03. badai sebelum hujan

1 0 0
                                    

~Please sebelum dibaca,author minta tolong untuk di vote dulu. jika kalian berkenan silahkan comment. Terimakasih♡^^

•••••

Suasana minggu pagi di kediaman wijaya, terlihat ibu ratih sedang melakukan senam mengikuti gerakan instruktur di TV, pak wijaya membaca koran, darwin yang terlihat sedang berenang. Tiara? Ia masih terlelap dikamar nya.

Bipp..bipp..
Bunyi suara ponsel tiara, terlihat dilayar si pemanggil 'om kaku menyebalkan'.
Tiara menurunkan selimut yang menutupi dirinya,mengambil ponsel nya diatas meja nakas. Tanpa melihat layar ponsel, dia menggeser tombol berwarna hijau di layar.

"Halo" sapa nya.
"Hai, ini aku" ucap orang disebrang sana.
"Ada urusan apa?udah enggak sibuk?" Tanya tiara.
"Maaf beberapa hari ini aku gak ada kabar"
"Iya aku ngerti kok, om adalah manusia super sibuk di dunia ini"
"Manusia yang hanya berbicara 1 kalimat secara singkat, manusia kaku di abad 21" jelas tiara.
Ananta terdiam sejenak, "mau jalan-jalan?" Ajak nya.
"Udah gak sibuk nih?tiara gak mau ganggu pekerjaan om, udah cukup diabaikan beberapa hari ini" jelas nya mengeluarkan segala uneg-uneg nya.
"Aku jemput setengah jam lagi"
"Hmm"
"Sampai bertemu kembali"
"Okay, byee"
Mereka mengakhiri panggilan telepon.

Tiara melompat dari kasur nya, nampak jelas terlihat di raut wajah nya begitu kesenangan. Ia berlari ke kamar mandi, waktu nya tidak begitu banyak.

Beberapa menit kemudian, "liptint,mascara,blush on eum bagus nya rambut ku di ikat atau di urai ya?"

Tokk..tokk...
Suara ketukan pintu dari luar, darwin membuka pintu dan melihat tiara sedang menyatok rambut nya.

"Emang ya cewek kalo dandan enggak ingat waktu" ledek darwin menggelengkan kepala nya.
"Ckk, berisik deh" tiara berdecak.
"Ananta udah nunggu dari tadi tuh dibawah"
"Udah datang?" Tanya tiara menaruh catokan nya dan merapikan rambut nya.
"Lu dandan lama-lama dan gak ada perubahan" ledek darwin menatap tiara dari ujung kaki hingga kepala.
"Ini catokan masih panas ya, jangan sampai bibir lu gue curly"

Tiara menuruni tangga, menghampiri ananta yang sedang duduk di sofa.

"Nunggu lama ya?biasalah cewek" ucap tiara merapikan poni nya.

Ananta menatap penampilan tiara yang sedikit berbeda ketika mengenakan seragam sekolah dan baju biasa.

"Jangan lama-lama liat nya, entar beneran suka loh" goda tiara dengan Pd nya.
"Hari ini kamu sedikit berbeda" ucap ananta.
"Oh ya, beda nya dimana?" Tiara melihat tubuh nya, takut ada yang salah dengan pakaian nya.
"Menjadi sangat manis dan sedikit imut"
"Prrftt.." tiara tertawa. "Akhirnya sadar juga, dah yuk om ntr kesiangan" ajak tiara.

****

Kedua nya telah sampai di pabrik milik kakek wisnu yang saat ini di ambil alih oleh ananta. Sedari tadi wajah tiara memasam, tak ada senyuman, sesekali ini menendang ke tanah. Namun polos nya ananta yang tidak peka jika gadis disebelah nya sedang tidak dalam mood yang baik. Ananta terus saja menjelaskan a sampai z tentang mesin di pabrik, cara penggilingan padi hingga menjadi beras. Mereka memasuki ruangan kerja milik ananta.

"Ini ruangan ku, disini hari-hari nya aku bekerja dan orang yang menyapa kita tadi itu pak gunawan dia sudah bekerja selama 15 tahun disini, dan beberapa karyawan lainnya sedang libur" jelas ananta, tiara hanya menganggukan kepalanya pertanda mengerti.

"Kamu kenapa? Dari tadi diam aja, gaenak badan?" Tanya ananta yang menyadari sikap diam sang gadis.

Tiara menghela nafasnya dengan berat
"Lagi gaenak hati" jawab nya.

Love 28 year uncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang