13. Run Away

410 51 15
                                    

Iya... Double up 🤗🤗

Malam hari di Dubai adalah pemandangan yang Beomgyu sukai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam hari di Dubai adalah pemandangan yang Beomgyu sukai. Ini adalah kunjungan pertamanya kemari, tetapi pesona dari kota yang disebut sarangnya orang kaya itu seakan melekat di dalam hatinya. Dia berdiri di tepian balkon, menggenggam pagar beton sambil menghirup udara malam sebanyak-banyaknya. Menenggelamkan diri pada lukisan lampu-lampu kota di atas kanvas malam. Sampai aroma kopi mampir ke dalam indera penciumannya.

"Terima kasih," ucapnya pada Heeseung yang berdiri di sampingnya sambil menyodorkan cangkir.

"Sampai kapan kau akan berdiri di situ? Kau bisa terserang flu." Heeseung berkomentar.

"Di sini indah. Aku sangat iri padamu karena kau bisa tinggal di Dubai."

"Kalau begitu tinggallah lebih lama."

Beomgyu menggeleng. "Seorang anak iblis sedang membuat onar. Aku harus kembali dan memastikan dia dihukum di neraka. Aku ingin melihatnya menderita."

"Astaga! Kau tidak pernah berubah."

Beomgyu menanggapinya dengan tawa renyah. Jujur saja, dia memang kelewat kesal pada Soobin dan obsesinya terhadap Yeonjun. Dan hal itu pula yang membuatnya menyesal karena sudah membiarkan pria seperti itu menjadi pengendali agensi raksasa seperti Black Rabbit.

"By the way, Hee... Bagaimana dengan tawaranku?"

Senyum lembut Heeseung terkupas. Dia meminum kopinya seteguk sambil memandang kerlip lampu-lampu kota sebelum menjawab, "masih kupikirkan."

"Sampai kapan?" Beomgyu menatapnya lamat-lamat. "Kau punya bakat. Wajahmu juga tampan. Jika kau debut di bawah naungan Black Rabbit, aku yakin kau akan sukses."

"Mungkin." Heeseung mengangguk-angguk.

Melihat tanggapan santai itu, Beomgyu berdecak. Dia menyiku lengan Heeseung.

"Ayolah...." rengeknya.

"Aku masih suka di sini."

"Aish! Anak ini!" Kesal, Beomgyu meninju lengan atas Heeseung. "Sudahlah. Aku malas padamu."

Beomgyu melengos, beranjak memasuki apartemen yang menjadi tempat tinggal Heeseung. Sementara Heeseung menggeleng pelan melihatnya. Kemudian dia meletakkan sikunya di pagar balkon, melanjutkan menikmati malam sambil menikmati kopi yang semakin mendingin.

Pikirannya melayang, kembali kepada bayang Yeonjun yang terekam di dalam otaknya. Secara otomatis, hal itu juga membuatnya teringat pada sosok Soobin. Si pria tinggi yang sangat posesif.

Sebuah seringai muncul di sudut bibir Heeseung. Sebelum meneguk kopinya untuk ke sekian kali, dia mendesis lirih;

"Choi Yeonjun seorang gay?"

****

Sudah sejak pukul lima pagi Yeonjun terbangun dari tidurnya. Tetapi lelaki itu enggan meninggalkan ranjang. Bukan karena Soobin mengerjainya lagi dan membuatnya kesulitan bergerak, hanya saja, entah mengapa secara tiba-tiba dia mengingat kampung halamannya dan hal itu membuatnya sedih. Dia bahkan mengabaikan panggilan Soobin yang melambung jauh dari dapur. Sampai-sampai Soobin harus mendatanginya.

Domine || Soojun BXBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang