon Weasleys' Wizard Wheezes di Diagon Alley.
Kepergian Fred sangat merubah suasana keluarga Weasley yang awalnya penuh dengan celotehan, entah dari si kembar ataupun Ginny yang memiliki sifat agak mirip seperti mereka berdua. Sekarang menjadi murung selama beberapa bulan setelah kepergiannya. Saat makan, biasanya mereka bersemangat untuk mengobrol tentang berbagai hal, kini hanya terdengar suara denting sendok dan garpu yang beradu. Tidak ada interaksi sama sekali antara satu dan lainnya.
George yang biasanya bersenang-senang dengan Fred menggunakan barang-barang dari tokonya, atau sering kali membahas tentang bisnis, dan penemuan apalagi yang ingin mereka ciptakan untuk toko mereka, kini hanya terduduk di kursi sambil melihat foto-fotonya dengan Fred, sering kali merenung dan tentang toko mereka, Weasleys' Wizard Wheezes. George masih bimbang ingin melanjutkan atau menutup usahanya yang ia dibangun bersama-sama dengan Fred. Ia pusing setiap kali memikirkan itu, dan Ginny yang sifatnya mirip dengan mereka berdua juga sama murungnya seperti George. Ron yang sering kali menjadi korban keisengan mereka juga sama sengsaranya dengan kakak dan adiknya. Ia juga sedikit berubah, dulu Ron adalah orang yang tidak bisa kalah dalam perdebatan dan sangat mudah marah. Sekarang ia hanya sering diam, nafsu makannya pun tidak seperti dulu.
Molly dan Arthur Weasley yang sebenarnya juga sangat terpukul dan bersedih tetapi berusaha kuat didepan anak-anak mereka, tidak ingin menampakkan kesedihan didepan anak-anaknya. Karena, mereka tau itu hanya akan membuat suasana dirumah mereka menjadi semakin kelam.
"Makanan sudah siap, ayo makan!" Teriak Nyonya Weasley dari dapur.
Ya! ini memang sudah waktunya makan siang. Molly memasak sendiri. Ia tidak meminta bantuan Ginny, Ron maupun George seperti biasanya, Molly tahu anak-anaknya masih berduka.
Tidak lama. Anak-anaknya berjalan dengan langkah gontai dan muka yang tampak lesu menuju ke dapur lalu duduk di meja makan. Molly memandang anak-anaknya prihatin, tapi berusaha menyembunyikan keprihatinannya.
George, Ginny dan Ron memandang ke arah meja makan. Makanan yang dihidangkan tidak seperti biasanya. Ini agak sedikit meriah. Pikir ketiganya, masih memandang hidangan. Ada bermacam-macam hidangan dimeja. Seperti sup bawang, sosis, ayam, kue cauldron, pasties labu, jus labu, dan makanan enak lainnya.
"Ehem! Apakah kalian hanya akan memandangi makanan itu?" Nyonya Weasley bergabung bersama mereka dan duduk disebelah Ginny.
"Mom, memasak semua ini sendiri?" tanya Ginny memandang Nyonya Weasley khawatir. Ron dan George juga ikut memandangi Nyonya Weasley.
"Kenapa tidak meminta bantuan kami?" Ron ikut bersuara.
George juga tampaknya ingin mengatakan sesuatu, tapi Nyonya Weasley lebih dulu berkata "Ah sudahlah, ini bukan apa-apa bagiku anak-anak, lagi pula ketika kalian masih kecil aku melakukan semuanya sendiri."