10. Thank you

2.6K 386 14
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Sore ini Junkyu baru saja selesai kuliah dan berencana ingin mampir sebentar ke rumah sakit untuk membeli obat lagi.

Tapi niat Junkyu harus tertahan saat hujan deras mengguyur kota sampai-sampai membuatnya harus menunggu hujan reda. Jika saja Junkyu membawa mobil tadi, dia tidak harus menunggu sampai hujan mereda.

Berkali-kali Junkyu menatap arloji ditangannya. Sudah hampir pukul enam sore dan hujan masih belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti. Kalau begini, terpaksa Junkyu menerobos hujan.

Ponsel Junkyu mati kehabisan baterai. Junkyu tidak bisa menghubungi Jihoon atau Jeongwoo untuk menjemputnya.

Hah, hari yang sial.

Sekarang Junkyu benar-benar merutuki dirinya sendiri. Hari ini dia banyak sekali mendapat kesialan, apakah Tuhan sudah muak melihat Junkyu berada di dunia?

"Ck, gue beneran harus mandi hujan nih? Tuhan, Junkyu gak mau tambah sakit, boleh gak hujannya berhenti bentaaaar aja?" monolog Junkyu sambil mengatupkan kedua tangannya.

Menerobos hujan bukanlah pilihan yang benar. Junkyu akan mati kedinginan kalau benar-benar nekat menerobos. Dan Junkyu tidak mau itu terjadi.

Sambil menggigit jarinya gelisah, Junkyu terus-terusan bergumam pada Tuhan untuk menghentikan hujannya sebentar saja. Setidaknya Junkyu ingin pulang dan beristirahat di rumah.

"Oit."

Junkyu menoleh, mendapati Haruto dengan seragam sekolahnya yang basah kuyup dan topi yang menutupi kepalanya.

"LO NGAPAIN HUJAN-HUJANAN?!!" teriak Junkyu murka. Bisa-bisanya Haruto tetap santai dengan sekujur tubuh yang basah kuyup.

"Main. Seru tau mandi hujan."

"GILA LO?"

Haruto mengabaikan teriakan Junkyu, ia mendekati si cantik dan menelisik penampilannya dari atas sampai bawah.

Kening Haruto berkerut saat melihat pakaian Junkyu yang tipis. "Lo gak punya baju lain, ya? Hujan deres gini cuma pake kaos doang, gak dingin hah?" tanya Haruto heran.

"Dingin lah. Lagian, mana gue tau bakal hujan deres gini."

"Gak bawa jaket?"

"Ngga."

Haruto menggelengkan kepalanya sambil berdecak. Ia membuka tasnya yang ditutupi dengan plastik dan mengeluarkan sebuah jaket tebal dari dalam sana.

shout out; harukyu [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang