Javas selalu dikenal sebagai pribadi yang dingin, tidak banyak bicara, dan suka berbuat sesuka hatinya. Sewaktu kecil mungkin Javas tidak sedingin sekarang, ia masih dikenal sebagai anak manis yang hanya suka berbuat onar sesekali untuk menarik perhatian keluarga terutama sang Ayah. Ia masih terus berusaha membuat Ayah mau melihatnya. Namun seiring bertambah dewasa, anak manis itu menjelma sebagai laki-laki dingin dengan kepribadian tertutup.
Kehangatan yang dulu pernah ada dalam diri Javas perlahan-lahan membeku seiring dirinya yang mulai mengerti kenapa keluarganya sendiri memperlakukannya secara berbeda. Ia bisa menelaah perlakuan yang selama ini ia dapatkan. Sebuah kesadaran bahwa sejak ia dilahirkan di dunia ini, tidak ada yang menerimanya dengan baik kecuali neneknya, hanya beliau yang sampai sekarang menerima keberadaannya tanpa perlu Javas meminta perhatian padanya.
Hal itu yang mendasari terbentuknya kepribadian Javas dewasa. Ada banyak hal yang harus ia sembunyikan agar ia bisa bertahan dan dapat menjalani harinya dengan baik. Salah satunya adalah mengabaikan apapun itu yang diperintahkan Papa padanya. Javas tidak suka diatur terutama oleh Papa. Ini hidup Javas jadi ia akan berbuat sesuai dengan apa yang ia mau bukan atas perintah atau keinginan dari orang lain.
Kemurkaan Papa beberapa waktu yang lalu tidak memiliki arti apapun meski secara jelas Papa telah memberikannya peringatan dengan datang langsung ke apartemen. Javas tidak peduli, apa yang selama ini Javas lakukan bukan urusan Papa. Kalaupun ia mencoreng nama baik Papa atau keluarga dimata orang lain ya biarkan saja. Itu imbalan yang setimpal tohh keluarganya tidak pernah sebaik yang orang-orang lain tahu selama ini.
Jika ada orang yang bertanya kenapa perilakunya berbeda dengan kakaknya- Jeremy, itu adalah hal yang lumrah. Jeremy tumbuh kembang penuh kasih sayang dan perhatian orang tuanya, ia diajari dengan baik. Sedangkan Javas tumbuh dengan segala penolakan dan kata-kata kasar yang penuh intonasi tinggi jadi kalau dia berbeda itu wajar. Javas tidak pernah mendapatkan haknya sebagai seorang anak.
Kalau haknya saja ia tidak mendapatkannya.
Lalu kenapa Javas harus repot-repot melakukan kewajibannya sebagai seorang anak?
Kenapa ia harus repot menjaga nama baik Papa ketika dirinya saja tidak pernah dianggap?
Javas terlau malas untuk melakukannya. Selama ini Javas berhasil melalui fase-fase berat hidupnya karna dirinya sendiri, ia yang menyelamatkan dan melindungi dirinya agar tidak terluka lebih dalam. Kepribadian Javas sekarang adalah bentuk pertahanannya. Ia tidak mau orang-orang melukainya dengan mudah. Cukup nenek dan ketiga sahabatnya saja yang ia ijinkan untuk menetap lebih lama di hidupnya. Javas menerima mereka selayaknya mereka juga menerima Javas apa adanya. Setidaknya dengan mereka, Javas bisa mendapatkan apa yang hilang dari dirinya selama ini.
Ketulusan, perhatian, kepedulian, dan kasih sayang. Sebuah afeksi yang tidak pernah Javas rasakan dari kedua orang tuanya. Javas merasa aman berada disekitar mereka tanpa perlu menjadi orang lain atau menutupi apa yang membuatnya sakit. Ia tidak perlu memikirkan bagaimana pencitraannya dimata publik atau repot-repot memperhatikan perilakunya sebab yang paling penting ialah ia tidak menyakiti. Sisanya cukup bersikap baik saja.
Toh, perilakunya terbentuk karna kesalahan Papa. Beliau yang memaksa Javas untuk lari ke hal-hal yang Papa tidak sukai sebagai bentuk pemberontakan dan perlarian dari apa yang Papa lakukan. Mereka yang bisa membuat Javas lupa akan rasa sakitnya. Jadi bukan salah Javas jika ia tidak mengindahkan perintah Papa selama ini.
Bukan salah Javas jika dirinya tumbuh menjadi pribadi yang sekarang.
"Nih, pesenan lo semua!" suara Ecan memecah lamunan Javas begitu saja.
Laki-laki tan itu meletakkan dua plastik makanan yang disambut bahagia oleh kedua temannya yang lain. Nana dan Juna yang langsung sumringah begitu Ecan datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Walk You Home (Slow Update)
FanfictionHidup Javas perlahan berubah setelah kehadiran seorang gadis aneh yang secara tiba-tiba menghampirinya sesaat sebelum dirinya menyentuh barang yang gadis itu sebut sebagai barang ilegal. Hadirnya tidak pernah terprediksi oleh seorang Arion Javas Ar...