prolog

870 76 8
                                    

semasa taman kanak-kanak dulu, seorang guru pasti pernah bertanya setidaknya satu kali—tentang cita-cita mereka kepada para anak-anak murid yang masih berusia empat sampai lima tahun.

kala masih mengingat dengan baik ketika ia harus memperkenalkan diri di depan kelas. dia salah satu anak murid yang sudah lancar berbicara dan bisa melafalkan huruf r dengan jelas. kala harus memperkenalkan diri dengan nama, usia, dan cita-citanya.

"halo teman-teman. nama aku sangkala adhitama, biasa dipanggil kala. usia aku lima tahun. cita cita aku mau jadi anak bungsu selamanya."

semua teman-temannya bertepuk tangan.

frasa anak bungsu. tidak semua anak seusia kala mengetahui itu. tapi kala yang percaya diri tampak begitu keren di mata mereka.

tiga laki-laki remaja yang mengintip kala dari luar pun tersenyum bangga. kala yang pintar bicara tampak begitu menggemaskan di mata mereka.

"kala kenapa mau jadi anak bungsu?" tanya ibu gurunya pada saat itu.

kala tersenyum lebar, kemudian berkata dengan tegas, "kala mau jadi satu-satunya yang abang-abang kala sayang. kalau kala punya adek, nanti kala nggak disayang lagi. jadi kala mau jadi anak bungsu terus."

semua anak kembali bertepuk tangan. kala tersenyum bangga dan mengalihkan pandangannya pada tiga sosok kakak laki-laki kesayangan kala yang menunggunya di luar ruangan kelas. mereka tersenyum dan juga bertepuk tangan untuk kala.

setelah kala, anak-anak yang lain pun maju. memperkenalkan diri dan mengatakan cita-cita mereka.

"aku mau jadi dokter."

"cita-cita aku jadi polici. aku mau membahmi kejaatan! hoho!"

"aku mau jadi kayak ibu gulu. mau main telus sama teman teman."

sama seperti kala, anak-anak lainnya tentu saja menjawab dengan kepolosan dan kemurnian hati mereka. cita-cita yang sebenarnya bisa saja bertahan atau perlahan memudar dan berganti ketika beranjak dewasa.

tidak ada yang bisa menebak sampai sejauh mana cita-cita seorang anak lima tahun akan bertahan.



sebelum lanjut ayo kenalan sama keluarga adithama

ginandra adhitama, 22

si sulung yang dapet julukan paling posesif dari kala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

si sulung yang dapet julukan paling posesif dari kala. ada saja aturan tak tertulis ginandra yang harus kala patuhi. nggak segan-segan main fisik kalau ada yang berani nakalin sangkala.

"adek masih kecil, belom boleh pacar-pacaran."

"itu celananya kenapa pendek banget? ganti dulu baru boleh pergi."

"lain kali kalau pulang telat itu bilang, jangan diem aja. gunanya bawa hp tuh buat apa, sangkala?"

arjuna adhitama, 22

kakak tertua kedua, kembaran ginandra yang sifatnya berbanding terbalik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

kakak tertua kedua, kembaran ginandra yang sifatnya berbanding terbalik. jauh lebih santai, jarang marah, tapi pas marah malah paling serem. sama ginandra, mungkin kala masih bisa ngomong. tapi kalau sama arjuna, kala mendadak diam tak berkutik.

"siapa yang bolehin kamu jalan sama dia? besok biar aa yang jemput."

"kamu kok pulang sendiri? kak nares tuh beneran jagain kamu apa sibuk pacaran?"

"kalau ditanya tuh jawab, jangan diem aja."

naresma adhitama, 19

kakak termuda yang sering jadi temen curhat kala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

kakak termuda yang sering jadi temen curhat kala. definisi malaikat dari gaya bicara sampai sikap manisnya dan hampir nggak pernah marah, kalaupun marah dibujuknya gampang. sayang, pas udah bucin, kala suka terlupakan.

"sini, kakak dengerin. kala mau cerita apa hari ini?"

"adek, jogging yuk nanti sarapan bubur ayam."

"eh bentar, pacar kakak nelpon. kamu lanjut sendiri dulu ngerjain soalnya ya."

sangkala adhitama, 17

si bungsu yang menyesal menjadi si bungsu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

si bungsu yang menyesal menjadi si bungsu. kadang ingin lepas dari jerat kasih sayang ketiga kakaknya tapi kala masih sangat menyayangi mereka, walau gengsi buat mengakui.

"abang, kala janji pulangnya sebelum jam delapan. lagian kala pergi sama jihan doang kok nggak ada yang lain, boleh ya? please."

"a ajun, maafin kala."

"gila! kak nares katanya sebentar, ini udah dua jam telponan apa nggak panas tuh kuping."

☁️ ADHITAMA ☁️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang