Two

491 46 3
                                    

Harry Potter hanya milik J.K Rowling
Sekedar mengingatkan bahwa cerita ini hanya sekedar Fanfiction :)

Happy reading !

Pansy sedang duduk di taman Manor Parkinson. Merenungkan hal yang terjadi beberapa bulan yang lalu. Ketika ia dan teman-teman Slytherin-nya dikurung di ruang bawah tanah akibat ulah Pansy yang memprovokasi murid-murid Hogwarts untuk menyerahkan Harry kepada Voldemort.

"Apa yang kalian tunggu? Seseorang tangkap dia!"

Pansy masih ingat kata-katanya. Sangat bodoh Pansy. Pikirnya

Pansy tidak yakin ia akan kembali ke Hogwarts setelah apa yang dilakukannya terhadap Harry Potter. Ia mendapat surat dari McGonagall pagi itu, Pansy bingung. Mengulang atau tidak?

"Pansy!" Pansy menoleh ketika mendengar namanya di panggil, ternyata itu adalah ibunya.

"Iya, ada apa mom?" kata Pansy memandangi Ibunya.

Ibunya tersenyum padanya "Aku sudah membalas surat dari McGonagall, aku menyetujuinya."

"Bagaimana bisa? Aku belum mengatakan apa-apa kepada mom! mom belum tahu aku siap atau tidak untuk mengulang pendidikanku!"

Ibunya masih tersenyum menanggapi anaknya "Pansy, tentu saja kau harus mengulang sekolahmu. Pelajaran kalian sangat kacau, dan aku menyetujui hal itu. Tidak ada bantahan Pansy!" katanya lembut tapi terdengar tegas.

Pansy ingin sekali marah karena keputusan yang mendadak yang diberikan oleh ibunya. Tapi ia hanya menghela nafas, berusaha meredam amarahnya "Baiklah."

Banyak perubahan dalam hidup Pansy setelah ayahnya meninggal. Ia merasa hidupnya sedikit bebas dan tenang. Selama ini ia selalu dikekang oleh ayahnya, selalu dituntut untuk menjadi yang terbaik, Pansy selalu di marahi ketika dia tidak bisa melakukan sesuatu dengan benar, dan pernah saat dirinya memasuki kelas 5, ayahnya mendengar tentang anak perempuan dari seorang pengkhianat darah banyak menguasai mantra. Ayah Pansy marah mendengar itu, ia membentak Pansy supaya tidak kalah dengan anak seorang pengkhianat darah yang bodoh-Menurut ayahnya. Saat itu Pansy semakin membenci keluarga Weasley dan sering kali menghina setiap berpapasan dengan mereka.

Tapi, ia juga bersedih telah kehilangan ayahnya, walaupun ayahnya sering kali memperlakukannya secara kasar, tapi dia tetap ayah Pansy, kan?

Pansy menghela nafas panjang. Ia kembali ke kamarnya yang luas di Manor Parkinson. Dua bulan lagi ia akan ke Hogwarts, Pansy harus menyiapkan mentalnya sebaik mungkin.

1 September di King's Cross

Keluarga Weasley sudah berada di peron sembilan tiga perempat. Mereka memandangi Hogwarts Express, kereta api merah tua yang mengepulkan asap.

Ginny memandangi Hogwarts Express dengan senyum mengembang dan tampak antusias. Ini pertama kalinya ia tersenyum setelah beberapa bulan kepergian Fred.

Ron memandang ke sekeliling peron. Ia mencari keberadaan sahabat-sahabatnya. Peron ini sangat sesak, karena banyaknya penyihir yang mengantar anak-anak mereka untuk kembali ke sekolah.

"Ron!" Harry dan Hermione datang dari depan terlihat berusaha secepat mungkin berjalan, bahkan mereka terlihat seperti berlari kecil sambil menyeret koper.

"Harry! Hermione! apa kalian baik-baik saja? aku sangat merindukan kalian." Ucap Nyonya Weasley mendekat ke arah Harry dan Hermione lalu memeluk dan mencium mereka bergantian.

"Kami baik-baik saja jika orang-orang disini berhenti bersikap menyebalkan." kata Harry tampak lelah. Ia dan Hermione berusaha melarikan diri dari antusiasme para penyihir yang melihatnya. Seperti yang Harry katakan mereka selalu menyapanya dan menyambarnya dengan berbagai pertanyaan yang mereka sudah ketahui jawabannya, dan Harry merasa sesak nafas berada di kerumunan orang-orang tadi. Untunglah ada Hermione yang bisa mengalihkan perhatian mereka, sehingga Harry bisa kabur dari kerumunan itu dengan cepat.

You & Me (Ronsy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang