⚠️SEBELUM BACA FOLLOW DULU DAN JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN. ⚠️
Happy reading
Part 5
.
.
.Terik panas matahari menyinari wajah Prinsa yang tengah memejamkan matanya menikmati waktu keberlangsungan upacara bendera. Bagian berjemur emang best- nya terbaik dari upacara menurut Prinsa, aneh tapi itulah Prinsa.
"Bangsat! Panas gini."
Sayangnya tidak untuk anak rempong macam Mey yang setiap harinya mengeluh tentang dia ingin putih agar terlihat cantik. Padahal menurut sebagian orang walau memiliki kulit coklat Mey justru terlihat manis.
"Heh malah tidur." Wilia dengan sengaja menusuk-nusuk pipi kiri Prinsa.
"Siapa yang tidur anjir." Ujar Prinsa menghindari skinship antara dia dengan Wilia.
Dari arah belawanan tubuh Akseral berjalan melewati barisan Prinsa dengan mata yang tertuju pada Prinsa, membuat mereka saling eyes contact beberapa detik.
"Biasa Dilan namanya juga." Saut Mey terkekeh bersama Wilia.
Dilan, sebutan Mey pada Prinsa setelah kejadian beberapa waktu lalu, saat Mey melihat Prinsa mengenakan kemeja yang menurutnya mirip dengan jaket yang di pakai Iqbal Ramadhan sebagai Dilan.
"Berisik, Akseral." Ujar Prinsa menggoda Mey.
"Iihh amit-amit."
"Aminn-aminn gitu."
"Goblok ih!."
Prinsa tertawa kecil menanggapi umpatan Mey. Wilia serta Dhita yang memperhatikan interaksi mereka sejak tadi menatap bingung kearah mereka.
Dhita mengedarkan pandangan untuk mencari seseorang yang Prinsa bahas baru saja. Terlihat Akseral sedang sibuk memotret kegiatan upacara di barisan adik kelas.
Segera Dhita mencolek bahu Prinsa yang baris di depannya, "Akseral yang itu, Sa?." Tunjuknya mengarahkan Prinsa pada posisi Akseral.
Part 6
(Classic A) Pak Hilman Xl BAHASA:
'Assalamualaikum, Anak-anak. Sekarang juga tolong kalian mengirimkan satu orang perwakilan untuk mendatangi aula atas untuk menghadiri seminar mahasiswa. Terimakasih.'
"Kebiasaan nih SMA ngasih info dadakan mulu." Gumam Deswara.
Padahal dirinya baru saja ingin meninggalkan kelas dan mendatangi ruangan Polisment untuk memotret kegiatan seminar yang baru di infokan.
Matanya segera mengedar mencari sosok si Sekretaris rasa wakilnya. Terlihat perempuan itu sedang menjahili Prinsa. Aneh kenapa bisa Casil bisa sedekat itu dengan sosok Prinsa? Padahal Deswara saja selalu merasa enggan jika harus berhadapan dengan bendahara galak yang selalu merecoki isi dompetnya itu.
"Sil!." Panggil Deswara. "Lu yang jadi perwakilan seminar ok, gue harus ke ruangan Polisment nih."
"Kaga bisa gue juga, ada urusan mau pergi sekarang juga." Tolak Casil segera melampirkan tas pada bahunya. "Dahh!."
Deswara berdecak beralih menatap Prinsa yang baru saja di tinggal Casil pergi.
Prinsa segera menghindari tatapan mata Deswara ketika merasakan aura Deswara tidak enak bagi kesejahteraan posisinya.
"Sa!..." Panggil Deswara perlahan.
Prinsa menunduk dengan tangan sibuk merapihkan peralatan tulis miliknya, "Hm."
"Lu jadi perwakilan sana."
Kan anak kampret.
"Dih." Saut Prinsa merasa enggan.
"Yang lain dah pada balik anjir lah, lu doang sama anak buah lo yang ada disini."
Mata Prinsa melirik melihat Wilia, Mey serta Dhita sedang sibuk mendandani diri dengan make up milik Mey yang sengaja dia bawa ke sekolah.
Prinsa malas jika harus menghadiri seminar yang pastinya membosankan itu tapi apa yang bisa dia harapkan dari teman-temannya, ini bukan tentang karena prinsa tidak percaya tapi teman-temannya itu sangat anti dengan hal-hal membosankan dan pasti menolak mentah-mentah permintaannya.
Tapi mari kita coba dulu.
"Ingfo ingfo ada yang mau ikut seminar?." Ujar Prinsa.
"Gak." Saut Mey cepat.
Kan.
Prinsa mentap Deswara datar, "Yaudah."
Dan untuk kali ini Deswara tidak merasa enggan dengan kehadiran Prinsa. Dengan gerakan cepat tangannya segera menyampirkan tas pada bahunya.
"Nah sip cocok, gue cabut dulu."
2022
KAMU SEDANG MEMBACA
"I Have Crush On You.. Again"
Teen FictionAkseral Faris ✧✧✧✧ 𝟸𝟶𝟸𝟸/𝟷𝟶/𝟷𝟸 ?! ©2022 🖇 A story written by: lababoo8