Happy reading !
Pagi ini sangat cerah untuk melakukan kunjungan ke Hogsmeade. Setelah sarapan, murid-murid Hogwarts mengantri di depan Filch, yang mencocokkan nama-nama mereka dengan daftar panjang murid-murid yang telah memiliki izin dari orang tua atau wali mereka untuk mengunjungi desa Hogsmeade.
Pansy tampak sangat bersemangat hari ini, bahkan ia bangun sangat pagi daripada yang lain untuk bersiap-siap. Pansy menatap sekelilingnya mencari keberadaan sosok yang membuatnya bahagia akhir-akhir ini, tetapi Pansy tidak melihatnya. 'Dimana dia?' batinnya.
"Mencari siapa? Ronald Weasley?" tanya Daphne, ia memperhatikan Pansy yang mengawasi sekeliling nampak sedikit gelisah Pansy mengangguk masih mengedarkan pandangannya.
"Mereka duluan," kata Daphne santai.
Pansy menatap Daphne tidak percaya, "Bagaimana bisa?"
"Mereka tidak perlu memerlukan izin dan antri dari Filch."
"Apakah kau tidak ke Hogsmeade bersama Harry, Daph?"
"Kalau aku ikut dengannya, siapa yang menemanimu?" Pansy hanya menghembuskan nafasnya pelan.
Setelah nama mereka diperiksa, Daphne dan Pansy langsung berjalan menuju Hogsmead.
"Aku mau pergi ke Honeydukes," kata Pansy menarik tangan Daphne memasuki toko permen paling lengkap dan terkenal itu.
Tidak ada yang berubah dari toko ini. Tokonya selalu penuh dengan berbagai permen-permen unik dan menakjubkan.
Lagi-lagi mata Pansy berkeliling masih mencari sosok yang dicarinya. 'Biasanya dia selalu kesini' Katanya dalam hati.
Daphne memutar bola matanya, "Jadi kau kesini hanya untuk mencarinya?"
Pansy menyengir, "I-iya."
"Sepertinya tidak ada disini, kau ingin beli sesuatu?" Pansy menggeleng.
Daphne menghembuskan nafasnya "Sepertinya dia tidak ada disini, Pans."
Pansy mendadak lesu, "Jadi aku harus apa sekarang?"
"Astaga! Kau kesini untuk bersenang-senang, kan?" kata Daphne kesal.
Pansy menatapnya dengan raut kesedihan, "Tapi rasanya tidak senang kalau tidak melihatnya."
"Dulu saat aku mengatakan kau menyukainya, kau mengelak dan marah padaku." Kata Daphne geram.
"Tapi sekarang kan aku sudah menyukainya."
Daphne memutar bola matanya lagi, ia memikirkan bagaimana caranya agar Pansy bersemangat lagi.
"Ah! Bagaimana kalau kita pergi ke toko perhiasan saja?"
"Untuk apa kesana?"
"Ck, kau lupa apa yang ku katakan tentang rahasia menjadi cantik?"
Pansy melebarkan matanya, mulutnya melengkung membentuk senyuman, "Kalau begitu, ayo!" katanya semangat.
Daphne tersenyum lebar, ia menarik tangan Pansy menuju toko perhiasan yang terkenal di Hogsmeade.
Pansy memandang takjub pada perhiasan-perhiasan yang ada di toko itu. Kalung, gelang, anting-anting, cincin dan perhiasan lainnya sangat indah.
Daphne sudah memisahkan dirinya menuju anting-anting di sudut kiri toko. Sedangkan Pansy, ia sedang melihat kalung-kalung yang tergantung indah di leher-leher manekin, sampai akhirnya mata Pansy tertuju pada sebuah kalung cantik yang sangat menarik perhatiannya.
Pansy tersenyum lebar, ia mendekat ke kalung itu lalu mengambilnya. Pansy meneliti kalung ditangannya, sangat cantik sekali.
"Ini punyaku!" Romilda Vane tiba-tiba datang merebut kalung itu dari tangannya.