halooooo
happy reading<3
- Next day
“Jen bantuin kek, enak banget dari tadi tidur terus. Ini tugas bersama tau!”
“Jen! Lee Jeno!!"
Plak
“Aw, duhh apaan si” – Jeno mengusap lengan yang di pukul oleh Renjun. Bisa Jeno rasakan pukulannya cukup kuat meski Renjun ini mungil.
“Apaan apaan, ini bantu lah Jen nanti Bu Mil balik katanya udah harus selese. Aku nggak tau jawaban soal ini.” – Renjun dengan gelisah menunjuk kertas yang ada di depannya.
Kini mereka sedang menjalani pelajaran ekonomi yang paling tidak disukai oleh Renjun. Ia tahu ia bodoh di pelajaran itu dan untungnya Jeno sangatlah pintar di pelajaran ini. Renjun sedikit bersyukur karena ia duduk dengan Jeno.
Ia sedikit terbantu jika saat ada pelajaran yang tidak ia sukai. Tugas mereka kini adalah menghitung pendapatan negara atau pendapatan nasional. Yang dikerjakan bersama dengan teman sebangku.
Tapi Jeno hanya membenamkan kepala diatas meja tidak peduli Renjun gelisah karena tidak bisa menjawab satu soal pun, sementara mereka ditinggal oleh guru pelajaran tersebut ke toilet dan harus selesai jika guru itu kembali.
“Santai aja kali, tegang amat.” – Jeno bangkit dari acara tidurnya dan sedikit meregangkan tangan dan kepala menatap Renjun datar.
“Santai santai palamu, enak kamu pinter ekonomi aku tuh nggak Jenooooo plis deh ayo donggg aku takut Bu Mil tiba tiba masuk kelas.” – Renjun memasang wajah kesal yang menurut Jeno itu cukup lucu. Ekhem.
“Iya iya berisik.” – Jeno mulai menulis seuatu diatas kertas putih yang sedari tadi kosong itu.
“Dari tadi kek Lee Jeno”
Jeno dengan telaten mengerjakan soal tersebut dengan raut muka yang sangat serius membuat Renjun mau tidak mau menatap wajah Jeno. Kini Renjun telah jatuh kesekian kalinya kepada Jeno.
Renjun tidak menyangkal bahwa Jeno sangatlah tampan, juga garis wajahnya yang sangat tegas menampilkan bahwa lelaki ini seperti dipoles oleh tangan dewa. Tapi tetap saja sikapnya yang seperti rollercoaster membuat Renjun selalu bimbang untuk terus mengejar atau berhenti, benar benar berhenti.
“Kalian ini ngerjain apa. Kalau selama saya ngajar kalian nggak ngerti itu harusnya tanya. Jadinya kalo ada saat saat seperti ini kalian bisa mengerjakan dengan baik. Dan ini, apa ini dari lima pertanyaan aja nggak ada yang benar.”
“Apa? Maaf Bu tapi saya emang benar tidak bisa pelajaran Bu Mil.”
“Huang Renjun, saya tau kamu itu selalu mendapat nilai jelek di pelajaran saya. Tapi, kamu ini kan sebangku dengan Lee Jeno. Kalian bisa bekerja sama mengerjakannya. Dan kamu bisa sedikit belajar melihat cara Jeno mengerjakannya. Tapi ini kenapa salah semua?”
Renjun dan Jeno sekarang berada di depan kelas karena panggilan Bu Mil. Mereka ternyata mendapat nilai paling rendah karena menjawab pertanyaan dengan sangat salah. Ekspektasi Renjun seketika jatuh ketika menatap Jeno dengan ekspresinya yang terlihat tidak minat.
Kenapa bisa bisanya ia mempercayai lelaki ‘brengsek’ ini untuk mengerjakan semuanya tanpa melihat sedikitpun buku.“Jen” – Renjun menyikut perut Jeno membuat yang disikut menoleh bertanya.
“Maaf Bu tapi saya rasa itu sudah benar.”
“Kamu cuma rasa kan? Mana bisa mengerjakan perhitungan dengan perasaan Lee Jeno?” – Renjun hanya menunduk berbeda dengan Jeno yang mengedikkan bahu acuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
It Doesn't Matter - (NoRen GS)
FanfictionBerjuang? Menyerah? 2 pilihan yang harus dipilih gadis mungil nan manis bak permen loli bernama Huang Renjun ketika mengejar lelaki yang bisa dikatakan seperti pangeran namun mempunyai sifat yang sangat cuek dan angkuh bernama Jung Jeno. Namun, sifa...