Camping yang di adakan sekolah pun akhirnya tiba. Pagi ini Jaemin dan Jeno tengah bersiap untuk sarapan bersama sebelum berangkat ke sekolah.
"No, nanti kita naik bus aja ya! Jangan naik mobil pribadi." Pinta Jaemin, di tengah acarra sarapan bersama.
"Loh, kenapa emang? Enakan juga naik mobil pribadi. Lebih enak, dan nyaman." Tanya Jeno heran.
"Vibes tripnya gak ada, No! Kan enak kalau satupun bus sama yang lain. Rame aja gitu." Jawab Jaemin. Memasukkan Waffle-nya ke dalam mulut.
"Jadi selama ini jalan sama aku ngebosenin, jalan sama aku sepi?" Tanya Jeno, yang sudah berubah mood dan nada bicaranya.
Jaemin menelan makanannya. 'Aduh, kayaknya salah ngomong deh. ' Batin Jaemin, yang siap siaga menghadapi bayi pundung.
"Bukan gitu, Nononya Jaemin. Maksud aku tuh--- "
"Yaudah iya kita naik bus biar kamu gak kesepian. "Potong Jeno, yang mulai makan dengan terburu. Agar makanannya cepat habis, dan cepat ke sekolah.
Jaemin panik bukan main. Nono-nya benar-benar pundung. "Nono, ish! Dengerin Nana ngomong dulu! Bukan gitu maksud aku! Aku mau naik bus itu biar kerasa vibes campingnya. Kalau berdua kan gak berasa campingnya. " Ucap Jaemin, yang sedang menahan air matanya.
"Iya Nana-ya. Cepat habiskan makannya agar kita cepat berangkat ke sekolah. " Final Jeno, yang tidak mau memperpanjang masalah.
"Nono, ish! Marah sama Nana! " Ucap Jaemin, yang sudah sesegukan karena menangis.
Jeno panik bukan main. Padahal tadi ia hanya ingin menggoda kekasih, dan sudah tidak ingin menggodanya lagi. Tapi kekasihnya malah nangis.
Ia langsung menghampiri Jaemin. Menangkup wajah kekasihnya dengan kedua tangannya, dan langsung mengusap air mata kekasihnya yang terus mengalir di kedua matanya, dan membasahi pipinya.
"Aduh Nana sayang kenapa nangis? Nono gak marah kok sama kamu. Nono tadi cuma iseng aja ingin menggoda Nana. Kenapa Nana jadi nangis beneran. " Ucap Jeno.
"Beneran? Nono gak marah sama Nana?" Tanya Jaemin yang berusaha menghentikan tangisannya.
Jeno menganggukkan kepalanya panik. "Iya, sayang. Jadi, kamu harus hapus air matanya ya? Aku gak suka lihat kamu nangis, dan maafin aku karena udah buat kamu nangis." Ucap Jeno, yang berusaha menenangkan Jaemin.
Jaemin mengangguk mengerti, dan memberhentikan tangisannya. Setelah tangisan Jaemin berhenti, baru lah Jeno bisa bernafas lega. "Udah selesai makannya, apa mau di lanjutin?" Tanya Jeno, menatap makanan Jaemin sejenak, lalu menatap Jaemin kembali.
Jaemin menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. "Kalo gitu kita berangkat sekarang ya, takut telat." Ucap Jeno, yang langsung membangunkan Jaemin dari duduknya.
Mereka pun mulai keluar bersama, memasukkan barang ke dalam mobil, di susul mereka, dan Jeno langsung menjalankan mobilnya meninggalkan perkarangan rumah Jaemin. Jeno terus menjalankan mobilnya, membelah kota Seoul, dan akhirnya mereka sampai di sekolah.
"Udah rame, No." Ucap Jaemin, membuka seatbeltnya, dan langsung turun dari mobil, di susul Jeno.
Jeno langsung menuju bagasi mobilnya, mengeluarkan tas untuk mereka camping, dan langsung membawa tas itu. Sedangkan Jaemin, ia sudah berkumpul bersama Haechan.
"Kau hanya membawa tas itu?" Tanya Haechan, menunjuk tas yang di bawa Jaemin.
Jaemin mengangguk antusias. "Emang kenapa?" Tanya Jaemin heran. Emangnya ada yang salah cuma bawa tas satu? Gak terlalu besar, juga gak terlalu kecil.
"Emangnya kau membawa tas sebanyak apa dan segede apa?" Tanya Jaemin penasaran, dan langsung di balas dengan Haechan.
"Itu tas aku." Ucap Haechan, seraya menunjuk sebuah koper yang di bawa Mark, yang sedang berbicara dengan teman futsalnya.
"Chan, kita mau camping loh, bukannya mau piknik." Peringat Jaemin.
"Terus kenapa? Lagipula kita tidur di penginapan kok, kita camping juga bukan di hutan Jaemin-ah." Balas Haechan.
"Ya...tapi kan gak bawa koper juga, Chan! Udah kayak pengen kemana aja." Balas Jaemin.
Baru saja Haechan ingin membala perkataan Jaemin, guru pembimbing mereka datang. Jeno langsung mengucapkan rasa syukur, dan berterima kasih kepada guru pembimbing yang datang, karena bisa memisahkan perdebatan antara Jaemin dan Haechan. Karena, kalau Haechan dan Jaemin sudah berdebat? Tidak akan ada ujungnya dan habisnya.
"Oke anak-anak, sebelum kalian masuk ke dalam bus? Kalian harus mengisi absensi terlebih dahulu! Sekarang baris jadi satu barisan di masing-masing bus yang ingin kalian naik!" Titah Guru itu dan langsung di jalankan oleh semua murid.
Jeno langsung memegang pundak Jaemin, dan berbaris yang satu barisan dengan Haechan, Mark, Lucas, Sungchan, dan teman yang Jeno kenal lainnya.
Setelah mengisi absensi, mereka mulai masuk ke dalam bus. Jeno yang langsung menempatkan bangku di tengah, dan mendudukkan Jaemin di dekat jendela, barulah dia yang duduk di samping Jaemin.
"Gimana Ac-nya?" Tanya Jeno yang sedang mengarahkan ac bus ke arah Jaemin, dan juga kearahnya.
"Udah pas, No." Jawab Jaemin. Jeno pun langsung kembali duduk di tempatnya,
Jaemin juga langsung memasangkan earphone di telinga Jeno satu, serta di telinganya satu untuk mendengarkan musik secara bersama.
"Mo, minggu depan ikut aku ya, nonton konser NCT Dream. Udah aku pesan tiketnya lewat online." Ucap Jaemin, seraya menunjukkan tiket konser yang akan di adakan satu minggu lagi.
"Dapet di urutan mana?" Tanya Jeno, yang sedang melihat tiket yang sudah di beli Jaemin.
"Urutan paling depan, Mo. Bukan cuma kita doang sih. Haechan juga ikut kok sama Mark." Seru Jaemin.
"Oke, nanti aku jemput kamu ya." Balas Jeno, yang menyetujui ajakan Jaemin.
Ah, Jeno tidak pernah menolak ajakan, tawaran, serta permintaan dia. Mana tega dia menolaknya. "Tapi gak pakai pakaian kurang bahan ya, Na." Peringat Jeno.
Jaemin mengerucutkan mulutnya kesal, menghela nafasnya kasar, tapi tetap menganggukkan kepalanya. "Iya, aku kan emang gak pernah pakai pakaian kurang bahan kalau sama kamu." Balas Jaemin.
"Kalau gaada aku juga jangan di pakai!" Ralat Jeno.
"Iya, sayang. Aku gak akan pakai!" Final Jaemin.
Jeno tersenyum senang ketika mendengar perkataan sang kekasih. "Pinter banget sih pacar aku." Ucap Jeno gemas, seraya mengusak surai rambut kekasihnya gemas.
"Ih, Noni! Jangan di berantakin dong rambut akunya!" Rutuk Jaemin kesal.
Jeno terkekeh, ketika ia melihat kekasihnya kesal, dan berusaha merapihkan rambutnya. "Sini aku rapihin. Kamu ada kunciran sama bawa sisir gak?" Tanya Jeno.
Jaemin langsung memberikan kunciran, dan juga sisir yang ia taruh ke tas kecilnya, dan memberikannya ke Jeno. Jeno pun langung mengambil sisir, dan kunciran yang di berikan Jaemin. Ia langsung mulai menyisirkan rambut kekasihnya, setelah sang kekasih membenarkan posisinya.
Setelah menyisirkan, dan mengucirkan rambut sang kekasih, mereka kembali ke aktivitasnya lagi. "No, aku mau tidur dulu ya. Nanti kalau udah sampai? Bangunin aku! aku-nya jangan di gendong!" Peringat Jaemin.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALWAYS TRUST YOU - NOMIN
FanfictionCERITA INI KHUSUS UNTUK NOMIN SHIPPER! APABILA KALIAN TIDAK MENYUKAI SHIPPER INI? DIHARAPKAN UNTUK TIDAK BACA CERITA INI! TAPI JIKA KALIAN MEMAKSA UNTUK MEMBACA CERITA INI? JANGAN BERKOMENTAR NEGATIVE DI KOLOM KOMENTAR / DI KEHIDUPAN PRIBADI PARA M...