3

5 0 0
                                    

Hai.... Gimana kabarnya?
Maaf karna hilang kabar karna sibuk
__________🍃__________

"Bukan bunda bukan malu terhadap guru les aku, melainkan bunda hanya malu ke teman sosialita bunda"  Rain
__________🍃___________

Jam sudah menunjukkan waktu pulang sekolah, hanya saja salah satu guru masih betah mengajar di kelas ini. Tapi para murid tak terlihat menampilkan kebosanan mereka dalam kelas ini.

Handphoneku bergetar layar menampilkan sebuah panggilan dari bunda, karna posisi dudukku jika memainkan handphone akan terlihat jelas maka aku memilih mematikan panggilan tersebut.

Namun nyatanya tak berhenti di sana bunda lagi lagi menelphone aku lantas segera mematikan panggilan tersebut dan memilih mematikan data handphone. Hingga waktu berjalan setengah jam kelas baru selesai.

Aku yang dengan segera merapihkan buku dengan terburu - buru membuat atensi reva tertuju kearahku.

"Kenapa rain?" tanya reva heran

"Udah di tunggu bunda, duluan yaa, makasih banyak buat yang tadi" ucapku lalu berdiri dengan segera berjalan meninggalkan kelas.

"Rain ini" ucap reva sambil menunjukkan sebuah buku bertuliskan Desainer.

Aku dengan segera berbalik arah mengambil buku tersebut.bagaimana aku bisa lupa padahal tadi aku sudah menyiapkannya di luar tas untuk di baca di dalam mobil nanti.

"Sekali lagi makasih" ucap rain lalu segera keluar kelas dan terlihatlah bunda yang sedang berbicara dengan salah satu guru yang tak lain guru yang mengajar tadi. Rain yang pada awalnya berjalan dengan terburu buru akhirnya memilih berjalan dengan hati hati sampai sang guru memilih pamit dan meninggalkan bundanya diantara para siswa yang baru keluar kelas.

Terlihat tatapan tajam dari matanya namun terlihat pula senyuman di wajahnya.

"Ayo rainhana bunda tunggu di mobil" ucap bunda lalu jalan lebih dahulu di depan rain.

Parkiran sekolah tidak begitu ramai hanya tinggal beberapa motor dan beberapa mobil yang mungkin milik beberapa siswa dan juga staff sekolah. Aku memasuki mobil tepat di kursi belakang penumpang.

"Kenapa telphone bunda kamu matiin?" tanya bunda dengan suara yang membuat suasana sedikit mencekam

"Dimata pelajaran itu gak boleh main handphone" jelasku sambil melihat kearah kaca tengah mobil

"Bisakan chat bunda" ucap bunda sambil melihat kearahku.

"Tapi emang gak boleh main handphone bun, lagi pula kalau aku jawab telphone bunda atau aku bales pesan bunda nanti aku ketinggalan beberapa penjelasan dari gurunya" jelasku sambil meremas jemari jemari tanganku.

"Tapi kamu sia siain waktu kamu buat ke tempat les, kalo kamu ngabarin bundalebih awal, bundakan bisa bilang ke guru les kamu, kalo kamu dateng telat, kalo begini bunda yang malu anter kamu ketempat les" jelas bunda sambil menyalakan mesin mobil.

"Bukan bunda bukan malu terhadap guru les aku, melainkan bunda hanya malu ke teman sosialita bunda" ucapku kecil sambil melihat kearah luar jendela mobil aku hanya berharap bunda tidak mendengar ucapanku.

________🍃_________

Jam 4 sore seorang lelaki baru saja memarkirkan motornya diperkarangan rumah dengan segera bergegas menuju ke dalam rumah. Saat membuka pintu terlihat figur seorang wanita yang sedang duduk di sofa ruang tamu dengan beberapa berkas yang ada di hadapannya.

"Bunda, bunda gak ada jadwal praktek?" sapa lelaki dengan jaket denim yang baru saja dia lepas.

"Gava, hari ini jadwal praktek bunda kan libur, jadi bunda bawa berkas aja kerumah" ucap bunda sambil menunjukan beberapa berkas yang ada di hadapannya.

"Ada kasus yang menarik gak bun?" tanyaku sambil duduk di samping bunda.

"Hmm, sejauh ini engga, rata rata kunjungan juga anak anak seusia kamu, yaa masa masa usia remaja" ucap bunda sambil membenarkan kaca matanya.

Sebuah berkas menarik perhatianku.

"Bun, aku boleh liat yang itu?" tanyaku, seketika bunda memberikan tatapan kearahku.

"Hehehe iyaa bun, engga, kalo gitu gava ke kamar dulu ya" ucapku pamit.

"Maaf gava bukannya bunda pelit, tapi ini data pasien bunda" ucap bunda terlihat merasa bersalah. Aku pun berjalan memeluknya dari belakang.

"Iya bun gava ngerti kok, gava setelah ini mau kerumah abi dulu ya" ucapku sambil pamit kepada bunda.

"Iyaa, jangan kemaleman pulangnya ya" ucap bunda sambil mengelus rambutku.

"Siap bun"

__________🍃__________

Aku sudah mengganti pakaian dengan kaos putih dilapisi dengan jaket denim, namun langkahku terhenti saat melihat bunda masih setia dengan berkasnya dan ada hal yang sedikit mengganggu pikiranku.

Kuraih handphone yang ada di dalam saku celana, dengan segera mengirim pesan kesalah satu grup.

"Kalo mau main ke rumah gw aja, tapi jangan berisik, bunda lagi ngerjain kerjaan di rumah"

"Siap, kulkas masih penuhkan" balas fatur yang pertama akhirnya

"Jangan lupa buku kimia"

"Anjir gw mau main bukan mau belajar"

Aku lebih memilih menutup grup chat tersebut. Lalu dengan segera menuruni tangga dan menghampiri bunda.

"Bun kalo temen temen yang main ke sini bunda ke ganggu gak ?" tanyaku padanya.

"Tentu engga dong, yaudah sekarang bantu bunda bawa ini ke ruang kerja bunda" ucap bunda sambil menunjuk beberapa berkas yang mungkin sudah selesai di kerjakan.

"Siap kapten" ucapku lalu dengan segera bunda mengelus helai rambutku, dan berlalu pergi menuju dapur.

"Jangan buat banyak makanan bun mereka mandiri" ucapku yang mungkin masih bisa terdengar di telinga bunda. Bunda menengok dan tersenyum

"Kapan lagi bunda masak banyak kan gav" ucap bunda lalu pergi menuju dapur.

Aku pun perlahan membawa beberapa berkas agar tetap dalam posisi yang sama dan tak berantakan karna khawtir akan membuat bunda kesulitan nantinya.

Handphoneku berdering menandakan panggilan masuk, aku hanya membiarkan sedikit lama karna aku harus segera meletakkan data yang ada di tangan ku diletakkan di atas meja kerja bunda. Setelah selesai, aku merogoh kantong celanaku dan melihat ke layar handphone Terteralah nama abi di sana.

"Hallo,Kenapa bi?" tanyaku sambil keluar ruangan bunda.

"Anjir anjing tetangga gw kena rabies" ujar seorang di balik panggilan telphone itu, aku hanya menghela nafas, tentu saja orang yang sedang berbicara ini bukan si pemilik handphone.

"Tur, lu gak punya handphone?" tanyaku.

"Oh iya lupa gw, ini siapa?" tanyanya yang membuatku melebarkan bola mata kesal.

"Bodo gw bilang bunda gk ada makan buat lu"

"EHHH JANGAANN!!" Teriaknya yang langsung aku jauhkan benda persegi panjang itu menjauh dari telingaku dan segera ku matikan.

"Suara siapa gav?" tanya bunda yang sedang mengolah bahan makanan.

"Biasa fatur" ucap ku sambil melepas jaket yang aku kenakan .

"Anak itu lucu loh" puji bunda.

"Bun aku malah khawatir dia ada gejala" ucapku yang langsung terpotong karna bunda langsung menatapku.

"Itu sahabat kamu loh gava" ucap bunda.

"Hehehe oke bun, sekarang ada yang bisa gava bantu gak bun" ucapku sambil mengambil alih beberapa kerjaan bunda, setidaknya meringankan pekerjaanya.

_________🍃_________

RAIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang