Awal yang buruk.
-Arabella
Pelajaran pertama pagi ini adalah Olahraga, terdengar menyenangkan bukan berolahraga di pagi hari? Bagi sebagian orang mungkin iya, tapi tidak bagi Arabella.Gadis itu terlihat kebingungan di tengah lapangan. Pasal nya, tidak ada seorang pun yang mau memberinya kesempatan bersentuhan dengan bola basket. Tidak mau menyerah, Arabella mengejar bola basket yang tengah di dribble oleh Soraya, namun Soraya dengan sengaja melemparkan bola itu pada teman yang lain. Mereka tertawa puas, tertawa melihat kebodohan Arabella yang tidak mampu melakukan apa-apa.
Jam pelajaran pertama selesai, semua siswa pun meninggalkan lapangan kecuali Arabella, Soraya, dan kedua teman Soraya. Mereka berdiri mengelilingi Arabella dengan tatapan remeh, kemudian mereka saling memberi isyarat dengan menggunakan mata mereka.
Arabella terkejut begitu Soraya tiba-tiba merangkul nya. "Ara, maafin gue ya. Gak seharusnya gue jahat sama lo," Ucap nya dengan nada sedih yang di buat-buat
Soraya dan kedua teman nya pun tertawa. "Iya kan? itu yang lo mau? jangan harap!" Ucap Soraya penuh penekanan di kalimat terakhir seraya menoyor kepala Arabella
"Denger ya Arabella Deolinda Zeline. Mau gimana pun, lo tuh bakal terus jadi mainan gue. Lo lemah, idiot, bego. Dan hal itu membuat gue jadi gak bosen buat terus gangguin lo." Soraya pun tertawa puas.
Arabella yang mendengar hinaan dari mulut Soraya pun langsung naik pitam. Dengan emosi yang berapi-api, ia menampar keras pipi mulus Soraya. Hal itu membuat Soraya dan kedua teman nya benar-benar terkejut. Soraya segera memperhatikan sekitar, merasa aman, ia dan kedua teman nya langsung menarik kasar tangan Arabella menuju sisi sekolah yang masih dalam tahap pembangunan. Tentu saja tempat itu menjadi tempat yang pas bagi Soraya untuk menghukum Arabella, selain sepi, tempat ini juga agak jauh dari keramaian sekolah.
"LEPASIN GUE!" Teriak Arabella emosi. "Sekalipun gue cuma sendiri disini, ITU GAK MEMBUAT GUE TAKUT SAMA JALANG KAYAK KALIAN!"
Plak!
"Apa lo bilang? gue jalang? JAGA MULUT LO ANAK HARAM! PANTES AJA NYOKAP LO MILIH MATI BUNUH DIRI, TERNYATA DIA TUH GAK MAU PUNYA ANAK KAYAK LO!" Teriak Soraya tak mau kalah
Arabella tak bisa berkata-kata lagi selain menatap Soraya dengan penuh rasa sakit. Semua yang di katakan Soraya adalah beberapa persen dari kebenaran, ibunya, Diane, beberapa minggu lalu di temukan tewas gantung diri di kamarnya tanpa alasan. Hal itu membuat Gabriel, ayah Arabella dan Lucanno kakak nya benar-benar di timpa kesedihan yang amat dahsyat. Pasal nya, hubungan ke empat anggota keluarga itu baik-baik saja, mereka tidak sedang bertengkar. Arabella pun sama runtuh nya seperti Gabriel dan Lucanno, ia kehilangan sosok ibu yang sekaligus bisa menjadi sahabat.
"Kenapa? Lo malu kan? Mulut lo itu mulut sampah, gak bakal ada satu manusia pun yang bakal tahan sama lo. Termasuk nyokap lo! You should've shut your mouth like your mom does Arabella." Ujar Soraya dengan tangan yang di lipat di dada
Tidak bisa menghindari fakta, Arabella hanya mampu membuang muka seraya menahan tangis. Pikiran nya kalut, jiwa nya berkecamuk, dan perasaan nya serasa ingin meledak.
"Masih berani sama gue? Lo tau gak konsekuensi apa yang bakal lo terima? Yup, gue bakal melakukan sesuatu ke Pixi." Soraya tersenyum penuh kemenangan
Arabella menatap Soraya dengan terkejut dan ketakutan, tanpa ia sadari, air mata sudah turun dari mata kiri nya.
"Loh? Kok sekarang malah nangis? Tadi kan jagoan," Ejek Roxxy, temen Soraya yang hobi mengunyah permen karet
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME
Novela Juvenil[ ON GOING ] Terkadang apa yang kamu anggap rumah, justru rasanya asing untuk kamu singgahi. Tau kah bagaimana rasanya ingin pulang tapi rumah terasa tidak seperti 'rumah'? Ada tempat yang di sebut rumah tapi di dalam nya tidak ramah, jika orang lai...