🎡

83 17 15
                                    

Sabtu malam kemarin...

"Ongkel..." Athy membuka pintu kamarnya sambil memeluk boneka panda kesayangannya.

"Hn!?"

"Athy boleh tidul disini? Athy takut tidul sendili."

"Gak bareng papa mama!?"

"Kamalnya dikunci. Telus ada suala-suala aneh dali dalam kamal, Athy takut."

Claude mendengus, "Dasar duo bucin. Pasti lagi bikin bayi." gumamnya sambil misuh-misuh sendiri.

"Kenapa, ongkel!?"

"Daijoubu. Tidur duluan saja, sebentar lagi selesai." Ujar Claude memperlihatkan berkas perusahaan yang sempat terbengkalai.

Athy mengangguk lalu menaiki ranjang Claude dan memejamkan mata. Tapi beberapa menit bolak-balik di tempat tidur malah membuatnya terjaga.

"Ongkel..."

"Hm!?"

"Onty Hinata cantik, ya!?"

Ah, pasti si kecil tahu Hinata saat berkunjung ke sekolah waktu itu. "Hmm.."

Tiba-tiba Athy menyeletuk. "Onty sama ongkel milip papa sama mama, tapi beda di lambut aja."

Athanascius menghitamkan rambutnya sejak dinaturalisasi. Biar kelihatan lebih 'Jepang', katanya. Berbeda dengan Diana yang masih mempertahankan warna rambut aslinya.

Membayangkan dirinya dan Hinata di masa depan dengan balita kembar yang mirip dengan mereka berdua entah kenapa membuat pria itu senang dan bersemangat untuk membereskan semua pekerjaannya sebagai salah satu pemimpin perusahaan yang sempat terbengkalai.

Pria itu mendekati Athy sambil menyeret kursinya mendekati ranjang.

"Athy."

"Hm!?"

"Besok mau ke taman bermain!?"

"Mau!"

"Tapi ajak onty Hinata"

Senyum Athy semakin lebar, tapi kemudian ia merengut. "Onty kan belum kenal aku."

"Bilang aja nyasar, terus kita ajak jalan bareng."

Mata Athy berbinar-binar. "Ooh. Apakah ini yang namanya konspilasi!?"

"Darimana kau dengar kata itu, hm!?"

"Dali papa."

Claude ingin berdecak heran, tapi keponakan satu-satunya ini memang peniru ulung dan juga cerdas. Meski cara bicaranya masih cadel. "Konspirasi itu bekerja sama dalam kejahatan."

"Ooh, jadi kalau keljasama dalam kebaikan altinya... konsitipasi, ya ongkel!?" Celetuknya menyimpulkan sendiri.

Haah... Susah memang berdebat dengan bocil. "Cepat tidur, biar besok bisa jalan-jalan bareng onty."

"Wah, pasti asyik!" Athy melompat-lompat kegirangan memeluk si panda di kasur Claude, lalu langsung rebahan dan tertidur beberapa menit kemudian setelah Claude memutar lagu pengantar tidur.
___

Dan disinilah Hinata sekarang. Tanpa sempat berganti pakaian dan hanya menguncir rambut seadanya, ia diseret Athy masuk ke mobil dan duduk bersebelahan dengan seseorang yang ingin dihindarinya.

Hanya Athy yang asyik mengobrol dengan bonekanya, sedangkan mereka berdua hanya diam.

"PR-mu sudah kau kerjakan, miss Hyuuga!?"

"Su.sudah, sensei."

"Hmm.."

Dan hening kembali.

Beruntung di saat lampu lalu lintas berubah merah, Athy pindah ke pangkuan Hinata dan mengajak gadis itu ngobrol.

Surat CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang