III

12 1 0
                                    

Selasa minggu kedua

Suasana grup kelas kami ricuh karena sebuah pesan dari dosen yang terkenal killer di jurusan kami. Dosen yang dimaksud bernama Ibu Meli yang mengajar mata kuliah Ethics of Science. Pesan yang beliau berikan berupa sebuah perintah yang dimana kelas kami harus memiliki sebuah kelompok yang akan menampilkan materi pertama dari mata kuliah tersebut. Tidak ada satupun dari kelas ku yang mau mengajukan diri sebagai tumbal. Aku sebut tumbal karena waktu untuk persiapan yang tersedia hanyalah 5 jam sebelum jadwal mata kuliah tersebut dimulai. 

Sungguh, aku sudah menahan diriku untuk tidak berinisiatif mengajukan diri sebagai kelompok pertama yang akan tampil. Tapi oh tapi, jiwa inisiator sialan ini mengalahkan rasa tak acuh yang ada dalam diriku. Pada akhirnya, aku pun mengajukan diri.

"Aku bersedia" tulisku dalam grup kelas dan menjadi kebodohan pertamaku sekaligus pengalaman terkeren yang pernah ku coba. 

Setelah mengajukan diri sebagai volunteer , sepertinya ada beberapa rekanku yang tergerak untuk mencoba menjadi peserta presentasi ini. Mereka adalah Fani, Kine, Lea dan Fizan. Aku dengan cepat membuat grup diskusi kelompok dadakan agar lebih cepat bersiap. Aku pun meminta bantuan pada kakak tingkat satu bp untuk mencari sumber dari materi yang kami akan buat. Setelah ku pikir beberapa hal sudah siap, aku berangkat ke perpustakaan kampus. 

Sesampainya di kampus, aku sibuk mengetik materi pada powerpoint. Aku mengambil semua materi tanpa memahami apa maksud dari sumber yang ku ambil. Saat ini aku hanya berpikir "bagaimana cara agar ppt materi nanti lebih cepat selesai?" . Memaksakan otak untuk berpikir tanpa sarapan sambil meminum kopi adalah hal gila yang saat itu aku putuskan. Tapi seru. Memang, tingkat kewarasanku bisa rendah tergantung situasi contohnya situasi saat ini.

Fani, Kine, Lea dan Fizan pun datang setelah aku berkutat dengan laptop selama setengah jam. Di saat itu aku sungguh baru kenal dengan mereka dan cukup terkejut. It feels like "loh, ini siapa aja, gada yang gua kenal weh" akan tetapi aku bisa dengan cepat menyesuaikan diri dengan mereka :)

13.30

Kami bersiap untuk mempresentasikan hasil kerja keras kami. Ibu Meli pun tampak semangat untuk melihat apa yang akan kami bawakan. Suasana kelas terasa intens untukku. Akan tetapi mereka memberi kami dukungan agar kami tidak terasa sendiri. Presentasi berjalan lancar sampai dimana sesi tanya jawab tiba. Ibu Meli merevisi keseluruhan materi kami dan mempertanyakan ini dan itu yang tidak bisa ku jawab. Aku stuck dan mengatakan sejujurnya bahwa presentasi kami memang kurang persiapan dan bu Meli tidak menerima alasan jujur ku. Rekan sekelompokku aman karena mereka memiliki banyak waktu untuk memahami materi tetapi tidak denganku. Blank. Otakku tidak bisa bernalar dan mencerna apa yang sedang terjadi di kelas pada saat itu. Ibu Meli pun terlihat kecewa atas sikapku dan memberi tanda bahwa aku tidak bisa bernalar.

Aku gagal

Hanya itu yang bisa kupikirkan. Selesai mata kuliah, teman teman yang lain mengerubungi Fani, Kine, Lea dan Fizan. Aku paham, mereka memang hebat bisa menangani situasi. Aku pun tidak berharap mereka akan me-notice keberadaanku. Mentalku terguncang karena kalimat ibu dosen tadi. Komting jurusanku menyemangatiku untuk bangkit kembali. Aku tau akan hal itu tapi tetap saja, tidak secepat itu untukku. Setelah aku merasa memiliki tenaga untuk bergerak, aku pergi ke perpustakaan seorang diri untuk menenangkan pikiranku. 

Iya, tenang dan tak lepas merasa diri ini kian tak berguna.

Satu jam berlalu, aku tak sadar jika diriku tertidur di bilik perpustakaan. Aku sudah agak tenang dibanding sebelumnya. Ku menatap ke arah luar jendela, hujan. Membereskan semua barang bawaan dan pergi. Ya, aku menerobos hujan untuk membalas rasa trauma ku tadi. Aku merasa damai.

Tenang saja, aku masih bisa bertahan dan tetap menjaga sinar ini. 

Peaceful [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang