Tiga

1.1K 218 51
                                    

Refleks, Sasuke mendorong jidat hybrid itu dengan ponselnya sambil menahan napas. Sementara bola mata hijau itu kembali menatap dengan polos, Sasuke berusaha melarikan pandangannya—kemanapun!

"Menjauh Hybrid," desis Sasuke.

Emerald itu berkedip.

"Jangan menjilat wajahku oke?" tanya Sasuke sambil menatap hybrid itu, "Cherry... Ah, tidak. Sakura..." kata Sasuke sambil menatap sekitar, "Menjauh sebentar, aku perlu mencari sesuatu untuk menutup tubuhmu itu."

"Sakura?" bisik hybrid itu dengan suara yang sialannya begitu lembut.

Sasuke memijat pangkal hidungnya dan memejamkan mata, "Ya. Namamu Sakura, mengerti?"

Sakura mengangguk antusias dan berteriak, "Iya!" Lalu mengangkat kedua tangannya ke atas dan berdiri kemudian menubruk tubuh Sasuke sampai Sasuke jatuh kembali ke atas kasur dengan wajah yang tertindih bongkahan kenyal.

Sasuke mengumpat, "Sialan!"

...

"Dia berubah menjadi manusia!"

"Wah, selamat."

"Hah?! Selamat?" Sasuke menjauhkan ponselnya dan menatap pada nama Naruto yang tertera di sana sambil menekuk alisnya kesal, "Apa kau gila?"

"Lalu aku harus bilang apa?"

"Hybridnya seorang wanita!"

"Oh. Ya... Dia betina. Kau kan tahu itu."

"Wanita dewasa Naruto!"

Naruto tertawa di ujung telepon. Suara tawa melengking yang membuat mata Sasuke berkedut.

"Ketawa sekali lagi. Kuhancurkan ruangan kerjamu," ancam Sasuke.

"Ah, sorry. Bagaimanapun hybrid memang menjadi sosok dewasa ketika berubah Sasuke."

"Bukan bayi?"

"Bukan. Aku juga tidak tahu. Tapi yang kutahu pasti, mereka sepolos anak bayi namun dalam tubuh dewasa."

Sasuke menahan napasnya. Mengingat dengan betul bagaimana Sakura berteriak senang di atas tubuhnya sampai wajahnya tertutup dada wanita itu.

"Ambil kembali Sakura cepat. Aku tidak mau mengurusnya."

"Oh, namanya Sakura? Wah. Kau lumayan perhatian juga ya."

Sasuke menahan mulutnya dari sumpah serapah yang sudah ada di kerongkongan.

"Tapi aku benar-benar minta maaf. Aku sudah bilang tidak bisa mengurusnya dalam tiga hari. Setelah itu aku berjanji akan mengambilnya kembali."

"Lalu aku harus hidup dengan wanita itu?"

"Tiga hari Sasuke. Hanya tiga hari."

"Kau tahu kau teman paling brengsek yang aku kenal?"

Naruto tertawa lagi.

"Tiga hari atau aku lempar dia ke jalanan."

"Baiklah..."

Sasuke menutup panggilan dan menghela napas pelan. Belum juga membereskan kekacauan di ruang tengah. Matanya melirik pada pintu kamarnya, ada seorang gadis di dalam sana dengan tubuh telanjang.

Ya... Sasuke sudah memberikannya kaos miliknya dan celana pendek, untuk sementara.

"Baiklah, mari kita lihat apa yang sedang dia lakukan."

...

Rasa-rasanya seluruh kekuatan Sasuke untuk berdiri telah lenyap. Dia meringis sambil menggenggam erat pada gagang pintu, ingin marah, tapi juga ingin tertawa.

Hybrid [Short story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang