05

230 34 19
                                    

Di kampus, Javas bukanlah seorang mahasiswa yang aktif dalam organisasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di kampus, Javas bukanlah seorang mahasiswa yang aktif dalam organisasi. Terhitung sejak masuk kuliah Javas hanya pernah bergabung di organisasi 2 kali. itupun terjadi di tahun pertamanya saja setelah itu Javas memutuskan mengundurkan diri. Bukannya tidak mau tapi Javas tidak ingin menambah beban pikirannya sendiri ditengah masalah keluarga yang ia punya. Javas hanya ingin fokus dengan apa yang ia sukai.

Banyak juga tawaran yang masuk padanya untuk ikut beberapa organisasi tapi Javas tolak. Ya, meski bukan mahasiswa aktif yang sibuk kesana-kemari, Javas cukup terkenal di kampusnya. Wajahnya yang tampan dan badan proporsional membuatnya dikenali oleh orang-orang apalagi dikalangan kaum hawa. Bisa dibilang Javas ini idolanya para mahasiswi dari berbagai macam fakultas.

Pengaruh Javas di kampus bisa dibilang sangat besar walaupun dia bukan mahasiswa berprestasi tetapi wajahnya sering kali terpampang di beberapa base kampus. Latar belakang Javas dari kalangan keluarga pun turut andil di popularitas Javas. Tidak heran kemanapun Javas pergi pasti akan menjadi pusat perhatian. Gerak-geriknya seakan-akan dipantau. Kemarin dia ngapain dan dimana bisa secara tiba-tiba terpampang di twitter atau grub angkatan. Bukan hanya Javas tapi ketiga temannya yang lain juga punya nasih sama berkat wajah mereka.

Tidak heran kemarin ada oknum yang membeberkan fotonya sewaktu mengantar Caca pulang ke kosan. Kata Ecan sih itu sempat membuat geger warga kampus. Mereka bertanya-tanya siapa lagi ini perempuan yang digaet oleh seorang Arion Javas Ardhana. Selama ini orang-orang tahunya Javas sedang dekat dengan Karina –si primadona fakultas ekonomi. Tetapi melihat foto Javas beredar dengan perempuan selain Karina jelas menimbulkan banyak tanda tanya. Beberapa diantaranya malah menuduh Javas selingkuh dibelakang Karina.

Namun Javas cuek saja, ia tidak mempermasalahkan hal itu. Itu juga haknya mau jalan dengan siapa. Hubungannya dengan Karina sebatas teman saja tidak lebih. Jadi Javas tidak punya kewajiban untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan orang. Sejak awal Javas sudah menetapkan batas antara dirinya dengan Karina. Kalaupun gadis itu punya rasa lebih, itu bukan tanggung jawab Javas.

Daripada Javas memikirkan perkataan orang, Javas lebih memilih menyibukkan dirinya di studio. Melakukan hal yang disukai daripada harus repot-repot klarifikasi atau apa. Dari kemarin Juna dan Ecan terus menerus membujuknya untuk speak up masalah ini. Mereka takut kalau Papanya tahu dan malah menimbulkan masalah lain tapi dia terlanjur malas. Jadi, Javas biarkan saja. mau itu berpengaruh terhadap reputasi Papa-nya ya bodo amat. Bukan urusan Javas juga. Toh, ini bukan pertama kalinya Javas terkena skandal di kampus.

Javas tidak jadi menyapukan kuasnya ke kanvas ketika dering ponselnya terdengar. Ia hanya melirik sebentar, membaca kontak siapa yang sedang menganggu konsentrasinya. Seusai melihat siapa yang menelfonnya, Javas tidak langsung menjawab. Ia memilih melanjutkan kegiatan melukisnya. Ia tidak mau dibikin pusing dengan masalah lain.

Dan untuk ketiga kalinya, ponselnya berdering menampilkan nama yang sama. Caca menelfonya. Maka dengan sedikit menggerutu, Javas terpaksa meletakkan kuas catnya untuk berganti mengangkat telfonnya. Caca tidak akan berhenti menelfon, itu yang Javas tahu.

Walk You Home (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang