Hai guys.. apa kabar? Semoga sehat selalu yaa:*
Ini karya pertama aku, jadi mohon maaf sebanyak-banyaknya jika banyak kesalahan dalam penulisan dan alurnya kurang menarik..Happy reading♡♡
.
.
."Oke! Aku pergi dan gak akan balik lagi!"
"Pergi aja! Gak usah balik! Siapa juga yang ngarepin buat lo balik hah?!"
"Gue harap tuhan ngasih balasan yang lebih buruk ke lo semua!"
Seorang wanita beriris hazel dengan penampilan acak-acakan itu tengah memandangi langit malam yang kelam dipinggir kota. Tak ada bintang ataupun bulan, bahkan balutan awan.
Ia tampak tak baik usai berbicara dengan seseorang di seberang telepon yang entah siapa.
Catherinea, mahasiswi tingkat akhir di Universitas Favorit di kotanya. Namun nasib tidak berbaik hati padanya. Sebab, kerap terjadi ketidakadilan yang gadis itu rasakan.
gadis itu terus berjalan tanpa arah diatas jembatan tua yang sudah sedikit rapuh, dengan belaian angin malam yang menyelusup sampai ke tulang.
Ia menangis setengah mati, ia depresi. Hidup ini terlalu melelahkan untuk dirinya yang tak punya nyali.
Senyum menyedihkan tersungging dari kedua garis bibir gadis itu. Ia lelah, lalu memilih jalan untuk hidupnya sendiri.
Mungkin ini adalah satu-satunya cara agar dunia tak lagi menatapnya. Dengan tatapan jijik.
Perlahan ia menaiki besi karatan pembatas jembatan yang ia pijaki saat ini.
Ia mulai melepaskan satu pegangan tangannya dengan was-was dan air mata yang terus mengalir bak sungai curam di depannya.
"Miris sekali, bahkan aku harus berakhir di tempat yang dingin dan sepi seperti ini.."
Ucap lirih gadis itu dengan seribu penyesalan jauh didalam benaknya.
Dia tidak punya pilihan, dunia ini sangat kejam dan tidak adil padanya. Satu sisi ia tidak mau melakukan hal sekeji ini, dan satu sisi lagi ia tidak mungkin–bahkan tidak bisa untuk kembali merangkai pecahan kaca yang telah remuk tergilas takdir.
Brushhh..
Pandangan gadis itu mulai memudar, nafasnya tersenggal karena air yang memenuhi paru-parunya.
Ia memberontak. Rongga-rongga tubuhnya terlalu sakit, batinnya menggumamkan sesuatu penuh harap, penuh sesal.
"Tuhan, aku ingin hidup! Beri aku kehidupan sekali lagi, kumohon padamu. Aku tau kau pasti Mendengarku"
Sayup-sayup ia melihat cahaya redup dibawah sana. Semakin dalam ia tenggelam semakin kontras cahaya yang entah apa itu, abstrak namun nyata.
Ia sudah tak kuasa lagi menahan paru-parunya yang terasa akan pecah. Perlahan ia mulai merelakan dirinya, ia pasrah. pandangannya pun mulai gelap.
.
.
.
.
Starring:
KAMU SEDANG MEMBACA
M E T A M O R I A
Fantasy𝙱𝚎𝚗𝚊𝚛𝚔𝚊𝚑 𝚝𝚒𝚖𝚎 𝚝𝚛𝚊𝚟𝚎𝚕 𝚒𝚝𝚞 𝚊𝚍𝚊? 𝙲𝚊𝚝𝚑𝚎𝚛𝚒𝚗𝚎𝚊 𝙻𝚢𝚔𝚔𝚎𝚗, seorang gadis biasa yang merasa hidupnya penuh dengan ketidakadilan, ia depresi dan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan cara yang tak terduga. Namun h...