1. Segelas Whiski

611 12 1
                                    

Gemerlap malam dihiasi oleh lampu disko yang berwarna-warni dan dengan dentuman musik yang mengiringinya, tak membuat seorang perempuan yang sedari tadi membenamkan wajahnya setelah menenggak habis segelas whiski kembali bergerak.

Perempuan itu adalah Zeta Primrose Cydney. Ini merupakan kali pertamanya menginjakkan kaki di sebuah club malam karena ajakan sahabatnya, Sena.

Sialnya, Zeta tak tahu apa yang baru saja ia minum sehingga tubuhnya bereaksi aneh. Ada sesuatu yang menjalari tubuhnya. Rasanya panas dan hasrat birahinya bergejolak. Tangannya menekan bagian intinya yang sudah berdenyut-denyut, ingin dimasuki. Zeta tak berhenti memberikan sapuan ke tubuhnya yang mulai bergetar.

"Ah... Ah..." Zeta belum puas jika hanya menekannya. Ia perlu seseorang. Bertepatan dengan itu, tangan Zeta tak sengaja mengibas lengan seorang pria yang melewatinya.

Zeta tak mau menyia-nyiakan hal ini. Ia harus segera bertindak agar terbebas dari siksaan ini. Walau, artinya ia juga harus merelakan keperawanannya diambil oleh seseorang yang tak ia kenal.

Seorang pria jangkung dan gagah. Matanya biru gelap seperti indahnya pemandangan laut di malam hari itu membalas tatapan memelas Zeta. Mata indah itu, Zeta ingin memasukinya lebih dalam lagi. Namun, sang pria tak mengizinkannya.

Pria itu menepis tangan Zeta dengan sekali hentakan. Tatapannya tak acuh pada Zeta, seakan sudah muak melihat perempuan yang menggodanya seharian ini. Tapi, Zeta terlihat berbeda. Wajah polos Zeta seolah menghipnosis, badan Jack ikut merespon apalagi juniornya.

"Apa maumu, Sayang?" tanya pria itu akhirnya. Suaranya serak, dalam, dan sangat sensual. Zeta merasakan bagian bawahnya itu berdenyut kembali. Bahkan ketika kulit lembutnya bersentuhan dengan kulit pria asing itu, rasanya bulu kuduknya berdiri semua, ia jadi ingin lebih, tidak sekadar sentuhan kulit saja.

"Tolong aku. Aku mohon, Tuan," pinta Zeta dengan mata yang berkaca-kaca serta tubuhnya bergetar hebat. Peluh mulai menghiasi wajahnya yang cantik.

Si pria menelan ludahnya dengan susah payah. Mungkin, kalau ia tidak sedang kelelahan dan tidak tergesa-gesa, pasti ia sudah menyerang perempuan itu di sini sekarang juga.

"Tolong aku," pinta Zeta kembali. Ia meraih tangan si pria dan menangis. Ia sudah tidak kuat, ia kesakitan.

Si pria mengernyit, ia mengamati Zeta dari atas sampai bawah dengan penuh kritik. Ada yang tak beres dari perempuan itu. Ah... Ia baru sadar, kalau perempuan di depannya berada di bawah pengaruh obat perangsang. Sial!

Si pria menoleh ke kanan dan kirinya, sedang memastikan sesuatu. Ia lalu kembali menatap Zeta yang sekarang bergerak gelisah di kursi yang diduduki.

"Jadi, apa yang bisa kubantu, Sayang?" tanya si pria dengan nada yang semakin menggoda, membuat urat Zeta semakin menegang.

Zeta tersenyum. "Bantu aku lepas dari rasa sakit ini. Tiduri aku, Tuan," rintihnya seraya menunjuk ke arah bagian bawahnya. Ia memakai dress mini sehingga di saat ia menunjuk ke bagian sensitifnya, si pria bisa melihat kalau bagian sana sudah basah.

"Baiklah. Aku akan memuaskanmu malam ini." Si pria mengangguk paham. "Kau akan menikmati permainanku."

"Terimakasih, Tuan."

Pria itu segera memberikan isyarat kepada pria lain yang sedari tadi berdiam diri di belakangnya, menyuruh untuk segera menyiapkan mobil.

Jack Olivander Jeffrod menatap perempuan itu sekali lagi, seketika juniornya mengeras.

"Ckk... Sial," runtuk Jack sembari membawa Zeta ke dalam gendongannya.

Dalam beberapa menit saja, mobil yang ditumpangi Jack sudah sampai di sebuah gedung besar dan mewah. Tak perlu lama untuk Jack mencapai pentahouse miliknya yang jaraknya hanya beberapa kilometer dari club yang ia datangi tadi.

Jack merenggut tubuh Zeta ke dalam pelukannya sambil berdesis, "Mari kita lihat sampai mana jalang ini bisa bertahan." Jack menghiasi wajah tampannya dengan seringaian yang serupa senyum iblis.

Pria yang memegang kendali setir hanya bisa melihat Jack memeluk dan mencium perempuan di jok belakamg dari kaca yang menempel di atasnya.

"Ehemm..." Sang pria berdehem, mengingatkan Jack untuk segera bergegas. Selama bertahun-tahun ia bekerja di bawah naungan perusahaan Baron yang dipimpin oleh Jack sendiri, ia hafal betul kalau tuannya itu sudah tak bisa menahan diri untuk segera mencicipi tubuh perempuan itu. Bahkan, lima perempuan tak membuat Jack terpuaskan. Pria itu selalu ingin lagi dan lagi.

Jack mengerti arti deheman Aiden, pengawal pribadi sekaligus orang kepercayaannya itu.

Jack melesat menuju ke pentahouse mewah miliknya yang terdapat di lantai teratas gedung Jequlin. Gedung berarsitektur seni yang tinggi, bahkan untuk setiap inci hiasan yang terukir di batu dinding itu didatangkan langsung dari Roma. Bisa dibayangkan betapa indah dan megahnya gedung ini.

Jack telah sampai ke pintu pentahousenya setelah melewati beberapa lantai dengan lift. Bahu kekarnya mendorong pintu sampai terbuka lebar. Tangannya yang kokoh membawa tubuh Zeta ke atas kasur dengan kasar.

"Arghhh..." Zeta mengaduh kesakitan saat punggungnya terhempas di atas kasur, meskipun kasur tersebut sangat empuk, tapi tetap saja membuatnya terkejut setelah tadi Zeta sempat tertidur sebentar.

"Kau cantik juga, Sayang." Jack menyambar bibir Zeta dengan rakus.

Sementara itu Zeta yang masih terpengaruh obat perangsang yang sangat kuat tak segan-segan membalas ciuman Jack yang semakin membuatnya menggelinjang liar. Ia ingin lebih.

"Masuklah, Tuan." Zeta melebarkan kedua kakinya, memperlihatkan bagian sensitifnya tepat di depan wajah Jack.

"Ah, bukannya kita perlu pemanasan dulu, Sayang." Jack membelai wajah Zeta lembut, dan menariknya mendekat. Jack mulai mempermainkan tubuh Zeta, sampai keduanya bersatu di bawah gelapnya malam yang hanya berhiaskan lampu yang menyala remang-remang.

"Shit! Kau masih virgin, dan lihatlah milikku bisa berdiri tegak!" pekik Jack terus menghujam Zeta tanpa ampun, melepaskan semua cairan kenikmatan di luar, karena Jack tak mau terikat oleh perempuan mana pun hanya karena perempuan tersebut mengandung anaknya.





-To Be Continued-

Nafsu Bejat CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang