01

367 21 42
                                    

"Mau kemana?" cekal Raza ketika melihat adik kembarnya sudah memasukan beberapa barang pada koper.

"Reza!" panggilan dari Raza tak membuat langkah Reza terhenti.

Malam itu Reza memutuskan untuk pergi dari rumah besar milik Papanya. Ia rindu dengan Mamanya yang beberapa tahun lalu sudah lebih dulu angkat kaki dari sini.

***

"Katanya lo punya sodara?" tanya Fahmi ketika ia melihat Reza sudah terduduk meneguk air dalam gelas mininya.

Suara dentruman musik dan lampu kerlap-kerlip malam ini ikut meramaikan suasana gelap hati Reza.

"Gak, gw tunggal!" ucapnya ngawur.

Ia semenjak ditinggal Mamanya memang sedikit berubah. Reza memilih untuk berbeda sekolah dengan Raja ketika SMA. Maka tak heran jika sedikit sekali teman-temannya yang mengetahui keadaan keluarganya, yang teman-temannya ketahui perihal Reza hanyalah Reza anak orang kaya dan sangat suka berfoya-foya.

"Ha?" semua teman Reza yang mendengar kini ternganga tidak percaya, padahal sudah seharian ini mereka menunggu jawaban valid dari Reza perihal kabar angin keluarganya.

"Reza!" panggil seorang gadis langsung menuntut Reza untuk menoleh. Gadis itu melumat bibir kekasihnya dan terakhir mengecup bagian leher.

"Udah?" tanya Reza mendapat anggukan.

"Langsung aja! Gw cabut ya!" pamitnya yang langsung menaruh tangannya pada pinggang gadis tadi lalu membawanya pergi.

"Enak jadi si Reza! Nganggur tapi duit banyak!" kekeh salah satu teman yang sedang merokok kini tak henti memperhatikan langkah Reza yang menjauh.

"Kalo gw jadi dia, gw udah bikin usaha apa kek daripada mainin cewek!" tambah seorang teman yang lain. Langsung saja semua yang hadir mengangguk menyetujuinya.

***

"Za!"

Gadis yang sedang menikmati setiap hentakan milik Reza kini mengeluh. Tetesan keringat yang membasahi tubuh Reza tampak indah dalam pandangannya. Sunyi keadaan kamar ini semakin membuat semangat ketika suara peraduan tubuh bawah mereka terdengar mengisi.

"Sebentar .... Tahan dulu!" kata Reza terus berusaha mencapai kenikmatannya malam ini. Matanya terpejam dan geraman nikmat itu mengalun saling bersautan dengan suara hentakan miliknya.

"Ahh ...." desah gadis itu terpental ringan. Tubuhnya sudah menegang dan cengkeraman pada punggung Reza semakin terasa kuat.

"Sampe pagi disini .... Lo gak boleh ninggalin gw dulu kalo udah selesai!" imbuh gadis ini yang tidak suka kebiasaan buruk Reza ketika sehabis puas bercinta malah meninggalkannya sendirian di kamar ini.

"Iya ...."

"Goodboy!" tutur gadis ini meraih bibir Reza yang terbuka. Mereka kembali saling melumat dan gadis ini sesekali mendesah ketika tangan Reza meremas beberapa bagian tubuhnya.

***

Siang itu sekitar pukul satu.

"Tiara!"

Raza tersenyum melihat kedatangan gadisnya.

"Nungguin lama?" tanya Tiara memeluk Raza dengan nyaman.

"Baru aja sih ...."

"Makan dulu yuk!" ajak Raza yang langsung menggenggam tangan gadisnya.

"Za!" cekal Tiara yang membuat Raza kembali memandangnya.

BAD BROTHER (6) | HUANG RENJUN (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang