Chapter 08

470 46 5
                                    

Jangan lupa vote dan komen!

Happy Reading~
Enjoy This Story~
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Author pov*

Tak terasa hubungan Anya dengan Damian sudah berjalan selama 1 Bulan.

Semuanya terasa sangat menyenangkan menurut Anya, karena Damian memperlakukannya dengan sangat baik, walaupun masih agak tsundere ya...

Kini sedang di perlihatkan dimana kedua nya (Anya dan Damian) sedang sibuk dengan bukunya masing masing, tanpa ada yang memulai pembicaraan.

Terlihat jika mereka sedang berkutat dengan buku pelajaran yang lumayan rumit...

"Anya..." Ucap Damian memulai pembicaraan.

Anya yang merasa terpanggil pun hanya menjawabnya dengan deheman tanpa mengalihkan pandangannya dari buku.

"Bisa tatap aku sebentar?" Ucap Damian lagi.

"Tidak bisa! Aku sedang sibuk!" Respon Anya yang bahkan tidak mengalihkan pandangannya.

"Sebentar saja, aku perlu berbicara dengan mu." Ucap Damian.

"Baiklah... Ada apa?" Ucap Anya yang akhirnya mengalihkan pandangannya ke arah Damian.

"Selama 1 bulan ini,, apakah kau merasa nyaman dengan ku?" Tanya Damian dengan raut wajah yang serius.

"Tentu! Sy-on boy memperlakukan Anya dengan baik, jadi Anya merasa nyaman!" Jawab Anya antusias.

"Kalau begitu... Apakah selama 1 bulan ini kau mengerti dengan apa yang namanya cinta?" Tanya Damian lagi.

"Ya! Anya sudah mengerti..." Jawab Anya.

"Kalau begitu, apakah kau mencintai ku?" Tanya Damian lagi.

"Eh? Anya memang sudah mengerti cinta, tapi Anya belum tahu jika Anya mencintai Damian atau tidak." Ucap Anya.

Terlihat Damian yang mengambil nafasnya dalam dalam sambil memejamkan matanya dan mengeluarkannya secara perlahan.

"Mungkin cara kita menjadi kekasih waktu itu tidak lah benar... Waktu itu seolah aku hanya memanfaatkan mu... Maka dari itu aku ingin mengulangnya." Ucap Damian.

"??" Bingung Anya sambil sedikit memiringkan kepalanya.

"Aku mencintaimu! Sejak dulu aku sudah mencintaimu... Mungkin bisa di sebut, aku mencintaimu saat pertama bertemu dengan mu." Ucap Damian.

"Sejak masih kecil?" Tanya Anya.

"Iya." Jawab Damian yakin.

"Aku hanya memberi tahu mu jika aku benar benar tulus mencintaimu,, bukan hanya sekedar membantumu menjawab apa itu cinta." Ucap Damian.

"Sebelum itu... Terimakasih karena sudah mencintai Anya, tapi Anya belum bisa menjawab nya. Ah tidak! Lebih tepatnya walaupun Anya bisa menjawabnya Anya tidak akan mengungkapkannya, dan itu hanya akan menjadi sebuah pernyataan yang menggantung, dan tidak akan dapat respon apapun dari Anya." Ucap Anya sambil hendak pergi meninggalkan Damian.

"Tunggu! Apa maksudmu?" Ucap Damian sambil memegang sebelah tangan Anya.

.
.
.
.
.
.
.

"Anya pulang~" Ucap Anya sambil membuka pintu rumahnya.

"Selamat datang Anya." Sapa Loid dan Yor dengan senyumannya.

"Dan... Juga selamat kau telah menjadi Imperial Scholar..." Pekik Yor dan Loid.

Seketika senyuman Anya mengembang dengan sangat lebar dan dengan tergesa Anya berlari ke arah Loid dan Yor guna memeluk mereka.

"Terimakasih chi chi, haha." Ucap Anya.

"Oh ya Bond dan adikku kemana?" Tanya Anya.

"Oh... Mereka berdua sedang berjalan jalan di taman bersama paman Yuri." Jawab Yor.

"Paman Yuri datang berkunjung?" Tanya Anya.

"Ya... Tadi, setelah mendapatkan kabar jika kau sudah menjadi Imperial Scholar, dia langsung dengan terburu buru datang kemari, tapi ternyata kau nya belum pulang." Jawab Loid.

"Wahh kasian sekali paman, pasti sekarang dia sedang mengomel." Ucap Anya sembari tertawa kecil.

"Sudah sudah... Ayo duduk dulu, ada yang ingin ayah bicarakan denganmu." Ucap Loid sembari duduk di sofa.

"Apa itu?" Tanya Anya sambil mengikuti Loid duduk di sofa.

"Bagaimana hubungan mu dengan Damian?" Tanya Loid dengan nada yang serius.

"Kami masih menjadi kekasih." Jawab Anya dengan ekspresi yang serius.

"Karena ini menyangkut perdamaian aku mendukung mu untuk tetap bersikap polos selama di sekolah Anya." Ucap Yor sambil membawa nampan yang terdapat teh dan beberapa cemilan di atasnya.

"Sejauh ini apa saja informasi yang kau terima?" Tanya Loid.

"Damian tidak terlalu di perhatikan oleh keluarganya, tapi yang lebih di perhatikan justru kakaknya." Jawab Anya.

"Apa yang membuatmu berkata seperti itu?" Tanya Loid lagi.

"Damian sedikit demi sedikit sudah mulai menceritakan tentang keluarga nya kepada Anya." Ucap Anya.

"Bagus! Terus pertahankan hubungan kalian sampai informasi informasi nya benar benar cukup." Ucap Loid.

"Baik! Kalau begitu Anya ke kamar dulu untuk istirahat." Ucap Anya sambil beranjak ke kamarnya.

.
.
.
.
.
.
.


"Mungkin ini kejam, tapi maaf Sy-on boy! Aku tidak mencintaimu sama sekali, tapi aku harus terus mempertahankan mu demi kelancaran misi, semua orang bergantung padaku, aku harus profesional." Pikir Anya.

Setelah melamun dengan jangka waktu yang lumayan lama, seketika Anya tiba tiba terkejut dan langsung bergegas berlari ke luar kamar untuk menemui Loid.

"Chi chi!" Pekik Anya.

"Ada apa?" Respon Loid yang sedikit terkejut.

"Aku lupa bilang! Tadi aku meletakan alat perekam kecil di saku baju Damian. Karena dia bilang ingin bertemu ayahnya." Ucap Anya.

"Itu bagus! Cepat hubungkan, kita harus mendengar apa yang mereka bicarakan." Ucap Loid.



























Hai~ apa kabar???

Maaf nihh dah lama ga up...
Sibuk banget sama kegiatan di sekolah😭

Aku nyempetin nih buat up ditengah kesibukan aku, biar disangka aku ga terlalu ilang tanpa kabar gitu...

Jadi ayoo buruan vote dan komen...

See you next time 👋

Love Hindered By Mission || Damian Desmond X Anya Forger ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang