Lima

695 144 31
                                    

"Hei, kau sudah bangun, Sasuke?"

Sasuke tersentak. Dia bergerak mundur dan hampir saja menabrak lemari. Pria itu menarik napas, mengedipkan matanya berkali-kali dan telinganya mendengar suara tawa renyah dari sosok wanita cantik di depannya.

Cantik?

Tentu. Sakura berada dalam balutan kemeja miliknya dan paha jenjangnya sukses membuat Sasuke menelan salivanya dengan susah payah.

"Kupikir kau akan mati lebih lama," kata Sakura pada akhirnya.

Sasuke mengerutkan alis, tersadar dari lamunannya, dia menatap Sakura, "Mati?"

Wanita itu mengangguk dengan polos. Dia melepas ikat rambutnya dan menatap kesal lalu melemparnya ke tong sampah.

Sasuke kehilangan kata-katanya.

"Izumi bilang kau sedang mati lalu kata Itachi jika kau tidak bangun sampai jarum yang panjang itu berada di angka paling atas." Sakura menatap pada jam dinding dan kembali menatap Sasuke sambil mengacungkan pisau, "Aku harus melempar ini padamu."

Itachi sialan!

Sakura tertawa, "Aku belajar masak, Izumi memberiku kotak itu dan aku membuat ini semua. Kau harus memakannya."

Sasuke mengerutkan alisnya, dia menatap pada kotak yang Sakura maksud. Ponselnya! Bagaimana Izumi bisa mengetahui sandi ponselnya? Lalu matanya beralih pada meja makan yang penuh dengan hidangan yang terlihat menggiurkan.

"Kau... Masak semua... Ini?"

Sakura mengangguk antusias.

"Sebentar," kata Sasuke pelan. Dia berdehem beberapa kali, kerongkongannya kering dan Sasuke terlebih dulu meraih segelas air di meja lalu duduk. Menatap makanan, menatap Sakura, menatap makanan, menatap Sakura—terus berulang kali, "Kau, tidak. Apa yang Izumi lakukan padamu sampai kau tiba-tiba menjadi manusia normal seperti ini?"

"Normal?"

"Ya," sahut Sasuke cepat, "Sebelumnya kau berlari, bergelayut padaku dan telanjang."

Sakura mengangguk.

"Kenapa mengangguk!"

Kaget, Sakura bergerak mundur. Tatapannya waspada dan mendapati Sasuke yang menarik napas, bahunya ikut merosot.

"Maaf, aku kelepasan. Maksudku, kau belajar dengan Izumi selama waktu aku tidak sadar dan kau berhasil pada tahap ini?"

"Memang seharusnya tidak?"

"Melihat yang terjadi sebelumnya, untuk kasus kau. Mungkin tidak?"

"Berarti manusia saja yang bodoh," kata Sakura polos.

Sasuke mendengus.

"Apa kau juga bodoh?"

"Aku pintar tau," kesal Sasuke.

Sakura memanyunkan bibirnya, "Kata Itachi kau manusia paling bodoh."

"Jangan dengarkan bualan pria hidung belang itu."

"Hidungnya belang?"

"Tidak."

"Kau bilang barusan hidungnya belang."

"Bukan itu maksudku."

"Aku akan mengeceknya jika dia kemari lagi."

"Sakura, dengar," bisik Sasuke pelan. Dia menarik napas—yang entah terasa lebih berat dari pada yang sebelumnya, "Hidung belang, hanya kiasan, sebuah perumpamaan dan memiliki arti."

Sakura menatapnya antusias dan Sasuke mengangkat kedua alisnya pasrah juga menarik napas lebih kuat.

"Itu saja." Sasuke mengakhiri, tidak ingin membicarakan apapun lagi. Total. Dia hanya lapar, "Kau pintar memasak ya?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hybrid [Short story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang