Sakura mengerjapkan matanya berulang kali, tubuhnya remuk dan lehernya perih. Ia berusaha mengingat kejadian beberapa saat lalu, setelah dirinya ingat ia menghela nafas kasar.
Tsunade masuk ke kamarnya dan menghampiri dengan cepat saat Putrinya telah sadar.
“Sayang, ada yang sakit?” Tsunade menatap Sakura dengan raut khawatir.
“Ugh, tidak—uhm, tapi tubuhku remuk.”
Tsunade menunduk menyesal, “Maafkan Ibu, Sakura.”
Sakura menatap Ibunya bingung. “Bu, kenapa?” Sakura menggenggam tangan wanita yang telah melahirkannya itu.
“Harusnya kau tidak mengalami kejadian ini dan soal naga air itu.”
“Ah.. tidak apa, Bu. Aku yakin Ibu ingin memberitahuku namun belum waktunya.”
Tsunade menatap emerald milik anak semata wayangnya itu. “Sakura, kau harus bisa mengendalikan naga air itu. Itu adalah kekuatanmu, kekuatan turun-temurun. Disini, adalah titik kekuatanmu.” Tsunade menunjuk kening anaknya.
“Jadi, tanda yang aku miliki adalah kekuatanku? Lalu punya Ibu pun sama?”
Tsunade mengangguk, “Ibu akan mengajarkanmu cara mengendalikan dia.”
Sakura mengangguk, “Baik, Ibu. Omong-omong, dimana ayah?”
“Ayah disini.”
Dan bersedekap dibalik pintu, membuat kedua perempuan didalam ruangan itu menoleh bersamaan.
“Sejak kapan?” Sakura bertanya.
“Sejak sepasang Ibu dan anak saling berbicara.”
“Kemarilah, Ayah.” Dan tersenyum dan menghampiri anaknya itu.
Sakura memeluk keduanya, “Ibu, Ayah. Maafkan aku, maaf karena selalu membangkang.”
Dan mengelus surai anaknya lembut, “Ya, Ayah maafkan. Maaf karena selalu melarangmu, Putriku.”
Sakura tersenyum.
“Oh, lihatlah Putri kita sayang. Sakura telah besar, padahal baru kemarin Sakura belajar berenang menggunakan ekor kini ia bahkan sudah bisa mengeluarkan naga air.” Tsunade berkata dramatis.
Dan tertawa, “Kau benar, Ratuku. Putri kita telah besar. Ayah jadi penasaran, apakah Putri kita telah menyukai seseorang?” tanya Dan menggoda.
Sakura terdiam namun pikirannya mengelana pada Kapten bajak laut menyebalkan itu, Sakura menggeleng jangan sampai ia menaruh hati pada manusia tak punya hati.
“Rajaku, apa manusia itu sudah pergi semua?” tanya Tsunade yang membuyarkan lamunan Sakura.
Dan menggeleng, “Mereka akan singgah semalam lalu kembali esok hari, bukalah portal ke laut tempat manusia berlayar.”
“Baik, Rajaku.”
“Uhm, Ayah.. Ibu, aku ingin istirahat.”
Dan tersenyum, “Baiklah Putri Ayah, selamat tidur.”
“Selamat tidur, Putri kecilku.” Tsunade mengecup pelipis Sakura.
“Selamat tidur Ayah, Ibu.”
Tsunade dan Dan pun keluar dari kamar Sakura setelah melihat anak semata wayangnya menutup mata, namun yang dikira mereka Sakura akan tidur nyatanya tidak. Sakura masih terjaga, pikirannya berkelana. Ia tengah bimbang.
“Apa aku harus kesana?”
“Ugh, tapi untuk apa?”
“Tapi aku ingin.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Mermaid [SasuSaku]
FanficPernah terdengar mitos mengenai kehidupan di laut salah satunya adalah Mermaid, Siren, dan sejenisnya. Tapi, bagaimana jika mitos tersebut adalah benar? Senju Sakura, kegiatan rutinnya harus terganggu karena sebuah kapal besar yang tengah singgah da...