2. Tidak bisa fokus

10 2 0
                                    

⚠️SEBELUM BACA FOLLOW DULU DAN JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN. ⚠️

Happy reading
Part 3
.
.
.

Covid menjadi suatu alasan kenapa mereka tiba-tiba sudah kelas Xl tanpa merasakan kelas X yang kelasnya terletak berada di dekat kantin. Bahkan ketika sekolah benar-benar di buka untuk semua murid, mereka malah sudah menginjak semester 2 dan langsung mendapat adik kelas yang tidak ada lucu-lucunya karena postur tubuh mereka kebanyakan melebihi tinggi kakak kelas.

Bahasa, jurusan itu menjadi pilihan Prinsa untuk menghindari peta yang ada di pelajaran Ips serta perhitungan yang kebanyakan berada di mata pelajaran Ipa.

Prinsa dan Wilia serta Ditha sedang nongkrong menyandar pada tembok di depan kelas Bahasa karena jenuh mendapat jam kosong dari tadi.

"Sip lah aman."

Dua orang laki-laki sedang berjalan menuju tempat mereka nongkrong dan membuat Prinsa tertegun mendapati orang yang dia hindari malah berkaitan dengan teman satu kelasnya.

Sedetik kemudian dia ingat bahwa Akesaral dengan Deswa- KM kelas Bahasa sudah akrab sejak SMP.

Mata Akseral mulai melirik keberadaan Prinsa dengan tubuh yang berlalu menuju kelas Ips 3 setelah berpisah dengan Deswa yang masuk ke kelas Bahasa.

"Perasaan anak yang sama si Deswa tadi bolak balik terus." Ujar Wilia mulai mengurusi hal-hal yang tidak penting, terbukti dari dia yang tidak tau menahu soal nama Akseral tapi ingin menyibukkan diri ikut campur terhadap hidup oranglain.

"Wajarlah, orang deket ini kelas sama ruang eskulnya." Ujar Prinsa menyomot yupi milik Ditha yang kebetulan asik makan.

"Ya maksud gue kan, apa susahnya gitu diem aja di satu ruangan, gak harus setiap menit jalan mondar-mandir ke kelas terus ke ruangan eskul."

Gue juga aneh sama tuh anak

Prinsa diam tidak menanggapi ocehan Wilia kembali.

Part 4

"Anjir masih banyak." Keluh Prinsa mendapati tugas PPKn masih belum selesai sedangkan bel pulang sekolah sudah berbunyi semenjak tadi.

Hanya ada beberapa anak yang masih tinggal di dalam kelas karena tugas kali ini mau tidak mau harus selesai dikumpulkan sekarang juga.

Nevan merebut pulpen Prinsa dengan seenaknya dan duduk di sebelah kursi Prinsa yang kebetulan kosong, "Lu tau gak singkatan dari PPKn tuh apaan?"

"Pendidikan Pancasila dan Kewarganeraaan." Jawab Prinsa cepat merebut kembali pulpen miliknya.

"Salah."

Prinsa menatap Nevan dengan tatapan menghina, "Dih sape lu? Yang bikin kurikulum, lu?." Ujar Prinsa sewot karena malas mendapati tingkah Nevan yang jail.

"Yang bikin kurikulum mah bapak si Ninda atuh. Nih ya gue kasih tau singkatan PPKn apaan."

"Serah." Ketus Prinsa.

"Pernah peduli kemudian ente."

"Gelo sugan." Ujar Prinsa setelah Nevan pergi mulai mengganggu anak yang lain.

"Hahahahahahahaha."

Sekejap kepala Prinsa menoleh pada suara tawa itu. Di depan pintu kelas, Akseral sedang mengobrol dengan teman satu kelasnya yang bernama Savira, terlihat Savira meninju kecil perut Akseral setelah laki-laki itu melontarkan beberapa candaan padanya.

Prinsa membuang muka ketika Akseral masuk ke dalam kelas dan dengan sengaja balas menatap balik ke arahnya.

"Fokus, Sa." Gumam Prinsa mengetahui Akseral sedang berada di dalam kelas.

Tentu saja walau dirinya sudah menenangkan diri dan mengatakan hal itu, tetapi berkali-kali lipat dia tidak bisa fokus hanya karena keberadaan Akseral di dalam kelasnya.

Tentu saja walau dirinya sudah menenangkan diri dan mengatakan hal itu, tetapi berkali-kali lipat dia tidak bisa fokus hanya karena keberadaan Akseral di dalam kelasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2022

"I Have Crush On You.. Again"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang