02 • Be My Slave, Dad!

15.3K 199 4
                                    

Aku, Sigit. Hanya diam membisu, karena Angga telah menangkap basah diriku yang sedang berhubungan seks dengan pria. Parahnya lagi pria tersebut adalah teman dekatnya "Bondan".

Mengapa aku malah melakukan hal sebodoh ini, padahal hubunganku dengan anggota keluargaku sudah di ujung tanduk. Istriku sudah tidak ingin berumah tangga denganku, dan satu-satunya anak yang selalu berada disampingku kini akan meninggalkanku.

Bondan yang masih berada di kamarku lantas aku usir dengan kasar, "Cepat pergi dari sini."

Dia berusaha meraihku dan berusaha untuk meminta maaf, namun aku justru memukul dan mendangnya melampiaksan kekesalanku padanya. Dia menangis begitu keras, padahal kita berdua baru saja melakukan seks bersama.

"Dasar pelacur, jika kamu tidak menggodaku. Hal buruk seperti ini tidak akan terjadi," umpatku dengan terus menendang tubuh Bondan yang sudah tersungkur.

Tubuh Bondan kini dipenuhi dengan memar, ia hanya terus menangis. Aku sama sekali tidak merasa iba padanya dan terus menendangnya hingga kemarahanku terlampiaskan. Setelah puas, aku langsung menyeret tubuhnya yang masih telanjang bulat keluar dari rumah.

"Cepat pergi dari sini," usirku dengan melemparkan pakaiannya.

Aku langsung menutup pintu rapat-rapat, lalu aku perhatikan Bondan dia mengenakan pakaiannya dengan menangis dan dengan perlahan dia pergi dari rumahku.

"Apa yang harus aku lakukan."

***

Dari pagi hingga sore aku hanya mondar-mandir tidak jelas, karena aku tidak menemukan sama sekali solusi untuk memecahkan masalah ini. Berulang kali aku menelpon Angga namun dia tidak mengangkatnya. Lantas akhirnya aku pun memutuskan untuk nge-gym dengan berharap setelah nge-gym pikirkanku akan menjadi lebih jernih dan mampu menemukan solusi dari permasalahan ini.

Seperti biasa aku nge-gym di tempat favoritku, di sana juga ada Rifai dan Yoga yang sudah menunggu lama. Diantara kita bertiga aku adalah yang paling tertua, diikuti Rifai dan yang paling muda ada Yoga. Aku ini layaknya personal trainer bagi mereka berdua. Karena aku masih ingat ketika mereka baru pertama nge-gym dan masih asal dalam berolahraga. Alhasil aku pun membimbing mereka berdua, dan kini menjadi teman dekat.

Seperti biasa setelah ng-egym bersama, kita beristirahat di café yang ada disana. Rifai dan Yoga nampaknya mengetahui bahwa aku memiliki masalah. Karena sejak tadi aku nge-gym terlihat tidak karuan dan sangat lemas seperti tidak memiliki tenaga sama sekali.

"Ada masalah Bang?" tanya Rifai.

"Angga menangkap basah aku sedang berhubungan seks dengan orang lain," jawabku dengan lemas.

"Hahaha... makanya Bang, kalau mau ena-ena semua pintu di kunci rapat," ledek Yoga.

"Aku lupa, masalahnya lagi aku berhubungan seks dengan teman dekatnya."

Mereka berdua tersedak kaget mendengar perkataanku, "Wah... parah Bang Sigit," ucap Yoga.

"Kalau kalian tidak sering menceritakan enaknya senggama anal dengan pria, pasti aku tidak akan penasaran dan mencobanya langsung."

Yoga tesedak lagi, "Maksudnya Bang Sigit habis melakukan seks dengan pria, dan pria itu teman dekat Angga?"

"Iya," jawabku dengan lesu.

"Gimana enak?" tanya Rifai dengan senyum nakal.

"Rifaiii, kamu malah ngeledek."

"Sorry sorry, kan cuma tanya enak apa gak?"

Be My Slave, Dad!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang